Langkah Pertolongan Pertama untuk Mencegah Rabies Setelah Gigitan Hewan Terinfeksi
Ketahui langkah-langkah pertolongan pertama yang harus diambil jika mengalami gigitan dari hewan yang berpotensi menularkan rabies.

Gigitan dari hewan berdarah panas seperti anjing, kucing, dan kera dapat berakibat fatal jika hewan tersebut terinfeksi virus rabies. Menurut Johanes Eko Kristiyadi, SKM, MKM, Epidemiolog Kesehatan Ahli Madya dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (Dit. P2PM) Kementerian Kesehatan RI, rabies adalah penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia melalui saliva akibat gigitan atau luka terbuka. Meskipun berbagai jenis hewan dapat menjadi perantara rabies, termasuk kucing dan kera, data menunjukkan bahwa anjing masih menjadi penyebab utama penularan rabies di Indonesia. "Di Indonesia, sekitar 98% penularannya masih berasal dari anjing," jelas Johanes dalam Podcast Kemenkes yang dilansir Merdeka.com pada, Selasa(8/4/2025).
Cara Penularan Rabies
Gigitan adalah metode utama penularan rabies. Namun, cakaran hewan atau jilatan pada luka terbuka juga dapat berisiko menularkan virus tersebut. "Sebagian besar memang untuk penularan rabies ini melalui gigitan. Tapi ada cara-cara lain seperti cakaran... atau jilatan, meskipun kecil kemungkinannya," ungkap Johanes.
Hewan yang terinfeksi rabies biasanya menggigit tanpa provokasi. Ada dua tipe hewan rabies: tipe diam (dumb type) dan tipe ganas (furious type). "Kalau tipe diam, dia diam saja di tempat yang sunyi, tidak menimbulkan gejala ganas, tapi menggigit jika ada yang mendekat. Kalau tipe ganas, dia berlari ke mana saja, tidak menuruti tuannya, dan menggigit apa saja."Pertolongan pertama bagi korban gigitan rabies dapat mengurangi risiko infeksi dan meningkatkan peluang untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Ciri-ciri Hewan yang Terinfeksi Rabies
Beberapa tanda khas yang menunjukkan bahwa hewan mungkin terinfeksi rabies antara lain:
- Menggigit tanpa adanya provokasi.
- Menunjukkan perilaku yang aneh atau agresif.
- Tidak mengenali pemiliknya.
- Memproduksi air liur yang berlebihan (hipersalivasi).
- Ekor yang melengkung ke bawah.
- Sering menggigit lebih dari satu orang.
Jika Anda menemukan hewan yang menunjukkan gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera melaporkannya kepada petugas kesehatan hewan atau dinas terkait. Kementerian Kesehatan melakukan kerja sama yang erat dengan Kementerian Pertanian, terutama melalui Direktorat Kesehatan Hewan. "Ada Direktorat yang menangani fungsi kesehatan hewan, yaitu Direktorat Kesehatan Hewan di Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian," jelas Johanes. Kerja sama ini sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian rabies di tingkat nasional.
Langkah-langkah Pertolongan Pertama yang perlu dilakukan jika terpapar
"Jika tidak segera ditangani, hal ini dapat menyebabkan masa inkubasi yang berujung pada kematian," jelas Johanes. Berikut adalah langkah-langkah pertolongan pertama yang harus dilakukan jika seseorang tergigit hewan:
1. Cuci Luka dengan Sabun dan Air Mengalir
Segera bersihkan luka gigitan menggunakan sabun antiseptik atau deterjen dan air mengalir selama 15 menit. Langkah ini sangat penting untuk membilas virus dari permukaan luka sebelum masuk ke dalam saraf. Johanes menjelaskan pentingnya mencuci luka gigitan dengan sabun atau deterjen. "Mengapa harus menggunakan sabun atau deterjen? Karena virus tersebut memiliki struktur selubung. Dengan menggunakan sabun dan deterjen, virus itu akan rusak, sehingga tidak dapat menyebar ke sistem saraf pusat," ungkapnya.
2. Disinfeksi Luka
Setelah mencuci, oleskan antiseptik seperti povidone iodine atau alkohol 70% pada area luka untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
3. Segera Ke Fasilitas Kesehatan
Jangan menunda waktu. Segera kunjungi Puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan suntikan vaksin anti rabies (VAR). Dalam situasi tertentu, serum anti rabies (SAR) juga mungkin diberikan, terutama untuk luka yang lebih serius.
4. Pantau Hewan Penggigit
Jika memungkinkan, awasi hewan yang menggigit selama 14 hari untuk memantau adanya gejala rabies. Jika hewan tersebut mati dalam periode tersebut, segera laporkan kepada petugas kesehatan untuk tindakan lebih lanjut.
Urgensi Penanganan Medis yang Cepat
Penanganan medis yang cepat sangat penting karena rabies adalah penyakit yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan segera. Vaksin dan imunoglobulin harus diberikan secepatnya, idealnya dalam waktu kurang dari 48 jam setelah terjadi gigitan. Semakin cepat Anda mendapatkan perawatan, semakin besar peluang Anda untuk terhindar dari konsekuensi fatal rabies.
Gejala rabies pada manusia bervariasi, namun umumnya mencakup demam, mual, sakit tenggorokan, kecemasan, ketakutan terhadap air (hidrofobia), ketakutan terhadap cahaya (fotofobia), serta peningkatan produksi air liur (hipersalivasi). Gejala yang lebih lanjut mungkin meliputi kram otot, kesulitan bernapas, halusinasi, dan bahkan koma. Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak mengabaikan gejala-gejala ini dan segera mencari bantuan medis.
Pencegahan rabies pada hewan peliharaan dapat dilakukan melalui vaksinasi rutin setiap tahun. Vaksinasi untuk manusia juga tersedia sebagai langkah pencegahan, terutama bagi individu yang berisiko tinggi terpapar virus rabies, seperti dokter hewan dan penangkap anjing. Dengan melakukan vaksinasi secara teratur, kita dapat membantu mengurangi risiko penularan rabies.
Informasi ini bersifat umum dan tidak dapat menggantikan konsultasi dengan tenaga medis profesional. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal digigit oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis. “Penanganan yang cepat dan tepat adalah kunci untuk mencegah rabies.”