Gerindra Balas Pantun Hasto PDIP: Prabowo Mempesona, Difitnah Senyumin Saja
Partai Gerindra menilai pantun-pantun politik tidak perlu ditanggapi serius.
Partai Gerindra menilai pantun-pantun politik tidak perlu ditanggapi serius.
Gerindra Balas Pantun Hasto PDIP: Prabowo Mempesona, Difitnah Senyumin Saja
Partai Gerindra membalas pantun Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyindir penurunan baliho Ganjar-Mahfud di Gianyar, Bali. Pantun Hasto juga menyinggung Prabowo Subianto yang punya jurus menggoda pindahkan dukungan satu keluarga.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman termasuk senang dengan cara Hasto yang memainkan politik elegan dan santai. Menurut Habiburokhman, politik memang tak perlu dibawa tegang.
"Kami senang dengan pantun pak Hasto, ini termasuk salah satu gaya politik yang elegan dan santai," kata Habiburokhman lewat pesan tertulis, Minggu (5/11).
Habiburokhman balas pantun Prabowo
'Pergi ke Solo lewat darat'
'Ketemu Mas Gibran lagi makan tomat'
'Pak Hasto yang terhormat, kami doakan senantiasa sehat'
Pantun kedua
'Kembali ke Jakarta naik delman'
'Kudanya putih dari Matraman'
'Walau sekarang beda pilihan, PDIP tetaplah teman'
Pantun ketiga
'Om Prabowo memang mempesona'
'Kalau difitnah senyumin aja'
'Berbalas pantun hal yang biasa'
'Yang penting Pemilu riang gembira'
Sementara itu, Ketua DPP Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad meminta pantun-pantun politik tak perlu dibawa serius. Menurut Daco, Pemilu 2024 mesti dirayakan dengan gembira.
"Pokoknya yang penting tujuannya sama sama buat Indonesia maju kedepannya, ya itu sama kok Pak Hasto dengan saya tuh sama tujuannya, sudah jangan di adu adu oleh media ya," kata Dasco.
Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan, tiga pantun saat menerima dukungan dari Forum Alumni Angkatan Muda Muhammadiyah Bali, di Renon, Denpasar, Sabtu (4/11).
Pantun itu menyinggung soal sikap pemerintah yang mencopot baliho bacapres dan bacawapres Ganjar-Mahfud MD, pihak yang melukai kasih Ibu Pertiwi, hingga menyinggung Prabowo Subianto.
"Kami berempat, PDIP, PPP, Perindo dan Hanura bersama relawan menyadari bahwa Pak Ganjar dan Prof Mahfud MD memenuhi kriteria-kriteria sebagai seorang pemimpin yang baik, yang berkarakter, yang punya pengalaman lengkap, yang mulai keberhasilan dari keluarga, yang punya visi masa depan, yang jujur, yang berani ambil risiko ketika berhadapan dengan hal-hal yang pahit terhadap bangsa dan negara," kata Hasto.
Pantun pertama, Pulau Bali Pulau Dewata. Masyarakatnya ramah terbuka pada siapa saja. Namun ada yang tega merusak suasana. Melepas baliho dan bendera sebagai cermin ketidakadilan nyata.
Pantun kedua, Bali bumi spiritual terkenal di dunia. Masyarakatnya relijius dengan kultur khas Indonesia. Di sini berlaku hukum karmapala.
Pantun terakhir, Pak Prabowo punya jurus menggoda. Bujuk rayunya pindahkan dukungan satu keluarga.