Ikrar Nusa Bhakti soal Mahfud Mundur dari Kabinet Jokowi: Tepat dan Terpuji, Patut Dicontoh Capres-Cawapres Lain
Menurut Ikrar, sikap Mahfud MD merupakan suatu contoh yang sangat baik.
Ikrar menyebut, langkah Mahfud patut diikuti oleh kandidat lain yang juga menjabat sebagai menteri namun ikut kontestasi Pilpres 2024.
Ikrar Nusa Bhakti soal Mahfud Mundur dari Kabinet Jokowi: Tepat dan Terpuji, Patut Dicontoh Capres-Cawapres Lain
Guru Besar Ilmu Politik, Ikrar Nusa Bhakti menilai, langkah cawapres nomor urut 3 Mahfud MD mundur dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) sangat tepat.
Dia menyebut, langkah tersebut patut diikuti oleh kandidat lain yang juga menjabat sebagai menteri namun ikut kontestasi Pilpres 2024.
"Tindakan yang tepat dan terpuji dan perlu dicontoh oleh capres atau cawapres lain. Ini untuk menghindari konflik kepentingan dan menjaga netralitas dalam pemilu," kata Ikrar, saat dihubungi merdeka.com, Kamis (1/2).
Ikrar menyampaikan, Mahfud adalah orang kedua yang melakukan ini setelah Hatta Rajasa pada Pilpres 2014. Menurut Ikrar, ini merupakan suatu contoh yang sangat baik.
"Beliau tidak ingin jabatan beliau sebagai Menko Polhukam itu akan mempengaruhi persepsi masyarakat baik mengenai dirinya ataupun penggunaan fasilitas negara untuk kampanye-kampanye politik beliau," ujar Ikrar.
Meskipun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan para menteri dan para wali kota yang sedang jadi capres atau cawapres tidak perlu cuti.
Namun, langkah Mahfud menunjukkan agar para peserta pilpres dapat terhindar dari konflik kepentingan.
Selain itu, Ikrar menilai, hal tersebut penting agar terbebas dari abuse of power.
Serta, penggunaan kekuasaan untuk kepentingan kampanye.
"Sekali lagi, saya menghormati tindakan Pak Mahfud dan buat saya ini adalah suatu tindakan yang patut dicontoh oleh mereka-mereka yang juga menjadi calon presiden dan calon wakil presiden," imbuh Ikrar.
Mahfud MD menyiapkan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi dari jabatan Menko Polhukam. Mahfud mengatakan bakal pamit baik-baik kepada Presiden yang telah memberinya amanah tersebut.
"Saya akan pamit baik-baik dan saya akan sampaikan surat ini begitu saya diterima dijadwalkan diterima oleh presiden. Presiden ada di luar Jakarta sampai Kamis, saya juga baru akan pulang ke Jakarta Kamis," kata Mahfud di Lampung Tengah, Rabu (31/1).
Mahfud mengungkapkan, dirinya bangga dipercaya Jokowi mengisi jabatan Menko Polhukam.
Dia juga merasa telah bekerja dengan baik selama 4,5 tahun terakhir menjadi pembantu presiden.
"Saya dipercaya oleh beliau dengan sungguh-sungguh dan percaya juga kepada beliau bahwa beliau menugaskan saya sehingga bekerja dengan hati-hati dan insya Allah baik selama 4,5 tahun terakhir ini. Insya Allah baik," tegas Mahfud.
Mantan Ketua MK itu berharap bisa secepatnya bertemu Jokowi untuk menyerahkan surat pengunduran diri. Dia menyebut, Jokowi selesai melakukan kunjungan kerja pada Kamis (1/2), begitu pula dengan Mahfud.
"Mudah-mudahan secepat kami tiba di Jakarta, secepat pula kami bisa bertemu dan kenapa kami sekali lagi harus atau bersikap tidak boleh tinggal gelanggang corong lain yaitu tadi karena etika," ujar dia.
Mahfud menyatakan alasan tidak begitu saja mundur karena persoalan etika.
Dia mengaku harus pamit dengan presiden sebagai bentuk etika bernegara.
"Kenapa kami sekali lagi harus atau bersikap tidak boleh tinggal gelanggang corong lain yaitu tadi karena etika. Etika itu adalah ekspresi dari orang. Etika itu adalah ekspresi dari kejujuran. Etika itu ekspresi dari penghayatan keagamaan dan kesantunan budaya," tutup Mahfud.