Menakar Peluang Besar Dua Putaran Pilpres 2024
Dalam hasil sejumlah lembaga survei, dibuat kesimpulan untuk satu putaran Pilpres 2024
Dalam hasil sejumlah lembaga survei, dibuat kesimpulan untuk satu putaran Pilpres 2024
Menakar Peluang Besar Dua Putaran Pilpres 2024
Sejumlah lembaga survei telah mengeluarkan hasil temuannya secara berkala. Temuan terkait elektabilitas pasangan calon (Paslon) dalam kontestasi Pilpres 2024.
Ketiga paslon adalah, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar paslon 01, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka paslon 02, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD paslon 03.
Dalam hasil beberapa lembaga survei, pasangan Prabowo-Gibran kerap ungguli kedua pesaingnya. Bahkan, hingga menyentuh 40 persen.
Narasi satu putaran pun digaungkan. Lantas, apakah hasil survei akan terwujud dengan terjadinya satu putaran atau ada kemungkinan 2 putaran?
Founder & CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah menjelaskan seluruh kemungkinan bisa terjadi dalam dunia politik. Terlebih saat kontestasi Pemilu 2024.
"Kalau ditanyanya mungkin (satu putaran), semua kemungkinan terbuka. Itulah asiknya demokrasi kan. Kalau tidak seperti itu enggak ada orang menganggap demokrasi asik,"
kata Eep dalam podcast dengan merdeka.com bertema 'Buka-bukaan Biaya Survei Capres dan Pilpres 2 Putaran', Kamis (1/2).
Eep mengungkap, salah satu yang membuat demokrasi terasa asik adalah upredictable atau tidak dapat diprediksi. "Sehingga setiap orang harus berjuang hingga titik darah yang terakhir," sambungnya.
Namun, Eep menilai adalah kurang bertanggung jawab saat sebuah lembaga survei mengumumkan hasil survei dan langsung menyimpulkan satu putaran.
"Karena kalau memang mereka melakukan riset secara serius, yang
penting itu bukan soal data elektabilitas saja. Jadi bukan 01, 02, 03 elektabilitasnya seberapa tinggi. Undecided berapa persen, tetapi ada data-data lain yang harus dibedah," terang Eep.
Ia mempertanyakan seberapa firm atau pasti-kah kesimpulan tersebut bisa dirumuskan.
"Misalnya saya yakin juga teman-teman lembaga survei lain melakukannya. Kami Polmark Indonesia setelah menanyakan soal elektabilitas selalu menanyakan pertanyaan lanjutan," kata Eep.
"Yaitu, apakah pilihan ibu bapak saudara tersebut sudah tetap atau masih mungkin untuk berubah. Jadi katakanlah misalnya nomor 02, 40 persen itu harus dipisah berapa yang sudah tetap, berapa yang masih mungkin untuk berubah dan sudah mantap dan masih belum mantap dibikin lagi turunannya," lanjut Eep.
Sebab, menurut Eep kemantapan responden tetang pilihannya itulah yang tidak kalah penting dari sekadar elektabilitas masing-masing paslon.
"Yang penting 'kapankah Ibu Bapak saudara memfinalkan atau memutuskan terakhir pilihan'," kata Eep.
Dan akan ditemukan beragam jawaban. Misalnya, ada yang akan memantapkan pilihan setelah debat, atau bahkan saat berada di TPS (Tempat Pemungutan Suara).
"Nah itu juga akan mempengaruhi seberapa pasti kesimpulan bisa dibuat gitu. Berbasis data yang kami miliki maka kemudian saya
tunjukkan bahwa peluang bagi dua putaran itu terbuka," beber Eep.