Pakai Kaos Oranye, Ini Gaya Nyentrik Young Lex Bawa Pasukan Dukung Pramono-Rano di Debat Pilkada Jakarta
Sejumlah massa pendukung mulai berdatangan memenuhi area kawasan debat. Salah satunya 'Rapper' Young Lex yang hadir dalam rombongan pendukung Pramono-Rano Karno
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta memutuskan penyelenggaraan debat Pilgub DKI kedua diselenggarakan di Beach City Jakarta, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (27/10).
Sejumlah massa pendukung mulai berdatangan memenuhi area kawasan debat. Salah satunya 'Rapper' Young Lex yang hadir dalam rombongan pendukung Pramono-Rano Karno.
Berdasarkan pantauan, masa pendukung Pramono-Rano Karno menjadi masa pendukung pertama yang hadir memenuhi lokasi debat kedua Pilgub DKI Jakarta.
Mereka terlihat kompak memakai kaos oranye dengan logo angka tiga lengkap dengan pose andalan Pramono-Rano Karno.
Sambil berjalan, ke lokasi sekitaran debat, dentuman demi dentuman drum bersaut-sautan sambil menyanyikan yel-yel.
Young Lex memakai kaos Oranye lengkap dengan jaket cokelat dengan tulisan di punggungnya 'Anak Peluru Tak Terkendali'.
"Assalamualaikum...wa'laikumsallam nomor tiga datang, bawa pasukan," teriak masa pendukung di lokasi acara, Minggu (27/10).
Dijaga Ribuan Personel
Polisi mengerahkan 1.890 Personil gabungan untuk kelancaran acara debat kedua Pilgub DKI Jakarta selama berlangsung.
"Kepolisian Daerah Metro Jaya Dan dan jajaran satuan kewilayahan didukung TNI, serta stake holder lainnya melaksanakan pengamanan Debat I Cagub-cawagub Pilkada 2024 dalam rangka Ops Mantap Praja Jaya 2024-2025," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi melalui keterangannya.
"Kuat libat personil pengamanan sebanyak 1.890 personil," sambung Ade Ary.
Adapun dalam sasaran pengamanannya menyasar pada para calon Cagub dan Cawagub itu sendiri, masa pendukung, pihak panitia dan anggota KPU DKI Jakarta.
Kepada masyarakat yang akan datang dihimbau untuk selalu menjaga keamanan dan ketertiban sehingga kegiatan debat nanti dapat berjalan dengan aman dan tertib.
Sementara itu terkait dengan adanya rekayasa lalu lintas, bakal bersifat situasional.
"untuk rekayasa lalu lintas bersifat situasional melihat eskalasi di lapangan," tutup Ade.