Temui Prabowo, Budiman Sujatmiko Dipanggil PDIP Awal Agustus
Kehadiran Budiman di kediaman Prabowo juga tidak bisa diartikan sebagai langkah pribadi.
DPP PDIP akan meminta pertanggungjawaban atas perilaku Budiman.
Temui Prabowo, Budiman Sujatmiko Dipanggil PDIP Awal Agustus
DPP PDI Perjuangan berencana memanggil Budiman Sudjatmiko pada awal Agustus mendatang.
Budiman akan dipanggil karena terindikasi melakukan pelanggaran organisasi setelah menemui Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Ya bulan Agustus, awal Agustus (soal pemanggilan Budiman)," ujar Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun kepada wartawan, dikutip Kamis (20/7).
merdeka.com
Komarudin menegaskan, DPP PDIP akan meminta pertanggungjawaban atas perilaku Budiman.
Karena PDIP sudah tegas mengusung Ganjar Pranowo dan seluruh kadernya harus tegak lurus.
"Ketika kader mendatangi calon lain itu namanya melakukan perlawanan terhadap keputusan Partai, dan itu harus diminta pertanggungjawabannya."
-Komarudin.
Kehadiran Budiman di kediaman Prabowo juga tidak bisa diartikan sebagai langkah pribadi. Komarudin membandingkan dengan kasus Effendi Simbolon dan Budiman yang serupa. Effendi sebelumnya telah diminta klarifikasi oleh PDIP. "Tidak ada itu orang pribadi-pribadi. Begitu juga kemarin Pak Effendi Simbolon bilang pribadi, kita panggil juga kan?" katanya.Sebelumnya, politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman Kartanegara IV, Jakarta Selatan. Selepas pertemuan, Budiman menilai bahwa Prabowo salah satu orang terbaik yang layak didapatkan bangsa Indonesia. "Saya berharap Pak Prabowo sehat, teruskan tugas, tunaikan tugas, dan saya ingin orang Indonesia layak untuk mendapatkan orang terbaik, salah satunya Pak Prabowo," kata Budiman di Kertanegara IV, Jakarta, Selasa (18/7). Budiman merasa, bangsa Indonesia membutuhkan persatuan kaum nasionalis untuk saling mendukung. Terlebih, ada kebersamaan untuk Pemilu 2024.
Budiman menyebut, dirinya punya cara pandang sama dengan Prabowo dalam kepemimpinan politik. Dalam arti, pada situasi bangsa yang ingin bangkit di tengah turbulensi global. "Saya mengapresiasi dan merasa bahwa Pak Prabowo itu mewakili satu cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengan saya dalam pengertian suatu bangsa yang ingin bangkit di tengah turbulensi karena krisis global, karena perang biasanya butuh pemikiran dari 2 tipe orang, satu intelijen, satu aktivis," tutur Budiman.