Pemilih Jabar tradisional dan religius, siapa Cagub paling berpeluang?
Merdeka.com - Pilgub Jawa Barat akan dimeriahkan oleh empat pasang calon gubernur dan calon wakil gubernur. Empat poros telah mendapatkan tiket bertarung di Pilgub Jabar.
Golkar dan Demokrat mengusung, Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi. PDIP sendiri memajukan TB Hasanuddin dan Anton Charliyan.
Poros ketiga, PPP, PKB, NasDem dan Hanura mendukung Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum. Terakhir, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang diusulkan oleh koalisi Gerindra, PAN dan PKS.
-
Siapa yang akan melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu,' tutur Huda.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Siapa yang diprediksi unggul dalam Pilkada Jateng? Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan, mengungkapkan alasan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep unggul karena adanya pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang menjadi calon gubernur Jawa Barat? Calon Gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu menggagas program Teras ASIH.
-
Siapa yang menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat? Ronal Surapradja menceritakan dirinya ditunjuk menjadi bakal calon wakil gubernur Jawa Barat di momen krusial sebelum pendaftaran ditutup.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi Pilgub Jateng? 'Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh,' imbuh dia.
Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran (Unpad) Firman Manan mengatakan, dari tradisi kemenangan dua periode Ahmad Heryawan, paling tidak pemilih di Jawa Barat bisa dikategorikan menjadi dua kelompok. Pertama yakni kelompok tradisional dan kelompok religius.
"Pemilih tradisional cenderung memilih figur populer misalnya, 2008 ada Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf, kemudian 2013 ada Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar, itu penting," kata Firman saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (8/1).
Sementara untuk kelompok religius, Jawa Barat salah satu wilayah yang pemilih muslimnya paling besar. Menurut Firman, sebagian pemilih muslim di Jawa Barat juga konservatif. Kalau dilihat dari sisi itu, pertama figur yang populer itu berpeluang.
PPP usung pasangan Ridwan Kamil-UU Ruzhanul Ulum ©2018 Merdeka.com/Ahda BayhaqiRidwan Kamil dan Uu Ruzhanul dinilai memiliki popularitas yang paling unggul dibanding calon lainnya. Di posisi kedua ada Deddy Mizar dan Dedi Mulyadi. Nah yang memiliki pekerjaan rumah berat adalah pasangan Sudrajat-Syaikhu dan TB Hasanuddin-Anton Charliyan jika dilihat dari sisi popularitas.
"Yang populer paling tidak sampai saat ini memang Emil-Uu dan kemudian Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi," kata Firman.
Sementara untuk karakteristik pemilih religius, Firman menjelaskan, hal ini tentu menjadi pekerjaan besar bagi TB Hasanuddin dan Anton Charliyan. Menurut dia, pasangan ini kurang merepresentasikan kalangan religius.
Partai Gerindra usung Mayjen (Purn) Sudrajat sebagai Cagub Jabar ©2017 Merdeka./Arie BasukiSelain itu, PDIP, kata dia, punya sejarah yang tidak mulus di Jawa Barat. Dalam pemilihan 2008 kalah, Pilgub Jabar 2013 PDIP juga kalah. Begitu juga saat Pilpres 2014, PDIP alami kekalahan.
"Salah satu problemnya, PDIP berjarak dengan Islam, sehingga sekarang dia maju dengan pasangan calon yang juga kurang merepresentasikan kelompok religius, itu bisa jadi problem bagi PDIP," kata Firman lagi.
Dari sisi ini, bagi Firman Manan, pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum kembali diumumkan. Menurut dia, sosok Uu Ruzhanul tak bisa dianggap enteng, apalagi politikus PPP itu menjabat sebagai bupati Tasikmalaya.
Pengumuman pasangan cagub dari PDIP ©2018 Merdeka.com/Arie BasukiPak Uu itu mewakili basis masa tradisional daerah priayangan, cukup besar jumlah pemilihnya di Priayang barat dan timur, itu basis PPP. Kemudian Sudrajat-Syaikhu, bisa andalkan mesin partai, PKS memang partai Islam, tapi Islam yang modern, di perkotaan, kalau Islam yang tradisional itu PPP dan PKB," katanya.
Untuk kategori ini, Firman juga memberikan catatan kepada pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi. Memang Demiz, sapaan akrab Deddy Mizwar, mencitrakan figur religius. Tapi, pasangannya Dedi Mulyadi kerap diterpa isu miring karena tradisi-tradisi yang dilakukan saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta.
"Deddy Mizwar awalnya diicitrakan figur kelompok religius, tapi problemnya Dedi Mulyadi agak bermasalah dengan pemilih Islam konservatif karena praktik-praktik yang dianggap tidak sesuai, bisa jadi masalah bagi pasangan Demiz dan Dedi Mulyadi," katanya.
"Jadi kalau lihat dua karakter itu, pemilih tradisional dan pemilih religius, sampai sejauh ini keunggulan ada pada pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul," tutup Firman.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di Dapil 2 Jabar, banyak Caleg yang memiliki latar belakang beragam, salah satunya publik figur.
Baca SelengkapnyaEman dinilai memiliki modal personal yang bisa menarik banyak dukungan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSurvei Poltracking Indonesia dilaksanakan pada tanggal 8-14 September 2024 dengan wawancara tatap muka langsung terhadap 1200 responden.
Baca SelengkapnyaPartai pengusung dan pendukung Anies dan Muhaimin optimistis akan menang satu putaran.
Baca SelengkapnyaLitbang Kompas merilis survei terbaru terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Jakarta 2024, Selasa (16/7).
Baca SelengkapnyaAher yakin dalam waktu beberapa pekan ke depan, elektabilitas Syaikhu dan Ilham Habibie akan naik.
Baca Selengkapnya“Ya tadi saya mendadak diminta menjadi tim pemenangan. Yang mendadak biasanya menang. Targetnya menang,” kata Aher
Baca SelengkapnyaTerpilihnya Mahfud MD sebagai pendamping Ganjar dan Cak Imin sebagai pendamping Anies mengindikasikan pentingnya suara NU dan Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil masuk radar bacawapres Ganjar dan Prabowo
Baca SelengkapnyaJateng identik dengan sebutan kandang banteng alias basis pendukung PDIP yang mengusung Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaAhok melihat keberadaan Kang Emil akan membuat kader Gerindra sulit untuk menangan di Tanah Pasundan
Baca SelengkapnyaUjang menyarankan Partai Golkar untuk mengusung pria akrab disapa Kang Emil itu di Pilkada Jabar karena peluang menangnya lebih besar daripada Jakarta.
Baca Selengkapnya