Profil
Robert Mugabe
Dilahirkan di Kutama, Timur Laut Salisbury pada 21 Februari 1924, Robert Gabriel Mugabe merupakan presiden sekaligus kepala negara Zimbabwe yang berkuasa sejak 1980 sampai sekarang. Awal-awal kehidupannya dihabiskan di kota kelahirannya yang sekarang berubah nama menjadi Harare. Mugabe dibesarkan oleh kedua orang tuanya, Gabriel Matibili dan Bona yang sama-sama memeluk agama Katolik. Namun hidupnya berubah ketika sang Ayah yang berprofesi sebagai tukang kayu meninggalkan keluarga menuju Bulawayo.
Masa muda Mugabe dihabiskannya untuk mengenyam pendidikan di berbagai perguruan tinggi baik di dalam dan luar negeri. Donato, saudara kandung Mugabe mendeskripsikan ia sebagai orang yang tidak memiliki teman selain buku. Memulai pendidikan dasar di Sekolah Marist Brother dan Jesuit, Mugabe kemudian melanjutkannya di Kutama College. Setamatnya dari sana, Mugabe kemudian menuju Fort Hare, Afrika Selatan untuk meneruskan pelajarannya. Ia lulus dari sana tahun 1951 dan kembali belajar di Salisbury (1953), Gwelo (1954), dan Tanzania (1957). Mugabe merupakan pemegang 7 gelar akademik dari berbagai universitas, diantaranya dari University of Fort Hale sebagai Bachelor of Arts, Bachelor of Administration dan Bachelor of Education ia dapatkan dari the University of South Africa, Bachelor of Science, Bachelor of Laws, Master of Science, serta Master of Laws, semuanya ia peroleh ketika menempuh pendidikan di the University of London External Programme.
Selesai menamatkan pendidikannya, Mugabe pergi ke Ghana untuk mengajar di sebuah sekolah menengah di kota Takoradi. Selama masa tinggalnya di Ghana ia bertemu Sally Hayfron yang kemudian ia nikahi pada 1961. Di Ghana pula Mugabe banyak mendapatkan inspirasi dari pemimpin Ghana ketika itu, Kwame Nkrumah.
Sepanjang tahun 1960an, Mugabe aktif di ZANU (Zimbabwe African National Union) dan sempat diangkat sebagai sekertaris jenderal selama konflik melawan pemerintahan minoritas kulit putih di Zimbabwe. Akibat keberaniannya melakukan perlawanan melawan pemerintahan Ian Smith, Mugabe dipenjarakan pada tahun 1964. Ia mendekam di balik jeruji besi selama 10 tahun. Sekeluar dari hotel prodeo, Mugabe meninggalkan Rhodesia (nama lama dari Zimbabwe) dan pergi menuju Mozambique. Dari sana ia tetap lantang menentang rezim kulit putih. Di akhir perang tahun 1979 Mugabe dielu-elukan sebagai pahlawan negara dan memenangi pemilihan umum setahun berikutnya. Mugabe diangkat sebagai perdana menteri pada tanggal 18 April 1980. Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 31 Desember 1987 ia secara sepihak mengubah konstitusi Zimbabwe yang kemudian membawanya menduduki jabatan presiden dan menghapuskan jabatan perdana menteri.
Sepanjang 3 dekade pemerintahannya, Ayah dari 4 anak ini sukses mengantarkan Zimbabwe ke jurang kemiskinan. Angka pengangguran naik mencapai lebih dari 85 %. Inflasi tahunan melambung hingga lebih dari 100.000%, dan jutaan rakyatnya mati akibat kelaparan dan penyakit yang menyerang mereka. Alih-alih berunding dan mendengarkan suara rakyat untuk memperbaiki nasib negara, Mugabe malah menekan teriakan-teriakan oposisi dan membungkam mulut mereka melalui aksi teror, pembunuhan dan memerintah dengan tangan besi. Komunitas internasional seperti Amerika Serikat, Inggris, Eropa, Australia, Selandia Baru, dan Uni Afrika mengecam keras atas tindakan dan pemukulan politikus termasuk pemimpin oposisi. Pada 2002-2003, Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap Zimbabwe, yakni pembatasan finansial dan visa terhadap beberapa pejabat pemerintah, larangan pengiriman perlengkapan pertahanan, dan penangguhan bantuan non-kemanusiaan antar-pemerintah dua negara. Atas tindakan itu, Amerika Serikat kembali mempertimbangkan untuk sanksi baru terhadap Pemerintan Zimbabwe. Namun Mugabe tetap bergeming. Ia bahkan sesumbar bahwa tidak ada yang bisa mencopot kekuasaannya selain Tuhan dan ia akan memerintah hingga berusia 100 tahun.
Oleh: Atiqoh Hasan