Pramono Bawa Disabilitas untuk Serang RK di Debat, Pengamat: Warga Jakarta Butuh Solusi Tanpa Merendahkan Lawan
KPU Jakarta sukses menggelar debat perdana tiga para calon Gubernur dan wakil gubernur, Minggu (7/10).
KPU Jakarta sukses menggelar debat perdana tiga para calon Gubernur dan wakil gubernur, Minggu (7/10). Penampilan ketiga para kandidat pun menuai pro dan kontra.
Khususnya, aksi cagub Jakarta nomor urut tiga Pramono Anung saat membawa kaum disabilitas untuk menyentil Ridwan Kamil. Pramono Anung sebelumnya menceritakan bahwa berdasarkan pengalaman temannya, Bandung kurang ramah terhadap kaum disabilitas.
Peneliti BRIN, Wasisto Rahardjo Jati kurang sependapat dengan penampilan menyerang Pramono. Apalagi, membawa kaum disabilitas ke arena debat.
“Saya pikir serangan demikian memang memicu pro dan kontra. Namun berkaca pada karakteristik pemilih Jakarta saat ini, akan lebih baik yang diutamakan adalah adu gagasan dan solusinya,” tegas Wasisto saat dihubungi wartawan, Senin (7/10).
Wasis menilai, warga Jakarta butuh solusi bukan saling serang antara kandidat. Berkaca dari debat Pilpres 2024, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo tampil sangat menyerang. Bahkan, Anies membawa salah seorang korban pelanggaran HAM kala itu.
Namun, masyarakat tetap memilih Prabowo Subianto yang menjadi target serangan dua lawannya.Wasisto mengatakan, pendekatan solusi lebih dinantikan di dalam debat. Sebab, warga Jakarta lebih butuh solusi ketimbang saling serang antar kandidat.
“Saya pikir idealnya sebuah debat itu adu argumen yang terbaik dengan menyasar pada solusi atas suatu masalah dan juga apresiasi argumen lawan bicara tanpa harus merendahkan,” tegas dia.
RK Membalas
Sementara itu, Pengamat Politik dari Trias Politika, Agung Baskoro mengatakan, dalam debat, kritik substantif seperti yang dilakukan Pramono hal wajar. Apalagi, kata Agung, Ridwan Kamil membalas dengan sangat elegan.
“RK membalas dengan bijak dan santun. Apa yang dilakukan Pram dengan kritik patut diapresiasi dan respon RK keren,” tegas dia.
Sebelumnya, dalam debat semalam Pramono menyebut komunitas disabilitas di Bandung kesulitan menyewa kantor. Diketahui Ridwan Kamil adalah mantan walikota Bandung.
"Bukan saya menyampaikan sesuatu yang mengarang, teman saya Farhan Helmi sebagai ketua DILAN, disabilitas dan lansia yang ada di Bandung selama ini untuk menyewa ruangan kantornya saja kesulitan, bahkan untuk aktivitas sehari-hari juga mengalami kesulitan," kata Pramono dalam debat.
Menjawab itu, cagub Jakarta nomor urut 1, RK meminta maaf jika masih kurang saat menjabat Gubernur Jawa Barat maupun Wali Kota Bandung. Dia mengatakan setiap pemimpin pasti memiliki kekurangan.
"Ibu saya mengatakan kalau dianggap salah saya mau minta maaf Bapak, kalau dirasa masih belum cukup. Saya tidak akan excuse, cuman kalau mau adil Mas Pram, perubahan sebelum saya menjabat pemimpin dengan setelah saya menjabat pemimpin perubahannya tuh banyak, tidak 100%, tidak mungkin bisa 100%, nobody perfect juga kan," ujar RK.
"Tapi kalau ditanya dengan angka saya bisa membuktikan betapa perubahan-perubahan untuk golongan disabilitas itu sangat signifikan. Tapi mungkin belum menyentuh 100%,” tambahnya.