ICMI nilai Jimly, Din Syamsuddin, Mahfud MD layak dampingi Jokowi di 2019
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bidang Politik Dalam Negeri Priyo Budi Santoso mengusulkan sejumlah sosok yang layak dipertimbangkan untuk mendampingi Joko Widodo dalam Pilpres 2019. Dia menilai sosok non partai politik merupakan kriteria yang tepat untuk mendampingi Jokowi.
"Ada nama lain yang bisa, untuk (kalangan) ekonomi dan juga Islam yang patut dipertimbangkan ada Jimly Asshiddiqie, Din Syamsuddin dan Mahfud MD dari jalur luar partai, tetapi punya kelebihan sisi keislaman," kata Priyo Budi Santoso di Jakarta seperti dilansir Antara, Rabu (8/3).
Dia menyayangkan apabila tokoh berkualitas yang tidak tergabung dalam partai politik kemudian tak dipilih oleh Jokowi. Dia mencontohkan, padahal Din Syamsuddin termasuk sosok yang dekat dengan Presiden Jokowi.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang ikut kampanye Prabowo? Pasangan capres-cawapres nomor 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka hari ini Sabtu 9 Desember 2023 berkampanye di sejumlah daerah.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
Meski begitu, ia berpendapat tokoh-tokoh dari partai yang akan diusulkan masing-masing partai pendukung juga figur yang layak.
Tokoh yang mendampingi Presiden Jokowi, menurut dia, sebaiknya memiliki kriteria dapat meningkatkan elektabilitas, meskipun berdasarkan sejumlah survei menunjukkan elektabilitas Presiden Jokowi tinggi.
Ia memperkirakan terdapat tiga skenario dalam Pilpres 2019, yakni dua kubu mengulang Pilpres 2014 antara Jokowi dan Prabowo sebagai risiko demokrasi.
Selanjutnya kemungkinan muncul poros ketiga yang dimotori oleh Partai Demokrat, PKB dan PAN. Terakhir, skenario calon tunggal Jokowi berpasangan dengan Prabowo Subianto.
"Menambah elektabilitas penting, orang perkasa yang posisinya menguntungkan, jika salah pilih pasangan akan menyulitkan, kalau ada cawapres bisa selesaikan masalah ini, bisa jadi peluang besar," ucap Priyo.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
MKMK itu dibentuk menindaklanjuti dugaan pelanggaran etik putusan batas usia capres cawapres.
Baca SelengkapnyaYusril mengatakan Cawapres Prabowo sebenarnya sudah mengerucut tiga nama.
Baca SelengkapnyaPDIP meyakini Jokowi tidak memberi perintah kepada menterinya untuk bermanuver membentuk poros koalisi baru.
Baca SelengkapnyaNama Budiman muncul setelah menemui Prabowo di kediaman Kartanegara IV, Jakarta Selatan, Selasa (18/7).
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf Beri Usulan Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Didominasi Profesional atau Politisi?
Baca SelengkapnyaNama Yusril salah satu yang diusulkan menjadi Cawapres Prabowo.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diberi kesempatan untuk memilih kandidat yang tidak diusung dari partai politik.
Baca SelengkapnyaDalam beberapa kesempatan, Jokowi menegaskan mendukung semua calon presiden.
Baca SelengkapnyaSejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju diketahui masuk daftar tim sukses capres dan cawapres pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden terpilih Prabowo Subianto melakukan interview kepada 59 nama, untuk ditempatkan sebagai wakil menteri (wamen) dan kepala badan dalam kabinet
Baca SelengkapnyaSahroni disebut sebagai kader paling digandrungi warga ibu kota.
Baca Selengkapnyaegawati menilai Mahfud merupakan sosok yang banyak pengalaman.
Baca Selengkapnya