Koalisi PDIP-Gerindra dan Persahabatan Keluarga Teuku Umar
Merdeka.com - PDIP sedang gencar mencari mitra koalisi di Pilpres 2024. Sejumlah partai politik dijajaki. Salah satu yang paling santer didekati adalah Partai Gerindra.
Ketua DPP PDI Perjuangan Utut Adianto mengatakan PDIP dan Gerindra punya sejarah panjang kerja sama di Pemilu. Sehingga, menurut dia, peluang partai di bawah pimpinan Megawati Soekarnoputri kembali berkoalisi besar. Bahkan, Gerindra sudah dianggap keluarga oleh PDI Perjuangan.
"Kalau PDI Perjuangan dengan Gerindra sejarahnya panjang, Pak Prabowo sahabatnya, keluarga Teuku Umar," kata Utut kepada wartawan, Kamis (16/3).
-
Siapa keponakan Prabowo Subianto? Perlu diketahui, Thomas Djiwandono alias Tommy merupakan keponakan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Siapa kakek Prabowo Subianto? Ia adalah cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) 46 dan anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
-
Kenapa Prabowo dan Megawati saling menghormati? Menurut Muzani baik Prabowo maupun Megawati saling menghormati.
-
Apa jabatan Sudaryono di Partai Gerindra? Perjalanan karier Mas Dar terus menanjak, dari Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra hingga akhirnya terpilih sebagai Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah.
-
Siapa istri dari Prabowo Subianto? Istri : Siti Hediati Hariyadi / Titiek Soeharto
Wacana koalisi PDIP-Gerindra itu muncul di tengah kencangnya isu duet Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo. Pada mulanya, beredar foto Jokowi bersama Prabowo dan Ganjar saat panen raya di Kebumen, Jawa Tengah.
Bahkan, dua tokoh nasional tersebut tak canggung bergandengan tangan di pematang sawah. Foto keakraban ketiga tokoh tersebut memantik banyak penafsiran. Di antaranya dukungan Presiden terhadap duet Prabowo-Ganjar.
Terkait wacana menduetkan Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, Utut mengaku PDI Perjuangan dan Gerindra tengah mencari titik temu.
©Liputan6.com/Helmi Fithriansyah"Nah itu yang masih harus dicari titik temu (duet Prabowo-Ganjar)," imbuhnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budi Djiwandono mengungkapkan, kerja sama dengan PDIP masih terbuka lebar. Saat ini, Gerindra telah bekerjasama dengan PDIP. Namun, Gerindra membuka diri dengan kedatangan teman baru.
"Tentu kalau kita misalnya nanti ada kesepakatan kerja sama dengan teman-teman PDIP mungkin saja hal itu akan dibicarakan," kata Budi.
Romantisme Megawati dan Prabowo
Kerja sama PDIP dan Gerindra bakal berada di tangan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto. Melihat sejarah, hubungan Megawati dan Prabowo mengalami pasang surut. Ada kalanya, hubungan dua tokoh ini merenggang seiring dengan posisi politik masing-masing.
Meski alami pasang-surut, ternyata persahabatan Megawati dan Prabowo tak lekang oleh waktu. Hubungan keduanya makin dekat sejak Prabowo masuk Kabinet Indonesia Maju pada 2019 lalu.
Megawati menceritakan persahabatannya dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang telah dijalin sejak lama.
"Kenapa Pak Prabowo sampai orang bingung, kok saya bisa sobatan sama Prabowo Subianto? Memangnya kenapa? Karena kalau buat saya, itu Pancasila saya," ujar Megawati di Istana Negara Jakarta, Selasa (3/12).
Megawati meyakini bahwa musuh seharusnya dirangkul. Bahkan, dia mengaku yang menyelamatkan Prabowo saat berada di luar negeri.
Kala itu, Prabowo sedang bermasalah dengan status kewarganegaraan atau stateless. Megawati yang menjadi Presiden saat itu berang kepada Menteri Luar Negeri dan Panglima TNI karena Prabowo dibiarkan tak bernegara.
"Dulu saya ambil beliau keleleran (terlantar), saya marah sebagai presiden, siapa yang buang beliau stateless? Saya marah pada Menlu, saya marah pada Panglima. Apapun juga beliau manusia Indonesia, pulang beri dia itu tanggung jawab," ungkap Megawati.
©2013 Merdeka.com/dok
Cerita persahabatan antara Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto terus berlanjut. Kemesraan Mega-Prabowo ditunjukkan ketika Pemilu 2009.
Megawati dan Prabowo sepakat berjuang bersama pada Pilpres 2009. Kala itu PDIP dan Gerindra dari barisan oposisi berkoalisi. Kubu Mega-Prabowo berhadapan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono dan Jusuf Kalla (JK)-Wiranto. Pencoblosannya dilakukan pada 8 Juli 2009.
