![Rencana Prabowo Tambah Kursi Kabinet Dikritik, Dianggap Tidak Berpengaruh](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/13/1715602906576-xlolv.jpeg)
![Rencana Prabowo Tambah Kursi Kabinet Dikritik, Dianggap Tidak Berpengaruh](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/13/1715602906576-xlolv.jpeg)
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai, bahwa tidak ada kaitannya menambah jumlah kementerian dengan meningkatkan produktivitas kinerja pemerintah.
Hal ini menanggapi kabar Presiden terpilih Prabowo Subianto akan menambah nomenklatur kementerian menjadi 40.
"Menambah kursi kabinet saya kira tidak ada urusan dengan meningkatkan kinerja, karena akan semakin banyak bidang pekerjaan yang dilakukan," kata Lucius di Kantor Formappi, Jakarta, Senin (13/5).
Menurut Lucius, wacana yang muncul menggambarkan adanya keinginan Prabowo untuk memastikan semua kelompok terlibat dalam kabinet mendatang. Tetapi, ada keterbatasan kursi menteri sesuai undang-undang kementerian negara yaitu hanya 34.
"Karena ada begitu banyak parpol sementara kursi terbatas, jadi munculah wacana untuk menambah kursi kabinet itu," ujarnya.
Lucius menyebut, wacana tersebut semata hanya ditujukan untuk berbagi jatah kekuasaan agar program-program pemerintah nantinya bisa mulus di parlemen.
"Dan kalau semuanya sudah mendapatkan jatah kekuasaan mudah, kemudian memastikan dukungan yang solid di parlemen untuk berbagai kebijakan yang dimiliki presiden dan wakil presiden terpilih mendatang," ucapnya.
Lucius menambahkan, setiap presiden dan wakil presiden terpilih selalu punya kepentingan untuk memastikan koalisi pendukung di parlemen itu mayoritas atau dominan.
Menurutnya, hal itu seperti dilakukan oleh Presiden Jokowi di periode 2019-2024 yang mengajak rivalnya Prabowo Subianto bergabung di koalisi.
"Itu juga akan dilakukan oleh Pak Prabowo, apalagi belum apa-apa Pak Prabowo sudah mengatakan rekonsiliasi dan lain sebagainya, saya kira rekonsiliasi mungkin hanya bahasa politis dari keinginan presiden terpilih untuk memastikan mereka tidak mendapatkan hambatan parlemen saat mereka mengajukan program-program unggulannya di lima tahun mendatang," pungkasnya.
Prabowo menegaskan bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi dikabarkan menitipkan nama menteri di kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaPresiden terpilih Prabowo Subianto masih menggodok susunan kabinet yang akan dipimpin
Baca SelengkapnyaNamun susunan kabinet nantinya merupakan hak prerogatif Prabowo, yang didiskusikan dengan Gibran.
Baca SelengkapnyaIni reaksi AHY saat disinggung soal kabar meminta jatah Menteri Koordinator (Menko) di kabinet Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaGanjar mengingatkan, sudah ada Undang-undang (UU) yang membatasi jumlah kursi menteri.
Baca SelengkapnyaSetelah terpilihnya Jokowi menjadi orang nomor satu di Indonesia, lalu mengajak Prabowo ke dalam susunan kabinet.
Baca SelengkapnyaDave menilai, Jokowi sebagai presiden ada baiknya saling diskusi dengan Prabowo yang bakal melanjutkan pemerintahannya.
Baca SelengkapnyaRespons Jokowi soal Rencana Prabowo Tambah Jumlah Kementerian Jadi 40
Baca Selengkapnya