Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM
Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Vaksinasi menjadi salah satu langkah utama dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit, termasuk Mpox, yang belakangan ini menjadi perhatian global. Penggunaan vaksin Mpox di Indonesia kini telah mendapat persetujuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, yang menunjukkan bahwa vaksin ini aman dan dapat digunakan dalam kondisi darurat kesehatan.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, menanggapi klaim yang beredar mengenai vaksin Mpox yang dianggap sebagai vaksin eksperimental. Ia menegaskan bahwa klaim tersebut tidak benar.
-
Bagaimana cara pemberian vaksin cacar monyet? Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan interval empat minggu,' ujar Maxi.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Apa jenis vaksin cacar api? Ada dua jenis utama vaksin cacar api yang digunakan untuk mencegah herpes zoster, yaitu vaksin Zostavax dan vaksin Shingrix.
-
Apa itu cacar monyet? Penyakit cacar monyet merupakan infeksi virus yang ditandai dengan munculnya bintil bernanah di kulit.
“Vaksin Mpox sudah menerima Emergency Use Listing (EUL) dari WHO dan Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM, yang berarti vaksin ini boleh digunakan dalam kondisi darurat,” terang Syahril dilansir dari Kemenkes.
Dengan adanya persetujuan dari dua lembaga kesehatan internasional dan nasional tersebut, vaksin Mpox telah dipastikan keamanannya dan siap digunakan untuk melindungi masyarakat dari penularan virus Mpox (MPXV).
Syahril juga menambahkan bahwa Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), sebuah lembaga independen, turut memantau pelaksanaan vaksinasi.
“BPOM dengan Komnas KIPI yang independen terus memantau penggunaan vaksin ini untuk memastikan keamanan dan manfaatnya,” ujarnya. Hal ini dilakukan agar masyarakat merasa aman dan yakin bahwa vaksinasi Mpox merupakan langkah efektif dalam pencegahan penyebaran virus.
Vaksin Mpox yang digunakan di Indonesia saat ini adalah jenis Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN). Vaksin ini merupakan vaksin turunan dari cacar (smallpox) generasi ketiga yang bersifat non-replicating, artinya tidak menyebabkan virus berkembang biak dalam tubuh. Pelaksanaan vaksinasi Mpox dengan MVA-BN sudah dilakukan sejak 2023, setelah ditemukannya kasus konfirmasi Mpox di Indonesia.
Pilihan Jenis Vaksin Mpox
Dalam dokumen WHO berjudul “Weekly Epidemiological Record: Smallpox and Mpox (Orthopoxviruses) Vaccine Position Paper” yang diterbitkan pada 23 Agustus 2024, terdapat tiga jenis vaksin yang direkomendasikan untuk pencegahan Mpox. Ketiga vaksin tersebut awalnya dikembangkan untuk mencegah cacar, namun kemudian diperluas penggunaannya untuk pencegahan Mpox.
Pertama, MVA-BN. Vaksin ini pertama kali disetujui pada tahun 2013 untuk pencegahan cacar di Kanada dan Uni Eropa bagi kelompok usia 18 tahun ke atas. Pada tahun 2019, vaksin ini juga disetujui di Amerika Serikat untuk pencegahan cacar dan Mpox pada orang dewasa. Pada tahun yang sama, Kanada memperluas penggunaan MVA-BN untuk pencegahan Mpox, diikuti oleh Uni Eropa pada 2022.
Kedua, LC16m8. Vaksin ini telah dilisensikan di Jepang sejak tahun 1975 untuk pencegahan cacar, dan pada Agustus 2022 penggunaannya diperluas untuk pencegahan Mpox. Vaksin ini merupakan vaksin cacar generasi ketiga yang terbukti aman dan efektif.
Ketiga, ACAM2000. Vaksin cacar generasi kedua ini telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sejak 2007. Pada tahun 2024, vaksin ini mendapat persetujuan untuk digunakan dalam pencegahan Mpox di bawah protokol Investigasi Obat Baru Akses yang Diperluas (Expanded Access Investigational New Drug).
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Vaccines against Mpox: MVA-BN and LC16m8" pada 1 September 2024, vaksin MVA-BN memiliki probabilitas menurunkan risiko terkena Mpox sebesar 62% hingga 85%. Bahkan, pada orang yang sudah terpapar virus Mpox, vaksin ini mampu menurunkan risiko penyakit hingga 20%. Selain itu, vaksin LC16m8 juga menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam memberikan perlindungan terhadap virus Mpox.