Cara Mendidik Anak Tanpa Merusak Masa Depan, Hindari 5 Kesalahan Ini
Menurut Richard Weaver, the spoiled child syndrome menciptakan perilaku anak yang egois, tidak dewasa, dan tantrum jika keinginannya tidak terpenuhi.

Pakar pendidikan Assoc. Prof. Dr. Susanto. MA menekankan pentingnya menghindari memanjakan anak. Anak manja rentan mengalami hambatan kematangan, membuatnya sulit beradaptasi dengan kehidupan nyata.

Cara Mendidik Anak Tanpa Merusak Masa Depan, Hindari 5 Kesalahan Ini
"Ketergantungan pada orang lain merupakan pantangan bagi kesuksesan," ujar Susanto seperti dikutip dari Liputan6.com. Oleh karena itu, mengajarkan kemandirian perlu menjadi fokus dalam mendidik anak.

1. Memanjakan Anak: Sindrom yang Membahayakan Masa Depan
Menurut Richard Weaver, the spoiled child syndrome menciptakan perilaku anak yang egois, tidak dewasa, dan tantrum jika keinginannya tidak terpenuhi.


Anak manja cenderung tidak dapat menunda keinginan dan memanipulasi untuk memperoleh apa yang diinginkan. Dalam hal ini, orangtua memiliki peran penting untuk mendorong anak berperilaku sesuai usianya.
2. Selalu Mengatur Anak: Stimulasi dan Panduan Lebih Baik dari Kontrol
Hindari kecenderungan selalu mengatur anak. Meskipun aturan perlu dijelaskan, terlalu banyak pengaturan dapat membentuk pribadi yang tidak kreatif dan kurang inovatif.
Orangtua perlu merangkul ide, gagasan, dan cita-cita anak, serta memberikan motivasi saat diperlukan.
Pola pengasuhan yang terlalu ketat dapat menghasilkan generasi yang mudah marah dan sulit berkembang secara pribadi. Orangtua harus menjadi pembimbing yang memberikan dukungan saat anak menghadapi hambatan, bukan mengontrol seluruh aspek kehidupannya.

3. Menyalahkan Anak: Hargai Proses, Bukan Hanya Hasilnya
Menyalahkan anak adalah kesalahan yang perlu dihindari. Setiap anak unik, dan mereka melalui proses belajar di setiap tahap perkembangan.

Orangtua perlu mengajak anak untuk merefleksi, bukan menyalahkan.
Menggunakan kesalahan sebagai pelajaran berharga akan membantu anak tumbuh sebagai pribadi yang lebih dewasa dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Genius Islamic School Kota Depok menyoroti pentingnya mengajarkan kemandirian sesuai usia anak. Setiap tahapan perkembangan memiliki pelajaran yang berharga.

4. Tak Ajarkan Kemandirian Sesuai Usia Anak: Modal Berharga untuk Kesuksesan
Mengajarkan anak untuk menyiapkan baju sekolah, buku, atau tugas sekolah, serta membiasakan membuang sampah pada tempatnya, adalah langkah awal menuju kemandirian.
Ketidakmampuan mengajarkan kemandirian sesuai tahapan usia dapat menghambat kesuksesan anak.
Anak yang terlalu sering mendapatkan sesuatu dengan mudah tanpa perjuangan rentan menyerah di hadapan kesulitan.
Oleh karena itu, membiasakan anak untuk berusaha dan mandiri adalah investasi dalam masa depannya.
5. Menggunakan Kalimat yang Memicu Emosi Negatif: Bangun Emosi Positif untuk Masa Depan yang Cerah
Hindari penggunaan kalimat yang dapat menimbulkan emosi negatif pada anak. Emosi positif pada usia anak dapat membentuk kepribadian yang positif dan siap bersaing di dunia luar.

Menghindari kalimat yang menimbulkan emosi negatif adalah kunci untuk membangun pondasi kuat menuju kesuksesan di masa depan. Emosi positif pada masa kecil akan membantu anak beradaptasi dengan dunia baru dan menjadi pribadi yang tangguh.

Hindari kelima kesalahan di atas agar anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, dan siap menghadapi tantangan hidup.
Dengan memahami peran orangtua dalam membentuk masa depan anak, kita dapat memberikan kontribusi positif untuk generasi mendatang.
