JK: Kalau Ada Satu Kontestan Tidak Berjanji Demokratis akan Merusak Bangsa ke Depan
JK berharap agar Ganjar jika terpilih menjadi presiden di 2024 mendatang harus mengikuti jejak Megawati sebagai pemimpin yang demokratis.
JK berharap agar Ganjar jika terpilih menjadi presiden di 2024 mendatang harus mengikuti jejak Megawati sebagai pemimpin yang demokratis.
JK: Kalau Ada Satu Kontestan Tidak Berjanji Demokratis akan Merusak Bangsa ke Depan
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK) mengingatkan agar seluruh kontestasi di Pilpres 2024 untuk berjanji tetap demokratis.
Hal itu disampaikan JK saat menjawab pertanyaan awak media soal pertemuan dengan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo terkait pernyataannya Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebagai pemimpin yang demokratis.
"Tentu itu bagian dari pada situ (demokratis) bahwa saya sangat menghargai Ibu Mega sebagai seorang yang pemimpin atau ibu yang baik dan sangat demokratis. Itu saya alami, saya tahu betul, bukan dari luar," kata JK saat konferensi pers usai bertemu dengan Ganjar di kediamannya Jalan Brawijaya nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (19/11).
JK berharap agar Ganjar jika terpilih menjadi presiden di 2024 mendatang harus mengikuti jejak Megawati sebagai pemimpin yang demokratis.
Namun, tak hanya kepada Ganjar, JK juga meminta agar seluruh pasangan calon di Pilpres 2024 agar mengedepankan demokratis. Sebab, JK menilai, jika tidak demokratis maka bangsa Indonesia ke depan akan rusak.
"Jadi ya karena itu lah saya mengharapkan juga tentu Pak Ganjar ini juga seperti begitu, tentunya. Kita berjanji seperti itu, jadi kalau ada satu kontestan tidak berjanji seperti demokratis, maka pasti akan merusak bangsa ke depannya," imbuh JK.
Sebelumnya, Jusuf Kalla berpandangan bahwa Megawati Sukarnoputri adalah presiden yang paling demokratis sepanjang sejarah Indonesia.
Menurut Jusuf Kalla, Megawati tidak menggunakan kekuasaannya untuk memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004.
"Ibu Mega sebenarnya di antara semuannya yang paling demokratis. Karena pada saat dia berkuasa, dia tak memakai kekuasaan untuk berkuasa tahun 2004," kata JK dalam acara Habibie Democracy Forum di Jakarta, Rabu (15/11).