Maju Pilgub Sumsel Diusung PDIP, Eddy Santana Terancam Dipecat Gerindra
Ketua DPD Gerindra Sumsel Kartika Sandra Desi menilai Eddy Santana tidak mengikuti putusan partai yang telah mengusung Mawardi Yahya-RA Anita Noeringhati.
Pencalonan Eddy Santana Putra dalam pemilihan gubernur Sumatera Selatan berimbas pada statusnya sebagai kader Partai Gerindra. Dia dinilai tidak patuh pada putusan partai sehingga terancam dipecat karena mencalonkan diri diusung PDIP.
Eddy Santana Putra merupakan Wali Kota Palembang periode 2003-2013. Pada Pilgub Sumsel 2013, dia diusung PDIP sebagai cagub tetapi kalah melawan Alex Noerdin-Ishak Mekki.
Eddy terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai Gerindra pada Pileg 2019. Pada 2018 sebelumnya, Eddy Santana Putra mengundurkan diri sebagai Ketua DPD PDIP Sumsel yang kemudian masuk ke Partai Gerindra lantaran berbeda sikap dalam dukungan cagub Pilgub Sumsel 2018. Saat itu PDIP mengusung Dodi Reza Alex Noerdin-Giri Ramanda Kiemas.
Ketua DPD Gerindra Sumsel Kartika Sandra Desi mengungkapkan, sikap Eddy Santana Putra dianggap tidak mengikuti putusan partai. Pada Pilkada Sumsel, Gerindra mengusung Mawardi Yahya-RA Anita Noeringhati sebagai bakal cagub-cawagub.
"Dengan adanya keputusan pak Eddy Santana maju dari partai lain, artinya sudah tidak taat dengan keputusan partai," ungkap Ketua DPD Partai Gerindra Sumsel Kartika Sandra Desi, Jumat (30/8).
Karena itu, masalah ini akan dilaporkan ke DPP Gerindra untuk ditindaklanjuti. Eddy Santana Putra terancam dipecat sebagai kader akibat sikap politiknya.
"Pasti dikeluarkan dari anggota Gerindra. Beliau juga tidak lagi terpilih di DPR RI, sudah habis. Artinya tidak akan bersama Gerindra, masih banyak kader di luar sana yang luar biasa," kata Kartika.
Diketahui, Eddy Santana Putra mendaftar ke KPU sebagai bakal calon Gubernur Sumsel bersama Riezky Aprilia sebagai bakal calon wakil gubernur, Rabu (28/8). Paslon ini diusung PDIP tanpa koalisi dengan parpol lain karena memenuhi syarat pencalonan dampak putusan Mahkamah Konstitusi.