Tokoh 'hijau tua', partai Islam tak bisa saingi nasionalis
Merdeka.com - Perolehan dukungan partai-partai Islam, menurut hasil survei, terus mengalami kenaikan. Namun kenaikan dukungan itu terdistribusi dan jumlahnya kecil bila dibandingkan dengan dukungan terhadap partai-partai nasionalis.
Misalnya dalam hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang dirilis kemarin menunjukkan, perolehan partai-partai Islam seperti PKB mencapai 4,6 persen. Kemudian PPP 3,5 persen, PAN dan PKS masing-masing 3,3 persen, dan PBB 0,5 persen.
Bandingkan dalam survei yang sama dengan PDIP yang perolehan dukungan mencapai 17,6 persen. Diikuti oleh Golkar 14,8 persen, Gerindra 8,6 persen, dan Partai Demokrat 7 persen.
-
Siapa yang mau mendirikan partai baru? 'Menarik ya karena waktu kami sempat bermitra didukung partai Gerindra dan PKS saat itu, kita pernah berdiskusi tentang mendirikan partai,' kata Sandiaga di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (6/9).
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Apa harapan Jokowi untuk Pemilu 2024? 'Ya ini adalah pesta demokrasi kita berharap ini betul-betul jadi pesta rakyat, dan juga berlangsung dengan jurdil, luber dan diiktui oleh seluruh rakyat Indonesia dengan kegembiraaan karena ini adalah pesta rakyat. Pesta demokrasi,' jelasnya.
-
Apa usulan PKS untuk Jokowi? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Apa yang menentukan mesin politik Jokowi dan mesin politik NU? Mereka yang bekerja sepenuh hati berbasis loyalitas, kesamaan frekuensi ideologis, dan keyakinan intelektualitas, akan bekerja lebih rapi ketimbang para influencer atau buzzer bayaran (seprofesional apapun mereka, pasti hasil kerjanya akan bebeda).
-
Siapa yang memiliki peran penting dalam Pemilu? Keterlibatan rakyat dalam memilih pemimpin melalui Pemilu juga merupakan ekspresi dari hikmat kebijaksanaan dalam pembentukan pemerintahan, yang menjadi salah satu nilai utama dari Sila Ke-4 Pancasila.
Menurut Kepala Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS Philips Vermonte, minimnya dukungan kepada partai-partai Islam salah satunya karena tidak adanya figur yang dikenal luas dan memiliki sosok yang kuat serta diterima masyarakat luas.
"Apa dalam 2014 nanti ada poros tengah? Itu kalau ada koalisi. Saat ini dukungan yang naik PKB dan PKS . Kalau mau partai-partai Islam mau naik lagi, mereka harus melahirkan tokoh yang kekuatannya sama dengan Jokowi atau Prabowo untuk mendulang suara," kata Philips dalam rilis survei CSIS, di Tanah Abang III, Minggu (1/12).
Philips mengungkapkan, representasi perolehan dukungan yang didapatkan partai Islam saat ini, karena tokoh-tokoh dari kalangan partai-partai Islam belum diterima masyarakat luas. Menurut Philips, dalam kondisi sosial masyarakat saat ini membutuhkan tokoh Islam yang bisa mengayomi semua pihak, modernis, dan tidak konservatif.
"Figur dari partai Islam yang dibutuhkan saat ini adalah sosok yang 'hijau cemerlang, bukan hijau tua'. Dengan kata lain figur yang dibutuhkan adalah yang modern, moderat, dan tidak konservatif," papar Philips.
Ada risiko yang akan ditanggung oleh partai-partai Islam bila tak segera menemukan figur yang sesuai keinginan pemilih banyak. Bila partai Islam hanya menawarkan tokoh-tokoh yang masih berada di tampuk elite partai Islam maka yang akan dilahirkan adalah oligarki partai atau hanya itu-itu saja.
"Bukannya partai-partai Islam tidak ada pimpinan. Tokoh partai ada, tapi sosok yang ada saat ini belum diterima semua kalangan. Sedangkan figur yang ditawarkan saat ini hijau tua, yang tidak selaras dengan pemilih saat ini. Kalau itu-itu saja tawarannya akan terjebak pada oligarki partai politik, tidak ada bedanya dengan partai yang lain, dan ingat itu tidak menarik," ujar Philips.
Survei yang dirilis CSIS itu dilakukan di 33 provinsi dan berlangsung pada 13 sampai 20 November 2013 dengan wawancara tatap muka. Jumlah sampel 1180 responden dengan tingkat kesalahan 2,85 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Pemilihan responden dilakukan secara acak bertingkat dan proporsi kelamin 50:50 persen untuk laki-laki dan perempuan. Proporsi responden untuk desa dan kota juga sama 50:50 persen dengan data BPS 2011.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut dia, Presiden Jokowi merupakan tokoh nasional.
Baca SelengkapnyaKoalisi itu tak terbentuk karena PDIP keburu mendeklarasikan Ganjar.
Baca SelengkapnyaPKB berencana menarik dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahmad Ali NasDem, selama ini yang ada partai politik yang mendekati Jokowi bukan sebaliknya.
Baca SelengkapnyaHasto menyebut, dalam kabinet Jokowi ada menteri powerfull dan menteri super powerfull.
Baca SelengkapnyaJK mengingatkan jika bergabung dengan Partai Golkar tidak serta-merta bisa menjadi pengurus apalagi menjadi ketua umum.
Baca SelengkapnyaJazilul enggan mengakui Khofifah sebagai kandidat kuat di Pilgub Jatim saat ini.
Baca SelengkapnyaIdrus menuturkan, Bahlil bakal membuka komunikasi dengan seluruh stakeholder partai bila ingin mengakomodasi jabatan Jokowi di internal partai beringin.
Baca SelengkapnyaZulhas mengatakan, Jokowi dan Prabowo menunjukkan semangat tinggi untuk membangun Indonesia lebih baik.
Baca SelengkapnyaJokowi dinilai pantas jika memang masuk ke partai berwarna kuning tersebut.
Baca SelengkapnyaSelain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca Selengkapnya