Pramono Bawa Penyandang Disabilitas ke Lokasi Debat, Kritisi Kebijakan Ridwan Kamil di Bandung
Mendapat serangan dari Pramono Anung, Ridwan Kamil lantas membalas dengan permintaan maaf.
Calon Gubernur Jakarta nomor urut tiga, Pramono Anung kembali menyerang Cagub nomor satu Ridwan Kamil dalam debat perdana Pilkada, Jakarta, Minggu (6/10). Pramono mempertanyakan kebijakan Ridwan Kamil terkait pemenuhan hak para penyandang disabilitas, saat memimpin Kota Bandung.
Dalam momen tersebut, Pramono turut serta membawa seorang penyandang disabilitas dari Bandung yang juga ketua Dilans Indonesia bernama Farhan Helmi.
"Kang Emil dalam konteks untuk SDM transformasi menjadi kota global kepada kelompok disabilitas. Perbedaan Jakarta dan Bandung relatif hampir sama. Bagaimana cara menangani dan kenapa itu dilakukan?" tanya Pramono.
Menurut Ridwan Kamil, dalam konteks berkeadilan, setiap anak bangsa harus mendapatkan hak yang sama dalam sejumlah aspek, termasuk pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan dalam mobilitas di kota.
"Saya mengamati mayoritas kota di Indonesia itu ramahnya hanya lelaki dewasa. Disabilitas, dan lain-lain kadang-kadang susah. Waktu pengalaman saya, saya reformasi semua perempatan-perempatan jalan, jalan trotoar dihadirkan dengan jalur disabilitas," terangnya.
Tidak sampai di situ, Ridwan Kamil juga memaparkan kebijakan sewaktu menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Kebijakan yang berpihak kepada penyandang disabilitas tersebut bakal diterapkan ketika Ridwan Kamil terpilih sebagai Gubernur Jakarta.
"Jadi artinya semua kantor di Jakarta Insya Allah wajib menandatangani kontrak, bahwa mereka adalah perusahaan yang akan mempekerjakan siapapun tanpa memandang, apakah dia disabilitas atau tidak, selama disabilitas itu bisa," jelasnya.
Merespons Ridwan Kamil, Pramono lantas memperkenalkan Farhan dan Atun (adik Bang Doel). Menurutnya, persoalan disabilitas di Jakarta dan Bandung kurang lebih sama.
"Tidak ada keberpihakan secara sungguh-sungguh dari pemerintah untuk menangani mereka. Bukan saya menyampaikan sesuatu yang mengarang. Teman saya Farhan Helmi sebagai ketua Dilans disabilitas dan lansia yang ada di Bandung, selama ini untuk menyewa ruangan dan kantornya saja kesulitan, bahkan untuk aktivitas sehari-hari juga mengalami kesulitan," tutur Pramono.
Ridwan Kamil lantas membalas Pramono dengan permintaan maaf. Dia mengakui penilaian kepemimpinannya tidak seratus persen sempurna.
"Ibu saya mengatakan, kalau dianggap salah, saya mau minta maaf. Kalau mau adil Mas Pram, perubahan sebelum saya menjabat pemimpin, dengan setelah saya menjabat pemimpin, perubahannya itu banyak. Mungkin tidak 100 persen, tapi kalau ditanya dengan angka, saya bisa membuktikan betapa perubahan-perubahan untuk golongan disabilitas itu sangat signifikan, tapi mungkin belum menyentuh 100 persen. Jadi kalau kurang saya minta maaf," pungkasnya.