PDIP Tidak Baper Ditinggal Golkar-PAN: Semakin Ramping dan Efisien
PDIP menilai masyarakat akan menguji gagasan bukan seberapa banyak partai gabung koalisi
PDIP menilai masyarakat akan menguji gagasan bukan seberapa banyak partai gabung koalisi
PDIP Tidak Baper Ditinggal Golkar-PAN: Semakin Ramping dan Efisien
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak ambil hati, ditinggalkan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang deklarasi mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Ketua DPP PDIP Said Abdullah menilai semakin koalisi ramping, justru menguntungkan PDIP. "Jadi kita tidak boleh baper bahwa PDI Perjuangan ditinggal, kami tidak merasa ditinggal, kaitkan itu kedaulatan dan otonomi Golkar, otonominya PAN, kami menghormati semuanya," kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).
"Dan itu bagi kami sesungguhnya, membuat kami semakin ramping dan efisien untuk berkontestasi," imbuhnya.
Kebisingan politik karena masalah dukungan calon presiden pun tidak baik. Bagi Said, masyarakat perlu disajikan diskursus gagasan antara calon presiden dan koalisinya.
Ditambah lagi, masyarakat mengharapkan ada tiga pasang calon presiden. Bukan hanya dua calon presiden seperti dua pemilu sebelumnya.
"Kan tidak elok bagi masyarakat, apa sih yang kemudian diharapkan dalam kontestasi itu? Toh kalau kemudian terjadi tiga pasangan akan diuji oleh publik, gagasannya, kebijakan-kebijakannya tentang Indonesia ke depan, kan bukan diuji seberapa banyak partainya, kunciannya kan di situ," jelas Said.
PDIP merasa penjajakan dengan Golkar sudah selesai. Tidak perlu ada yang dipermasalahkan. PDIP tidak akan masuk dalam keputusan partai lain.
"Komunikasi clear kami dengan Golkar, tidak ada yang tidak clear, bahwa pada akhirnya ada ketidaksepahaman katakanlah dari pihak Golkar, kami tidak mungkin dong akan masuk terlalu jauh," ujar Said.
Di samping itu, PDIP menilai dinamika politik akan terus berkembang. Ke depan, PDIP terus melakukan komunikasi politik terkait dukungan calon presiden.
"Kami bukan soal memperbesar gabungan partai, kami menghormati pilihan pilihan partai. Tapi kami buka saluran komunikasi," jelasnya.