Jika jadi presiden, Rhoma janji tak intervensi urusan agama
Merdeka.com - Raja Dangdut Rhoma Irama sepertinya semakin ngebet untuk bisa maju sebagai capres pada 2014. Rhoma berjanji jika kelak dirinya terpilih menjadi presiden akan membuat memisahkan kewenangan pemerintah dan ulama.
"Indonesia bukan negara agama, bukan juga negara sekuler. Kita mengakui Ketuhanan yang maha esa. Ada enam agama yang sudah diakui negara. Dalam terminologi Islam ada dua yang penting dalam bernegara, pemerintah dan ulama," kata Rhoma dalam Seminar Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang di Universitas Indonesia (UI), Salemba, Jakarta, Jumat (20/12).
Menurutnya, saat ini peran ulama dan pemerintah masih rancu dan belum ada garis tegas dalam penanganan konflik lintas agama. Dia berjanji akan mempertegas jika dia terpilih sebagai presiden.
-
Kenapa Rhoma Irama menolak disebut penyanyi dangdut? Namun sebenarnya Rhoma enggan musiknya disebut sebagai musik dangdut, ia lebih setuju musiknya dikenal sebagai irama Melayu.
-
Siapa yang membuat pernyataan tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
-
Apa yang membuat Rhoma Irama terkenal? Kepopuleran Rhoma membuat dirinya mendapat predikat sebagai Raja Dangdut.
-
Apa yang dilakukan Rhoma Irama setelah nyoblos? Usai nyoblos, Rhoma Irama dan Ricca Rachim menunjukkan jarinya yang berlumur tinta ungu.
-
Kenapa Rhoma Irama fokus pada musik? Daripada terlibat dalam politik, Rhoma Irama kini lebih memfokuskan pada jalur musik dangdut yang telah membesarkan namanya.
-
Kapan Rhoma Irama menandatangani berkas? Rhoma Irama dan Ricca Rachim dipanggil untuk menandatangani berkas sebelum memasuki bilik suara.
"Kalau saya jadi presiden, harus jelas mana domain pemerintah dan ulama. Jangan ada interpretasi di antara mereka," papar Rhoma.
Dia mencontohkan bagaimana jika ada aliran kepercayaan yang dianggap sesat dalam Islam. Solusinya menurutnya dikembalikan kepada ulama Islam, apakah itu dianggap sesat atau tidak.
"Setiap agama memiliki ajaran sesat, jika ada yang dianggap sesat kita kembalikan ke ulama agamanya. Pemerintah hanya mengeksekusi saja. Itu domain ulama, pemerintah hanya dengar itu dan pemerintah hanya mengeksekusi arahan ulama. Kepercayaan disebut sesat karena meresahkan ajaran agama induknya," tutur Rhoma.
Rhoma menyebut pemerintah saat ini gamang dalam menyelesaikan konflik agama. "Pemerintah gamang dan tidak bisa memberikan solusi akan konflik yang ada. Kalau saya kelak, akan ke depankan agama, jangan intervensi agama. Itu tidak bisa diintervensi," terang Rhoma.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung menegaskan tidak akan disetir oleh kelompok manapun
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto menyatakan sikap politik Indonesia tetap nonblok jika ia terpilih menjadi RI.
Baca SelengkapnyaGagasan itu dikatakan Surya Paloh perlu dihormati.
Baca SelengkapnyaGanjar berharap melalui jaminan dan kehadiran pemerintah, masyarakat Indonesia bisa selalu rukun, damai.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono menanggapi informasi yang beredar dirinya mendukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaMenag mengingatkan, bangsa Indonesia dibangun oleh berbagai macam ras, suku, budaya, hingga agama.
Baca SelengkapnyaMegawati membebaskan Khofifah untuk menentukan pilhannya di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi gregetan disebut dengan julukan Lurah oleh banyak politisi.
Baca SelengkapnyaHendropriyono menyatakan tidak ingin ikut campur dalam masalah pencapresan siapapun, baik Ganjar atau Prabowo.
Baca SelengkapnyaTerlebih, kata Ganjar, semua pihak juga ikut netral dalam menghadapi pemilu serentak 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, Pilkada diserahkan pada junior di partai, ia menyatakan tak ada masalah siapapun terpilih di Pilkada.
Baca SelengkapnyaAgama harus mejadi perekat, maka tempat ibadah bukan menjadi tempat pemecah belah.
Baca Selengkapnya