Pidato Lengkap Jokowi di Sidang Kabinet Terakhir, Tekankan Jangan Ada Gejolak Transisi Kepemimpinan
Dalam pidatonya, Jokowi menekankan pada sejumlah aspek.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin sidang kabinet terakhir yang digelar di Istana Garuda, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Jumat (13/9).
Dalam pidatonya, Jokowi menekankan pada sejumlah aspek. Salah satunya antisipasi agar tidak terjadi gejolak saat transisi kepemimpinan ke Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Berikut pidato lengkap Jokowi di sidang kabinet terakhir
Ini adalah sidang kabinet terakhir dari kabinet Indonesia Maju. Dan pada kesempatan baik ini saya mau menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya untuk kerja keras, dedikasi dari Bapak Ibu semua dalam menjalankan pemerintahan, dalam melaksanakan program dan visi Presiden dan Wakil Presiden dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada.
Dan 20 Oktober bulan depan masa tugas kita semua berakhir. Dan pemerintahan saat ini akan dilanjutkan oleh pemerintah baru, pemerintahan berikutnya yang dipimpin Bapak Jenderal Purnawirawan Prabowo Subianto.
Terkait hal tersebut, saya ingin tegaskan beberapa hal; Pertama, segera tuntaskan di bulan terakhir ini program kerja utama yang sudah dimulai baik berkaitan dengan serapan, administrasi pertanggungjawaban, dan kendala yang belum terselesaikan.
Kedua, kita semua harus mendukung penuh program presiden terpilih. Pastikan transisi pemerintahan berjalan efektif. Jika diperlukan regulasi baru, jika diperlukan perumusan kebijakan yang harus segera dibuatkan, segera dibuatkan segera diselesaikan. Utamanya untuk program-program unggulan presiden terpilih. Agar setelah dilantik pemerintahan baru bisa segera bekerja dan berlari kencang.
Ketiga, menjaga situasi yang kondusif. Kita butuh stabilitas untuk tetap tumbuh. Kita butuh untuk melakukan pembangunan, sehingga pastikan jangan sampai ada riak-riak, gejolak sampai pemerintahan berikutnya terbentuk.
Artinya kita harus bisa menjaga daya beli masyarakat, jaga inflasi, jaga pertumbuhan, jaga keamanan, jaga ketertiban, dan jangan membuat kebijakan-kebijakan yang ekstrem.
Terutama yang berkaitan dalam hajat orang banyak, yang berpotensi merugikan masyarakat luas, yang berpotensi menimbulkan gejolak.
Terahir saya juga ingin meminta maaf kepada Bapak Ibu semuanya, jika dalam 10 tahun ini ada hal-hal yang dirasa kurang berkenan dalam berinteraksi, dan ada hal-hal yang kurang maksimal. Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya rasa itu.