PDIP bakal pecat kader minta mahar politik untuk calon kepala daerah
Merdeka.com - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto memastikan, partainya tidak sama sekali meminta mahar agar surat rekomendasi pencalonan calon kepala daerah cepat dikelurkan oleh DPP PDIP. Menurut Hasto, sanski tegas bakal diberikan jika kadernya kedapatan meminta mahal pada calon kepala daerah.
"Kalau dari PDIP boleh dicek dalam peraturan partai kami. Kami tidak pernah meminta mahar. Tidak pernah memperjualbelikan rekomendasi dan itu diatur bahkan kader partai bisa diberi saksi pemecatan, tetapi kami meminta para calon untuk waspada," kata Hasto di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu (30/9).
Hasto mengatakan, dalam mengeluarkan surat rekomendasi tidak bisa sembarangan. Sebab, hal ini menyangkut langkah selanjutnya untuk menyusun strategi untuk memenangkan calon kepala daerah yang maju.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi mencalonkan diri? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Siapa yang akan didaftarkan PDIP Jabar? 'Hampir dipastikan bahwa malam hari ini DPD PDIP Jabar akan mendaftarkan secara resmi pasangan Calon Gubernur dan calon wakil gubernur yaitu Anies Baswedan dan Kang Ono Surono. Nah ini kita tinggal menunggu tahapan-tahapan berikutnya agar proses pendaftaran secara resmi ini bisa berjalan dengan lancar,' kata Folmer saat dikonfirmasi, Kamis (29/8).
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
"Semangat gotong royong yang kami harapkan mampu mengurangi biaya politik dan dengan demikian calon tidak terjebak pada investor politik," katanya.
"Kerena semangat gotong royonglah yang kami tonjolkan dengan demikian PDIP, pilkada bukan berhenti masalah calon tapi pilkada bicara bagaimana kalau menang, pemerintahannya yang pro rakyat," tukasnya.
Sebelumnya, kasus mahar ini mencuat karena Ketua DPD Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi mengaku pernah diminta duit mahar Rp 10 miliar agar rekomendasi pencalonannya sebagai bakal calon Gubernur Jabar 2018 dikeluarkan DPP Partai Golkar. Dedi tidak menyebutkan pihak yang dimaksud tersebut.
"Dengan tegas dia katakan kalau Anda tidak kasih Rp 10 miliar jangan menyesal Anda tidak dapatkan apa-apa. Saya katakan tidak apa-apa, besok saya tidak jadi apa-apa juga enggak apa-apa," kata Dedi saat berorasi di hadapan ratusan kader Partai Golkar Jabar di kantor DPD Partai Golkar Jabar, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Selasa (26/9).
Dedi menegaskan tokoh yang dimaksud bukan kader DPP Partai Golkar. Namun diakuinya tokoh itu memang memiliki kedekatan dengan petinggi partai berlambang pohon beringin. "Saya katakan yang meminta itu bukan pengurus Golkar, hanya seorang tokoh biasa yang merasa dekat dengan Golkar," tegasnya.
Bupati Purwakarta itu mengaku menolak praktik transaksional demi tiket Pilkada Jabar. Sebab, Partai Golkar memiliki mekanisme dalam pencalonan kepala daerah. Dedi pun tinggal menunggu instruksi saja, karena sebelumnya namanya disebut sebagai calon kuat.
"Saya sabar. Di tengah-tengah itu saya secara pribadi mengalami kegelisahan karena seringkali ada orang telepon," jelasnya.
Dalam pandangannya, yang terjadi dalam Pilgub Jabar khususnya di tubuh Golkar menjadi pemicu agar kader di semakin solid. Ini tidak lepas juga dari beredarnya rekomendasi DPP Partai Golkar tentang pengusungan Ridwan Kamil. "Jangan orangJakarta yang menentukan nasib Jawa Barat," katanya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengurus Partai Gerindra Jawa Barat menyebut ada dua nama yang dipertimbangkan untuk diusung, yakni Dedi Mulyadi dan Taufik Hidayat.
Baca SelengkapnyaBeredar dukungan cagub Dedi Mulyadi berpasangan dengan politikus Golkar Nurul Arifin sebagai cawagub untuk Pilkada Jabar 2024.
Baca SelengkapnyaTiket dukungan dipastikan usai pertemuan antara Dedi Mulyadi dengan utusan Ketum Golkar yakni Singgih Januratmoko
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, kompetisi politik sudah semakin pragmatis. Dia ingin pemilihan dikembalikan kepada nilai-nilai dari tujuan berbangsa dan bernegara.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar resmi mendukung Dedi Mulyadi untuk maju dalam Pilkada Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKPU Jayapura bakal memanggil terlebih dahulu PPD di Distrik Waibhu untuk diklarifikasi.
Baca SelengkapnyaLima kader PDIP yang melayangkan gugatan SK DPP PDIP mengaku dijebak. Mereka pun mengungkap siapa yang menjebaknya.
Baca SelengkapnyaDedi Mulyadi mengaku sudah berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membahas Pilkada Jabar
Baca SelengkapnyaDeddy Yovri mengatakan utang pribadi Budiman yang dibantu PDIP tidak hanya senilai ratusan juta, tetapi miliaran.
Baca SelengkapnyaKetiga kadernya diketahui menyerahkan dukungan kepada I Gusti Putu Parwata untuk maju Pilkada Karangasem.
Baca SelengkapnyaLima kader PDIP mengaku dijebak serta ditipu untuk memberikan tanda tangan
Baca SelengkapnyaDedi Mulyadi pernah menjabat sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode berturut-turut dari 2008 sampai 2018.
Baca Selengkapnya