Cacar Air Bisa Menyebabkan Pneumonia, Vaksin Tetap Jadi Cara Pencegahan yang Paling Efektif
Anak-anak yang terjangkit cacar dapat menghadapi komplikasi serius, seperti pneumonia yang bisa dihindari dengan vaksin.
Belakangan ini, kasus varisela atau cacar air meningkat di sejumlah daerah, bahkan memaksa sekolah-sekolah di Tangerang Selatan (Tangsel) untuk menerapkan lockdown selama 14 hari. Menanggapi situasi ini, Prof. Soedjatmiko, anggota Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) periode 2004-2024, menyatakan bahwa pencegahan cacar air sangat penting dilakukan melalui imunisasi.
Ia menjelaskan bahwa banyak orang yang menganggap cacar air adalah penyakit yang sepele. Namun, kondisi ini dapat berakibat serius bagi sebagian anak. "Beberapa anak yang terinfeksi cacar dapat menghadapi komplikasi serius, seperti infeksi bakteri pada kulit, bahkan dapat menyebabkan radang paru-paru (pneumonia)," ungkap Soedjatmiko dalam keterangan pers MSD yang dirilis pada Rabu (20/11/2024).
-
Bagaimana cara mencegah campak dan cacar air? Cacar air dan campak dapat dicegah melalui vaksinasi yang diberikan pada anak-anak. Vaksin ini diberikan dalam dua dosis antara usia 12-15 bulan dan 4-6 tahun.
-
Bagaimana vaksin cacar api bekerja? Zostavax adalah vaksin cacar api generasi pertama yang telah digunakan sejak 2006. Vaksin ini menggunakan virus varicella-zoster yang dilemahkan untuk merangsang respons kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.
-
Kenapa vaksin cacar api penting? Vaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
-
Bagaimana cara mencegah penularan cacar air? Selain vaksinasi, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan cacar air, yaitu: Hindari kontak dengan penderita cacar air, karena virus dapat menyebar melalui udara saat penderita batuk atau bersin, atau melalui kontak langsung dengan cairan yang berasal dari ruam cacar air.
-
Apa jenis vaksin cacar api? Ada dua jenis utama vaksin cacar api yang digunakan untuk mencegah herpes zoster, yaitu vaksin Zostavax dan vaksin Shingrix.
-
Bagaimana cara mencegah pneumonia? Wahyuni menjelaskan beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya pneumonia. Di antara langkah-langkah tersebut, ia menyebutkan pentingnya memberikan ASI eksklusif kepada bayi. Selain itu, ia juga menekankan perlunya memberikan dan melengkapi imunisasi, seperti imunisasi DPT-HB-HiB, BCG, MR, PCV, dan Influenza. Nutrisi yang cukup juga sangat penting untuk mencegah terjadinya malnutrisi pada anak. Selanjutnya, Wahyuni mengingatkan agar orang tua menghindari paparan polusi baik di dalam maupun di luar rumah. Ia juga menyarankan untuk menjauhkan anak dari orang yang sedang sakit, terutama yang mengalami batuk pilek. Selain itu, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan juga merupakan hal yang tidak kalah penting. Ventilasi yang baik di dalam rumah serta kebiasaan mencuci tangan secara rutin dapat membantu menjaga kesehatan anak.
Oleh karena itu, Soedjatmiko mendorong orang tua untuk segera mengambil langkah pencegahan agar anak-anak mereka terhindar dari penularan cacar air. Salah satu cara yang mudah dan efektif untuk melindungi anak dari penyakit ini adalah melalui imunisasi.
"Pencegahan yang paling sederhana dan efektif adalah dengan melakukan imunisasi cacar sejak anak berusia 1 tahun. Dengan satu kali suntikan, kekebalan terhadap cacar akan mulai terbentuk dalam waktu dua minggu. Untuk mendapatkan kekebalan yang lebih optimal, sebaiknya dilengkapi dengan vaksinasi dosis kedua, yang bisa menggunakan vaksin kombinasi varisela dan MMR," jelasnya.
Ibu Hamil Sebaiknya Hindari Kontak dengan Pasien Cacar
Soedjatmiko menekankan pentingnya bagi teman atau anggota keluarga yang tinggal serumah dengan pasien cacar untuk segera melakukan vaksinasi. Ia menyatakan, "Jika belum mendapatkan imunisasi varisela, disarankan untuk segera divaksinasi secepat mungkin, kurang dari 5 hari setelah terpapar."
Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
IDAI Rekomendasikan Vaksin Varisella untuk Anak
Mengetahui pentingnya vaksinasi varisela bagi anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah memberikan rekomendasi agar vaksin ini dimasukkan ke dalam jadwal imunisasi anak. Sesuai dengan rekomendasi terbaru, vaksin varisela sebaiknya disuntikkan secara subkutan mulai dari usia 12 bulan. Untuk anak berusia antara 1 hingga 12 tahun, vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan jeda waktu antara 6 minggu hingga 3 bulan. Sedangkan untuk anak yang berusia 13 tahun ke atas, dosis kedua dapat diberikan dengan interval 4 hingga 6 minggu.
Bagi anak yang berusia 2 tahun ke atas dan belum mendapatkan vaksin MR/MMR serta varisela, vaksin MMRV dapat diberikan sebagai dosis primer. Sementara itu, untuk anak di bawah 2 tahun yang sudah menerima vaksin MR/MMR atau varisela sebelumnya, MMRV dapat diberikan sebagai dosis booster. "Oleh karena itu, anak-anak dan orang dewasa sebaiknya mencegah penyakit cacar dengan langkah-langkah di atas, terutama melalui imunisasi varisela sejak usia 1 tahun, diikuti dengan dosis kedua enam bulan kemudian," saran Soedjatmiko.
Imunisasi Varisela Terbukti Aman
Soedjatmiko menegaskan kepada orangtua bahwa vaksinasi varisela telah terbukti aman. Oleh karena itu, orangtua tidak perlu merasa khawatir untuk memberikan imunisasi ini kepada anak-anak mereka. "Imunisasi varisela terbukti aman dan bermanfaat dalam mencegah cacar yang parah, sehingga digunakan di semua negara. Di Indonesia, vaksin varisela telah lama mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," ujarnya. "Serta direkomendasikan oleh Satgas Imunisasi IDAI dan Satgas Imunisasi Dewasa Persatuan Ahli Penyakit Dalam (PAPDI)," tutup Soedjatmiko.