Pernyataan Lengkap Putri Gus Dur Siap Jadi Cawapres
Yenny mengaku komunikasi tiga bakal Capres intens.
Yenny mengaku dekat dengan tiga bakal Capres
Pernyataan Lengkap Putri Gus Dur Siap Jadi Cawapres
Anak kedua mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh masuk dalam bursa bakal calon wakil presiden (Cawapres) di Pemilu 2024. Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang akrab disapa Yenny Wahid itu mengaku dekat dengan tiga bakal calon presiden (Capres) Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Kepada wartawan, Yenny menjabarkan kedekatan dengan ketiga kandidat tersebut. Bahkan dia mengaku komunikasi ketiganya intens. Berikut pernyataan Yenny Wahid di kompleks Parlemen, Selasa (8/8), saat ditanya terkait Cawapres:
Soal tawaran menjadi Cawapres?
Ya terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan, bahwa saya dianggap punya kompetensi untuk bisa bersanding dengan para calon-calon presiden. Dan tentunya, politik di Indonesia ini kan tidak statis, masih sangat dinamis sekali. Sampai batas pendaftaran pun bisa berubah sewaktu-waktu. Jadi kita masih menyikapi ini semua seperti apa. Masih kita lihat dinamikanya seperti apa.
Sudah ada yang pendekatan?
Pasti lah, kalau namanya politik itu kan pasti komunikasi dengan semua pihak, tidak hanya satu pihak. Dan itu bukan rahasia lagi kalau ada pendekatan-pendekatan, kalau ada komunikasi-komunikasi. Ya tetapi kan politik di Indonesia itu tidak juga literal, ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan di sana. Jadi ada soal koalisi, ada soal elektabilitas dan sebagainya. Itu semua kan masih diramu semua saat ini.
Semua orang masih berkomunikasi, semua orang masih melakukan negosiasi. Jadi kita lihat saja nanti.
Siap enggak bila ditunjuk salah satu Capres?
Sebagai orang yang berkecimpung di dunia politik sudah cukup lama, pasti harus siap untuk menduduki jabatan publik. Karena itu kan memang salah satu tujuan kita adalah untuk menduduki jabatan publik yang strategis agar bisa membuat kebijakan publik, yang membuat perubahan positif di masyarakat. Selalu politisi itu kan harus punya tujuan seperti itu. Jabatan publik apapun adalah alat yang paling cepat untuk bisa membuat perubahan-perubahan kebijakan di masyarakat.
Jadi kalau orang yang sudah ada di dunia politik tentunya ketika ada momentum, ketika ada kesempatan yang tercipta, ya harus bersedia kalau memang cita-citanya adalah bekerja dalam bidang kebijakan publik. Saya juga masuk dalam kategori itu, tentunya harus siap. harus bersedia, harus menyiapkan diri. Tentunya harus menyiapkan diri.
Paling intens komunikasi sama siapa?
Semua sama, semua sama. Saya itu dengan Pak Anies punya kedekatan khusus, karena Pak Anies jadi rektor saya jadi salah satu dosen. Saya pulang dari ambil master saya di Amerika, Mas Anies tawari saya di Paramadina, beliau waktu itu jadi rektor. Lalu saya dengan Mas Ganjar, misalnya ya, itu dekat sebagai teman, karena komunitas kita sama. Lalu kemudian suami saya juga di UGM. Jadi temannya Mas Ganjar, sebagian juga teman kami, teman main jadinya.
Lalu dengan Pak Prabowo, suami saya dulu di Gerindra. Jadi yang namanya komunikasi ya lancar dengan semua kandidat ini. Nah tentunya komunikasi ini membahas kemungkinan-kemungkinan ke depan, titik kolaborasi seperti apa. Kan belum final semua. Ya kita lihat dulu akan seperti apa. Saya rasa tak bisa tergesa-gesa, pasti habis Oktober itu baru kelihatan loh, baru kelihatan akan bentuknya gimana.
Setelah dibuka pendaftaran oleh KPU ya?
Setelah dibuka, kemudian sampai mendaftar, baru bisa. Kalau belum mendaftar, masih terbuka semua kemungkinan.