Santainya Budiman Sudjatmiko Dipanggil PDIP Karena Temui Prabowo
Pemanggilan itu terkait pertemuan Budiman dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Budiman Sudjatmiko memberikan sinyal dukungan kepada Prabowo ketika menyambangi Kertengara.
Santainya Budiman Sudjatmiko Dipanggil PDIP Karena Temui Prabowo
Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko santai menanggapi rencana pemanggilan dirinya oleh DPP PDIP.
Pemanggilan itu terkait pertemuan Budiman dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Budiman menganggap pemanggilan tersebut hal yang biasa. Layaknya kader berdiskusi dengan pengurus partai.
"Saya kan juga ngobrol-ngobrol juga dengan yang lain. Itu kan pemanggilan resmi ya. Ngobrol dengan orang-orang partai DPP juga biasa aja. Masih komunikasi kok, jadi enggak ada masalah,"
katanya kepada wartawan, Kamis (20/7).
Merdeka.com
Sang aktivis ini mengaku siap dengan pemanggilan DPP PDIP. Kata dia, layaknya main ke kantor partai biasa dan berbicara dengan elite politik.
"Dipanggil DPP biasa. Saya biasa diskusi. Main ke DPP biasa, diskusi biasa," katanya.
"Saya biasa ngobrol dengan orang DPP. Seperti saya ngobrol dengan elite politik dan aktivis poliik yang lain,"
sambung Budiman.
Merdeka.com
Terkait sikapnya bertemu Prabowo yang dipermasalahkan pengurus PDIP, Budiman tidak memusingkan.
Ia mengaku rajin bertemu dan diskusi dengan berbagai kalangan.
"Kalau saya kan biasa diskusi dengan banyak kalangan. Diskusi dengan banyak kalangan itu biasa. Baik yang terekspos dan tidak terekspos,"
ujar Budiman kepada wartawan.
Sebelumnya, PDI Perjuangan akan memanggil Budiman Sudjatmiko buntut menemui Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
PDIP menilai apa yang dilakukan Budiman ada indikasi pelanggaran disiplin organisasi.
"Iya pasti kita panggil, saya pulang dari reses dipanggil. Semua sama, itu aturan berlaku untuk semua anggota partai tanpa kecuali,"
kata Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun kepada wartawan, Rabu (19/7).
Komarudin mengaku, berpartai memiliki aturan organisasi. Ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, seluruh kader partai berlambang banteng harus tegak lurus.
"Ketika ibu Megawati memutuskan Ganjar Pranowo, ya pasti kita pendukung partai, anggota partai 230 juta seluruh Indonesia pasti juga punya pandangan yang mungkin secara pribadi tidak setuju, tapi konsekuensi sebagai orang partai ya kalau sudah diputuskan semua harus mendukung itu," ujarnya."Kalau tidak mau mendukung, mau bebas ya jangan gabung di PDIP, kan gitu. Kalau di PDIP pasti ada aturan,"
tegas Komarudin.
Merdeka.com