Yorrys sebut usul pemecatan dari SOKSI dan Bapilu tak wakili Golkar
Merdeka.com - Ketua Harian Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Erwin Ricardo Silalahi dan Ketua Bapilu Wilayah Timur Golkar Aziz Samuel mendesak DPP Partai Golkar untuk segera memecat Ketua Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai. Desakan ini menyusul ucapan Yorrys yang menduga Ketum Setya Novanto akan menjadi tersangka kasus e-KTP.
Yorrys menegaskan, usulan pemecatan hanya opini pribadi bukan sikap resmi Golkar. Menurutnya, sanksi pemecatan harus melalui mekanisme organisasi. Sebab, pemberian sanksi harus diputuskan dalam rapat pleno.
"Iya pribadi saja. Kalau resmi, ada mekanismenya. Jadi kalau orang yang tanggapi saya tanpa melalui mekanisme institusi, saya anggap itu enggak ada. Wong dia juga pribadi. Kalau institusi, kapan dibuat rapat itu? kan institusi harus ada pleno. Keputusan itu lah yang dibacakan," kata Yorrys saat dihubungi, Kamis (27/4).
-
Apa pernyataan Bahlil tentang keputusannya keluar dari Golkar? Bahlil mengaku sudah keluar dari Golkar lebih dari 10 tahun lalu. Bahlil mengaku masuk kabinet Presiden Jokowi pada 2019 bukan dari usulan atau perwakilan Golkar.
-
Mengapa Golkar meminta Bahlil tak mengklaim sebagai kader? Sahmud Ngabalin mengingatkan, Bahlil bukan lagi sebagai kader partai berlambang pohon beringin. Ia meminta Bahlil tak menjilat ludah sendiri dengan mengaku sebagai kader Golkar. Sebab, Bahlil sendiri sudah mengakui bukan menjadi bagian dari Partai Golkar sejak lama.
-
Siapa yang diminta tidak mengklaim sebagai kader Golkar? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.
-
Kenapa Yusril protes Bambang walkout? Yusril mengungkit Bambang pernah tersandung kasus hukum dan kini masih berstatus tersangka. 'Kami patut mempertanyakan status Pak Bambang Widjojanto sendiri. Beliau itu kan tersangka, P21 dilimpahkan ke kejaksaan, di-deponer status beliau itu lagi. Apa sekarang ini? Tersangka selamanya, seumur hidup tersangka,' kata Yusril di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (4/4).
-
Bagaimana Yusril menanggapi walkout Bambang? Yusril mengungkit Bambang pernah tersandung kasus hukum dan kini masih berstatus tersangka. 'Kami patut mempertanyakan status Pak Bambang Widjojanto sendiri. Beliau itu kan tersangka, P21 dilimpahkan ke kejaksaan, di-deponer status beliau itu lagi. Apa sekarang ini? Tersangka selamanya, seumur hidup tersangka,' kata Yusril di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (4/4).
-
Kapan Golkar akan umumkan keputusan? “Insya Allah tidak akan lama lagi, Partai Golkar akan mengumumkan terkait dengan pilpres tersebut, demikian juga dengan pileg, tidak lama lagi Partai Golkar akan mengumumkan baik itu penomoran dari provinsi, kabupaten kota, dan juga pusat,“ “Kami akan segera bergerak serentak bekerja apabila itu sudah diumumkan Ketua Umum,“ tegas Wakil Ketua Komisi III DPR ini.
Pemberian sanksi pun tidak mudah dan harus melewati proses panjang. Partai Golkar dianggap tidak bisa sembarangan memecat kader karena bukan sebuah korporasi.
"Partai kan bagaimana dia harus melakukan mass forming, menggalang orang sebanyak banyaknya untuk masuk ke dalam partai. Kalau main pecat-pecat bagaimana partai bisa maju? Ini bukan korporasi," klaimnya.
Jika DPP Golkar menjatuhkan sanksi, dia menduga justru akan menimbulkan konflik di internal partai. Dia menjelaskan, banyaknya kader yang mengundurkan diri atau pindah ke partai lain disebabkan karena gaya kepemimpinan yang otoriter.
"Pasti lah. kader-kader kita yang terbaik pada keluar, hijrah itu kenapa? Karena gaya kepemimpinan saja di partai yang gaya otoriter, sistem korporasi. susah," tegas dia.
Idrus diklaim telah mendukung usulan konsolidasi demi menyelamatkan partai. Langkah konsolidasi untuk menyelesaikan masalah diperlukan karena Golkar akan menghadapi agenda politik di 2018 dan 2019. Sehingga elektabilitas Golkar di Pemilu tidak merosot.
"Dia mendukung apa statement saya bahwa perlu konsolidasi baik dalam situasi aman maupun kritis. Nah saya kaitkan itu dengan kalender-kalender politik yang ada, yang disesuaikan dengan UU. masa kita enggak responsif? kita mau reaktif?," ujarnya.
Dia membantah, upaya penyelamatan partai yang diusulkan bukan karena dirinya ingin menggantikan Setnov sebagai Ketua Umum. Langkah penyelamatan partai hanya bagian dari tugasnya sebagai kader partai tertua di Indoensia itu.
"Dari dulu sampai sekarang saya bersyukur karena Golkar, legacy yang akan saya tinggalkan adalah menyelamatkan Golkar, itu tugas saya. Saya bukan mau jadi ketua umum, enggak ada sama sekali. Tetapi komitmen moral saya menyelamatkan partai ini," tandasnya.
(mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Waketum Golkar curiga ada penumpang gelap dengan kemunculan gagasan Munaslub melalui orang yang mengaku anggota Dewan Pakar Golkar.
Baca SelengkapnyaDalam forum klarifikasi, Dewan Etik mempersilahkan Lawrence menjelaskan latar belakang pernyataannya terkait wacana munaslub.
Baca SelengkapnyaWasekjen Dewan Pimpinan Partai (DPP) Partai Golkar Syamsul Hidayat menegaskan, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bukan lagi kader Golkar
Baca SelengkapnyaPolitikus yang akrab disapa Bamsoet ini menegaskan tidak ada wacana Munaslub untuk mengubah keputusan soal pencapresan.
Baca SelengkapnyaBahlil mengaku tidak perlu menanggapi lebih informasi yang dianggapnya hoaks tersebut.
Baca SelengkapnyaYaqut mengakui sudah merasa kehilangan status keanggotannya di PKB.
Baca SelengkapnyaSebagai informasi, desakan Munaslub untuk melengserkan Airlangga dilakukan Kelompok Pemrakarsa Penggerak Kebangkitan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar.
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan Penasihat Partai Golkar, Jusuf Hamka mengungkapkan pengunduran dirinya dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaAnies sebelumnya berbagai partai tersandera kekuasaan untuk memasukkannya sebagai kader atau anggota.
Baca SelengkapnyaJokowi menjawab ini saat ditanya apakah Airlangga mundur turut dibicarakan bersama dirinya atau tidak.
Baca SelengkapnyaPKB, Partai NasDem, dan PKS menyatakan mendukung usulan hak angket.
Baca Selengkapnya