TKN Klaim Jokowi Selera Publik, Prabowo Belum Mampu Rebut Kepercayaan Rakyat
Merdeka.com - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf mengomentari hasil survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) yang menyatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf sejauh ini masih unggul dan berselisih 23 persen dari pasangan Prabowo-Sandi. Anggota TKN, Maruarar Sirait menyampaikan, secara fundamental, Jokowi memiliki banyak nilai positif sehingga tidak salah jika hasil surveinya selalu unggul.
"Dari kepribadian santun, tapi tegas. Kemudian juga kinerja-kinerja, prestasi terukur," kata dia di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/3).
Maruarar mengatakan selama ini Jokowi-Ma'ruf selalu diserang dengan berbagai hoaks seperti pro asing dan konglomerat. Namun tuduhan itu dibalas dengan program nyata seperti menurunkan pajak dan menurunkan bunga pinjaman bagi UMKM. Selain itu, menurutnya, nilai lebih Jokowi juga pernah memenangkan berbagai kontestasi politik dari tingkat daerah, provinsi dan nasional.
-
Kenapa Prabowo unggul di beberapa provinsi? Dari beberapa daerah yang sudah dibacakan, pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari pasangan nomor urut 01 Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar dan nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
-
Kapan Prabowo-Gibran menang di Sulawesi Utara? Hal ini berdasarkan hasil rapat rekapitulasi wilayah Sulawesi Utara yang digelar di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
-
Dimana Prabowo-Gibran menang? Paslon 01 dan 03 Protes Prabowo-Gibran Menang di Bengkulu, Soroti Dugaan Bansos hingga Peran Pejabat
-
Apa yang membuat Prabowo unggul? Survei yang selesai mereka lakukan pada 6 Februari atau delapan hari jelang pemungutan suara itu menemukan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53,5 persen. Pasangan tersebut unggul telak dibanding dua kompetitornya, Anies-Muhaimin yang elektabilitasnya 21,7 persen dan Ganjar-Mahfud dengan tingkat keterpilihan 19,2 persen.
"Dalam proses kita tahu Pak Jokowi mengikuti kompetisi politik dipilih oleh rakyat langsung itu dua kali walikota, kemudian gubernur di Jakarta dan Pilpres pertama 2014. Pokoknya Pak Jokowi itu selera publik lah. Belum pernah kalah dalam rangka kompetisi merebut kepercayaan publik," jelasnya.
"Sementara Pak Prabowo dalam sejarahnya kan 2009, 2014 sudah pernah maju (calon) wapres dan presiden, dan memang realitanya Pak Prabowo belum pernah mampu merebut kepercayaan rakyat, itu kan fakta-faktanya. Tentu ada kelebihan Pak Prabowo, ada kelebihan Pak Jokowi, ada kekurangannya," lanjutnya.
Politikus PDIP ini melanjutkan, kendati saat ini Jokowi dan Prabowo bersaing sebagai capres, tapi bukan tidak mungkin Gerindra bakal masuk ke pemerintahan ketika misalnya Jokowi yang terpilih menjadi presiden. Dia pun yakin kedua kubu bisa bersatu kendati banyak memiliki pandangan berbeda dalam politik.
"Ini pandangan saya pribadi ya, bukan tidak mungkin ketika pihak kami menang bisa saja misalnya Gerindra masuk bekerja sama dalam pemerintahan," ujarnya.
Prabowo dan Jokowi, lanjutnya, adalah dua tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi. Hal ini tercermin dari dinamika di tingkat nasional maupun daerah.
"Jadi kalau kita mengkaji dengan cermat dan objektif kita bisa mengakui bahwa politik Indonesia hari ini dari segi elektabilitas dan kepercayaan publik yang paling dipercaya adalah Jokowi dan Prabowo. Karena menurut saya kalau kita sepakat bersatu bisa saja bersatu dalam satu pemerintah," tutupnya.
SMRC merilis hasil survei terkait dukungan calon presiden dan integritas penyelenggara Pemilu evaluasi publik nasional. Selain mensurvei keyakinan publik terhadap penyelenggara Pemilu baik Pemilu dan Bawaslu, SMRC juga merilis hasil survei terkait sikap partisan pilihan presiden dan wapres.
Hasilnya, pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf unggul 54,9 persen dari pasangan Prabowo-Sandi yang hanya mendapatkan suara 32,1 persen. "Pertanyaannya seandainya pemilihan presiden dilaksanakan sekarang ini, siapa yang akan Ibu atau Bapak pilih di antara dua pasangan calon presiden dan wakil presiden berikut. Hasilnya 54,9 persen memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf dan 32,1 persen memilih pasangan Prabowo. Sementara 13 persen menjawab tidak tahu atau rahasia," kata Direktur SMRC, Denny Irfan, saat rilis hasil survei di Cikini, JakartaPusat, Minggu (10/3).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo mengaku kewalahan mengimbangi Jokowi dalam bekerja.
Baca SelengkapnyaDalam acara HUT Golkar, Prabowo pun mengaku sudah berubah karena dua kali dikalahkan
Baca SelengkapnyaTingginya approval rating tersebut pun membuat rebutan capres.
Baca SelengkapnyaJoko Widodo atau biasa disapa Jokowi mungkin satu-satunya orang yang tak pernah kalah dalam kontestasi Pemilu di era Reformasi.
Baca SelengkapnyaSetelah terpilihnya Jokowi menjadi orang nomor satu di Indonesia, lalu mengajak Prabowo ke dalam susunan kabinet.
Baca SelengkapnyaKendati berseberangan pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo mengaku tak pernah menaruh rasa dendam kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaPrabowo menceritakan banyak orang yang menyebutnya sudah berubah.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Gerindra itu menegaskan bahwa Jokowi sosok yang pekerja keras.
Baca SelengkapnyaPDIP mengaku bersyukur saat ini Capres jagoannya Ganjar Pranowo dikeroyok banyak parpol.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya membangun kepercayaan publik atau public trust.
Baca Selengkapnya"Prabowo bisanya jualan Pak Jokowi saja. Loh aku timnya Jokowi kenapa engga?" kata Prabowo
Baca SelengkapnyaPrabowo dalam sebuah pidato menyampaikan sanjungannya kepada Presiden Jokowi yang pernah mengalahkannya dua kali dalam Pemilu.
Baca Selengkapnya