4 Terapi yang Harus Dilakukan untuk Anak Gangguan Tumbuh Kembang Berdasar Saran dari Dokter
Pada anak yang mengalami sejumlah gangguan tumbuh kembang, terdapat berbagai terapi yang disarankan oleh dokter.
Gangguan tumbuh kembang pada anak dapat diatasi melalui berbagai jenis terapi. Penanganan yang dilakukan sejak dini berperan penting dalam membantu anak mencapai potensi terbaiknya. Menurut Lies Dewi N, dokter spesialis anak konsultan neuropediatri di Eka Hospital Cibubur, efektivitas terapi untuk gangguan tumbuh kembang sangat bergantung pada jenis dan tingkat gangguan yang teridentifikasi melalui asesmen. Berikut adalah beberapa jenis terapi yang bisa diterapkan:
- Terapi fisik: Fokus pada peningkatan kemampuan motorik kasar dan halus anak melalui program latihan yang terencana.
- Terapi sensori integrasi/terapi okupasi: Membantu anak dalam mengembangkan interaksi sosial, kemampuan sensorik, dan keterampilan sehari-hari.
- Terapi wicara: Ditujukan untuk anak yang mengalami keterlambatan bicara dan bahasa, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi serta pemahaman terhadap bunyi dan bahasa.
- Terapi perilaku: Menangani isu perilaku dan emosional melalui pendekatan psikologis.
Sebelum memilih terapi, orangtua sebaiknya mengenali tanda-tanda gangguan tumbuh kembang pada anak agar dapat segera melakukan penanganan yang tepat. Lies menjelaskan bahwa proses tumbuh kembang anak adalah hal yang kompleks dan sangat penting, meliputi aspek fisik, mental, emosional, dan sosial. "Penting untuk memastikan bahwa anak dapat mencapai potensi terbaiknya," ungkap Lies dalam keterangan pers yang dirilis pada Rabu (11/9/2024).
-
Bagaimana cara terapi perilaku membantu anak ADHD? Melalui terapi perilaku, anak diajarkan untuk mengontrol impulsifitasnya, meningkatkan perhatian, dan mengelola hiperaktivitas.
-
Bagaimana mengatasi gangguan belajar pada anak? Berbagai metode dapat diterapkan untuk membantu anak dalam mengatasi gangguan belajar, termasuk terapi okupasi, terapi wicara, dan dukungan pendidikan khusus.
-
Mengapa terapi bicara diperlukan untuk anak? Jika anak Anda memiliki kecenderungan perkembangan bicara yang lebih lambat dibandingkan anak seumurannya, terapi bicara bisa menjadi salah satu pilihan pengobatan.
-
Bagaimana anak bisa tumbuh optimal? Selain aspek gizi, aktivitas fisik juga memiliki peran kunci dalam pertumbuhan anak. Mengatur jadwal penggunaan gadget dan mendorong anak untuk tetap aktif dapat membantu memperkuat tulang, menurunkan tekanan darah, mengurangi stres dan kecemasan, meningkatkan rasa percaya diri, serta membantu mengontrol berat badan.
-
Bagaimana tumbuh kembang anak? Pada masa ini, anak mengalami perkembangan otak, tubuh, metabolisme, dan sistem kekebalan yang sangat pesat dan signifikan.
-
Apa saja gangguan belajar yang bisa diatasi oleh psikolog anak? Beberapa anak mungkin mengalami hambatan dalam memahami materi pelajaran di sekolah, yang tidak selalu terkait dengan kecerdasan mereka. Gangguan seperti disleksia, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), atau gangguan pemrosesan sensorik dapat menghambat kemampuan anak untuk belajar secara efektif.
Tanda Gangguan Tumbuh Kembang pada Anak
Lies menyatakan bahwa gangguan perkembangan anak dapat diidentifikasi melalui sejumlah tanda, di antaranya:
Keterlambatan dalam Berbicara dan Bahasa
Anak tidak dapat berbicara atau memahami bahasa yang sesuai dengan tahap usianya. Beberapa tanda peringatan yang penting adalah:
- Pada usia 12 bulan, anak tidak menunjukkan babbling, belum dapat menunjuk, dan ekspresi wajah yang kurang.
- Di usia 16 bulan, anak belum mengucapkan kata-kata yang memiliki makna.
- Ketika mencapai usia 24 bulan, anak belum menguasai setidaknya 25 kata, dan tidak dapat membentuk kalimat pendek yang terdiri dari 2 kata yang dapat dipahami.
- Kehilangan kemampuan berbicara dan keterampilan sosial pada usia berapa pun (regresi).
Masalah Motorik
Kesulitan dalam melakukan berbagai gerakan tertentu, seperti tengkurap, duduk, merangkak, atau berjalan sesuai dengan usia mereka. Berikut ini adalah beberapa red flags yang menunjukkan perkembangan motorik:
- Pada usia 4 bulan, kepala belum dapat tegak (masih mengalami head lag).
- Pada usia 9 bulan, anak belum mampu duduk sendiri.
- Pada usia 1 tahun, anak belum bisa berdiri tanpa bantuan.
- Pada usia 1,5 tahun, anak belum dapat berjalan sendiri.
Keterlambatan dalam Aspek Sosial dan Emosional
Ciri ketiga yang dapat mengindikasikan adanya gangguan dalam perkembangan anak adalah keterlambatan dalam aspek sosial dan emosional. Anak dengan masalah ini sering mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, mengekspresikan emosi yang tepat, atau merespons interaksi sosial dengan baik.
Masalah dalam Kognisi
Masalah dalam kognisi juga merupakan salah satu tanda adanya gangguan dalam perkembangan anak. Hal ini mengakibatkan anak mengalami kesulitan dalam belajar hal-hal baru, mengingat informasi, atau memecahkan masalah.
Gangguan pada Indra
Anak yang mengalami gangguan perkembangan sering kali juga menghadapi masalah terkait dengan indra. Ini dapat mencakup sensitivitas yang berlebihan atau kurang terhadap rangsangan sensorik, seperti suara, cahaya, atau jenis sentuhan tertentu.
Apa yang Harus Dilakukan untuk Memeriksa Gangguan Tumbuh Kembang pada Anak?
Apabila orangtua merasa khawatir anaknya mengalami masalah dalam tumbuh kembang, Lies menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau ahli yang berfokus pada perkembangan anak. "Perawatan yang tepat akan disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan masalah yang ada." Beberapa metode yang umum dilakukan meliputi:
- Deteksi awal: melakukan pengawasan terhadap perkembangan anak secara berkala dan mengenali gejala gangguan sedini mungkin.
- Penilaian dan diagnosis: melakukan penilaian terhadap jenis gangguan tumbuh kembang anak dengan bantuan tenaga profesional, seperti dokter anak, dokter rehabilitasi, atau psikolog.
- Intervensi awal: program intervensi yang dirancang sesuai dengan jenis gangguan dan kebutuhan anak, seperti fisioterapi, terapi integrasi sensorik, terapi bicara, terapi okupasi, atau terapi perilaku.
"Penting bagi pendidikan serta dukungan dari orangtua dan keluarga untuk terlibat dalam proses terapi dan melaksanakan program yang diberikan di rumah," tambah Lies.