Hasilnya, SBY-Boediono mengantongi 73.874.562 suara (60,8 persen), Mega-Prabowo dapat 32.548.105 suara (26,79 persen), dan JK-Wiranto cuma 15.081.814 suara (12,41 persen). SBY-Boediono menang, sementara Mega-Prabowo dan JK-Wiranto kalah dalam 'perang jenderal' di Pilpres itu.
Meski kalah di kancah nasional, Megawati-Prabowo kembali berduet. Kali ini sebagai king maker di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Megawati dan Prabowo mengusung pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta. Pasangan Jokowi-Ahok mengalahkan pasangan petahana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang diusung Demokrat, PAN, Hanura, PKB, PBB, PKNU dan PMB).
Renggang Akibat Perjanjian Batu Tulis
Perjanjian Batu Tulis terjadi jelang Pilpres 2009. Kala itu, PDIP-Gerindra sepakat koalisi mengusung Megawati-Prabowo. Perjanjian berisi tentang komitmen Megawati untuk mendukung Prabowo Subianto maju di Pemilu 2014.
Gerindra pun mengungkit perjanjian dengan Megawati di Pemilu 2014. Meski ditagih Gerindra, Megawati tetap pada pilihannya mengusung Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla. Gerindra terus berjalan mengusung Prabowo dengan Hatta Rajasa. Pasangan Jokowi-JK menang mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta.
Panasnya hubungan Megawati dan Prabowo belum juga mereda hingga Pemilu 2019. Megawati kembali mengusung Jokowi untuk periode kedua. Sementara Gerindra tak patah arang mengusung Prabowo menjadi Capres.
Kali ini, Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan Jokowi-Ma'ruf Amin. Prabowo kembali kalah dari Jokowi untuk kedua kali.
Hubungan Megawati dan Prabowo mencair berkat politik nasi goreng. Kedua tokoh ini menjalin silaturahmi pada, Rabu (24/7/2019) lalu. Pertemuan tersebut berlangsung hangat di kediaman Mega di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
©2021 Foto: dok PDIP
Dalam pertemuan keduanya, Megawati secara khusus membuatkan makan siang untuk Prabowo. Salah satunya menyiapkan nasi goreng.
"Tadi Ibu Mega memenuhi janjinya, masak nasi goreng untuk kami. Saya sampai nambah. Padahal beliau ingatkan saya suruh dijaga (kondisi badan)," kata Prabowo usai pertemuan tersebut, Rabu (24/7/2019) lalu.
Prabowo mengaku sudah lama ingin bertemu dengan Megawati sebab dia merasa sangat dekat dengan keluarga istri mendiang Taufiq Kiemas itu.
"Saya sangat berterimakasih, sebenarnya sudah lama. Kedatangan saya sebagai suatu sowan kekeluargaan, saya merasa dekat dengan ibu dan keluarga," ujar Prabowo.
Kedekatan Megawati dan Prabowo pun terus berlanjut. Prabowo menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Presiden Jokowi. Masuknya Prabowo ke Kabinet itu dinilai jadi titik balik hubungannya dengan Megawati.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani mengakui PKS adalah sahabat lama dari Gerindra
Baca SelengkapnyaPernyataan tersebut pernah dilontarkan oleh politikus Demokrat Andi Arief pada 2018 silam.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto bicara mengenai peluang partainya bekerja sama dengan PKB di pilpres 2024
Baca SelengkapnyaHubungan PKS dan Gerindra mengalami pasang surut terutama setelah Prabowo merapat ke pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma'ruf Amin.
Baca SelengkapnyaAjakan tersebut disampaikan ketika bertemu dengan Prabowo saat Upacara 17 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaGerindra membuka lebar pintu bagi siapapun yang ingin mendukung Prabowo di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaOSO mengaku banyak membahas masalah kebangsaan ketika berdiskusi dengan Megawati dan PDIP.
Baca SelengkapnyaPara elite Partai Gerindra mendatangi kantor DPP Partai Demokrat pada Kamis siang ini (20/7).
Baca SelengkapnyaCalon Presiden yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpidato usai Golkar dan PAN menyatakan dukungan.
Baca SelengkapnyaDito pun menyinggung adanya komunikasi intems PKB dan PKS yang diajak bergabung dengan koalisi oleh Gerindra.
Baca SelengkapnyaSecara politik, partai yang dipimpin keduanya, yakni PDIP dan Gerindra menurut Said juga tidak pernah berbenturan baik secara politis maupun ideologis.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani sempat menyampaikan pantun yang justru untuk menggoda Demokrat.
Baca Selengkapnya