Profil Mayjen Ariyo Windutomo, Kasetpres Pilihan Prabowo dengan Pengalaman Gemilang di Kemenhan dan Unhan
Mayjen Ariyo Windutomo diharapkan dapat melaksanakan tugasnya sebagai Kasetpres dengan baik, serta menciptakan sinergi yang solid antara kepresidenan dan TNI.
Mayjen TNI Ariyo Windutomo telah resmi dilantik sebagai Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres), menggantikan Heru Budi Hartono yang telah menjabat sejak tahun 2017.
Penunjukan ini merupakan bagian dari langkah strategis Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, yang melakukan perombakan besar di dalam tubuh TNI dengan melibatkan mutasi, rotasi, dan promosi bagi 76 perwira tinggi dari ketiga matra TNI.
Sebagai Kasetpres, Mayjen Ariyo akan melanjutkan tugas yang sebelumnya dijalankan oleh Heru Budi, seorang birokrat yang dikenal sebagai orang dekat Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
Ariyo, yang memiliki latar belakang militer dan pengalaman di Kementerian Pertahanan, kini mendapatkan kepercayaan dari Presiden Prabowo Subianto untuk menduduki posisi penting ini.
Latar Belakang dan Pendidikan
Mayjen TNI Ariyo Windutomo adalah seorang lulusan Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1996. Dalam perjalanan karirnya sebagai prajurit TNI, Ariyo dikenal memiliki dedikasi yang tinggi dan telah menghabiskan waktu yang lama di Kementerian Pertahanan.
Pengalaman dan keahlian yang dimilikinya dalam bidang militer serta organisasi pemerintahan menjadikannya sosok yang sangat layak untuk menjabat sebagai Kasetpres.
Pengalaman di Kementerian Pertahanan
Ariyo bukanlah sosok yang asing di lingkungan kementerian. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Bagian Kepegawaian di Kementerian Pertahanan dan juga sebagai Kepala Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan. Jabatan terakhir yang dipegangnya sebelum diangkat menjadi Kasetpres adalah Kepala Satuan Pengawas (Kasatwas) di Universitas Pertahanan.
Dalam perannya saat ini, Ariyo memiliki tanggung jawab besar dalam hal pengawasan dan pengendalian di institusi pendidikan pertahanan, yang memiliki peranan penting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) TNI.
Mutasi dan Perombakan Besar-Besaran di TNI
Pengangkatan Ariyo sebagai Kepala Staf Presiden (Kasetpres) merupakan bagian dari mutasi yang tertera dalam Surat Keputusan (SK) Panglima TNI Nomor Kep/1332/X/2024 yang diterbitkan pada tanggal 31 Oktober 2024. Dalam SK yang sama, terdapat juga pengangkatan Mayjen TNI Kosasih sebagai Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres).
Keputusan ini menunjukkan langkah strategis dalam penyegaran organisasi di lingkungan TNI. Dengan adanya perubahan ini, diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan efektivitas dalam menjalankan tugas-tugas kepresidenan.
Kasetpres dari TNI Aktif
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, perubahan posisi Kasetpres yang kini dipegang oleh perwira aktif TNI, Ariyo, menunjukkan adanya perubahan penting dalam struktur kepresidenan. Sebelumnya, jabatan ini diisi oleh Heru Budi Hartono, seorang birokrat yang telah lama berkarir di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Selama menjabat sebagai Kasetpres, Heru Budi juga menjalankan tugas sebagai Penjabat Gubernur DKI Jakarta pada beberapa periode. Penunjukan Ariyo sebagai Kasetpres dinilai sebagai langkah yang tepat untuk mendukung kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Dengan latar belakang militernya, diharapkan Ariyo dapat memberikan sumbangsih yang signifikan dalam menjaga stabilitas serta mengawal pelaksanaan pemerintahan.
Ariyo akan berkolaborasi secara langsung dengan pejabat kepresidenan lainnya, seperti Mayjen TNI Kosasih yang menjabat sebagai Sesmilpres, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Hal ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara berbagai elemen pemerintahan untuk mencapai tujuan bersama.
Selain itu, keberadaan seorang perwira aktif di posisi Kasetpres diharapkan dapat membawa perspektif baru yang lebih strategis dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, peralihan ini tidak hanya mengubah struktur, tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dalam pengelolaan pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.