Tim sukses duga penolakan kampanye Ahok-Djarot diorganisir
Merdeka.com - Kampanye dilakukan pasangan gubernur dan wakil gubernur nomor urut 2, Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, terus mendapatkan penolakan dari sekelompok warga. Di sejumlah tempat, Ahok-Djarot diadang dan tidak diizinkan blusukan.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Wibi Andrino mengaku sudah melaporkan ke Bawaslu DKI Jakarta. "Kami meminta komitmen Bawaslu agar hal-hal ini dapat disikapi secara tegas, secara cepat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Wibi di Rumah Pemenangan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (16/11).
Sekretaris DPW Partai Nasdem DKI Jakarta ini menduga ada pihak mengorganisir penolakan Ahok-Djarot. Tujuannya, untuk menjegal pemenangan Ahok-Djarot di Pilgub DKI.
-
Siapa yang larang Jokowi ikut kampanye? Tidak ada penyebutan presiden dan wakil presiden atau menteri di dalamnya.
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Kenapa Jokowi dibolehkan ikut kampanye? Undang-Undang Pemilu tidak melarang seorang presiden untuk ikut kampanye, apakah untuk pemilihan presiden atau pemilihan legislatif. Beleid yang sama juga tidak melarang kepala negara untuk berpihak atau mendukung salah satu pasangan calon presiden.
-
Apa makna blusukan Jokowi dan Ganjar? 'Blusukan ini merupakan cermin, cermin komitmen kepemimpinan untuk turun ke bawah. Dan tidak mudah untuk bisa turun ke bawah apalagi tidur di rumah rakyat,' imbuh Hasto.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
"Ini ada yang mengorganisir, ini terjadi secara sistematis, ini terjadi secara terstruktur struktur, ini membuat kami meyakini. Apalagi hal (penolakan) ini tidak terjadi satu dua kali. Tapi terus menerus," tegasnya.
Dugaan itu, katanya, muncul karena pihak yang melakukan penolakan adalah orang-orang yang sama. "Bahwasanya orang yang datang ataupun mengadang, ingin merampas hak dari pada kami berkampanye adalah orang yang itu-itu saja," terangnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok juga tidak bisa ikut berkampanye karena posisinya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina
Baca SelengkapnyaMereka yang tergabung dalam Barisan Relawan Bhineka Jaya melakukan dukungan kepada Ahok untuk menjadi Calon Gubernur DKI yang diusung PDIP.
Baca SelengkapnyaAhok mengaku ingin ikut mengampanyekan Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman yakin rakyat lebih memihak Jokowi dibanding Ahok.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara RIDO Herzaky Mahendra Putra mengingatkan, Jokowi merupakan sosok yang pernah memimpin Jakarta dan memiliki basis pendukung kuat.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada
Baca SelengkapnyaPilkada DKI tahun 2017 berlangsung sangat menarik dan penuh dinamika. Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama dan etnis.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dukungan kepada Cagub-Cawagub Ridwan Kamil dan Suswono untuk Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaSeorang nenek pendukung paslon 02 mengatakan bahwa Prabowo memiliki gagasan melanjutkan kinerja presiden sebelum-sebelumnya.
Baca SelengkapnyaOno Surono mengatakan, Anies Baswedan memenuhi semua unsur kriteria untuk memimpin Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi buka suara terkait tudingan menghambat dan menjegal langkah politik Anies Baswedan di Pilkada Serentak, Jumat (30/8).
Baca Selengkapnya