Makanan yang Perlu Dihindari oleh Penderita Asam Urat: 18 Jenis Menu Pantangan yang Wajib Diketahui
Salah satu metode yang efektif untuk mengurangi kadar asam urat adalah dengan tidak mengonsumsi makanan yang kaya akan purin.

Asam urat merupakan suatu kondisi medis yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di dalam tubuh, khususnya pada sendi. Kristal ini terbentuk ketika tubuh mencerna purin, zat yang ditemukan dalam berbagai jenis makanan. Dalam keadaan normal, tubuh akan mengeluarkan asam urat melalui urine. Namun, ketika proses ini terganggu, asam urat dapat menumpuk dan membentuk kristal, yang kemudian menyebabkan peradangan pada sendi. Gejala yang umum terjadi akibat asam urat termasuk rasa nyeri pada sendi, terutama di bagian jari, pergelangan tangan, lutut, dan kaki. Sendi yang terinfeksi biasanya akan terlihat merah, bengkak, dan sangat peka saat disentuh. Selain itu, gejala lain yang mungkin muncul adalah kemerahan atau kulit yang bersinar di sekitar sendi yang terkena, serta pembengkakan yang dapat berlangsung selama beberapa hari hingga minggu.
Untuk menangani asam urat, penting untuk tidak hanya mengandalkan pengobatan medis, tetapi juga menerapkan pola makan yang sehat. Salah satu cara efektif untuk menurunkan kadar asam urat adalah dengan menghindari makanan yang tinggi purin. Pertanyaannya adalah, makanan apa saja yang sebaiknya dijauhi oleh mereka yang menderita asam urat? Untuk menjawab pertanyaan ini, simak penjelasan lengkap yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber pada Jumat (7/3/2025).
1. Jeroan

Jeroan adalah jenis makanan yang sebaiknya dihindari oleh mereka yang menderita asam urat. Makanan ini terdiri dari organ dalam hewan seperti ayam, bebek, kambing, dan sapi, yang sering dijadikan sumber nutrisi. Organ dalam yang termasuk dalam kategori jeroan mencakup otak, hati, kelenjar timus, pankreas, dan ginjal. Biasanya, jeroan diolah dengan cara digoreng atau direbus agar tekstur dan rasanya tetap terjaga.
Namun, bagi penderita asam urat, sebaiknya konsumsi jeroan dihindari karena mengandung purin dalam jumlah tinggi. Zat purin ini akan diubah oleh tubuh menjadi asam urat. Jika tubuh tidak dapat mengeluarkan asam urat yang berlebihan, maka kadar asam urat dalam darah akan meningkat dan menumpuk pada persendian, yang dapat memicu gejala asam urat.
Meskipun jeroan kaya akan nutrisi seperti zat besi, vitamin B12, dan berbagai zat gizi lainnya, penderita asam urat disarankan untuk membatasi konsumsinya. Sebagai alternatif, mereka dapat memilih makanan yang rendah purin, seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan produk susu rendah lemak. Menghindari jeroan merupakan langkah penting dalam mengontrol kadar asam urat. Dengan memperhatikan pola makan dan memilih sumber nutrisi yang tepat, penderita asam urat dapat menjaga kesehatannya dengan lebih baik. Oleh karena itu, penting untuk menyadari dampak dari makanan yang dikonsumsi terhadap kesehatan, terutama bagi yang memiliki masalah asam urat.
2 . Daging Merah

Pada kondisi asam urat, sangat dianjurkan bagi penderita untuk tidak mengonsumsi daging merah, seperti kambing dan sapi. Meskipun daging merah kaya akan protein hewani yang diperlukan oleh tubuh, daging ini juga mengandung purin dalam jumlah yang tinggi. Purin adalah senyawa yang akan diubah menjadi asam urat saat diproses oleh tubuh. Penumpukan purin dalam tubuh dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat. Oleh karena itu, penderita asam urat sebaiknya menjauhi makanan yang kaya akan purin, termasuk daging merah.
Bagi mereka yang menderita gout, disarankan untuk beralih dari daging merah ke daging putih seperti ayam. Daging putih memiliki kandungan purin yang lebih rendah dibandingkan daging merah. Selain itu, penderita asam urat juga dapat mengonsumsi sumber protein nabati seperti tempe atau tahu, karena jenis protein ini mengandung purin yang lebih sedikit dibandingkan dengan protein hewani. Dengan mengonsumsi protein nabati, penderita asam urat dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanpa meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Oleh karena itu, sangat penting bagi penderita asam urat untuk memperhatikan pola makan mereka dengan menghindari daging merah dan memilih sumber protein yang lebih aman dan sehat.
3 . Makanan Laut

Bagi mereka yang menderita asam urat, sangat penting untuk menjauhi beberapa jenis makanan laut. Jeroan yang terdapat pada makanan laut seperti ikan sarden, teri, udang, kepiting, dan kerang merupakan salah satu contohnya. Mengapa jeroan perlu dihindari? Meskipun Anda menggemari makanan laut, penting untuk tetap menghindari jeroan karena makanan ini memiliki kandungan purin yang tinggi. Purin adalah senyawa yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Kadar asam urat yang tinggi dapat menyebabkan risiko serangan asam urat. Oleh karena itu, makanan laut yang kaya purin dapat memperburuk kondisi ini.
Namun, bagi para pecinta makanan laut, jangan khawatir! Ada alternatif lain yang bisa dipilih. Salah satu contohnya adalah ikan salmon, yang merupakan pilihan yang baik. Ikan salmon memiliki tingkat purin yang lebih rendah, sehingga aman untuk dikonsumsi oleh penderita asam urat. Selain itu, ikan salmon juga kaya akan omega-3, yang sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung. Dengan demikian, penderita asam urat sebaiknya menghindari jeroan dalam makanan laut. Jika ingin tetap menikmati hidangan laut, pilihlah ikan salmon yang rendah purin. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter sebelum merencanakan diet untuk mengurangi risiko serangan asam urat.
4 . Minuman Beralkohol

Alkohol merupakan salah satu larangan utama bagi mereka yang menderita asam urat. Meskipun tidak semua jenis minuman beralkohol memiliki kandungan purin yang tinggi, secara umum, alkohol dapat berdampak negatif pada fungsi ginjal dalam proses pengeluaran asam urat dari dalam tubuh. Ginjal memiliki peran yang sangat penting dalam mengeluarkan asam urat, tetapi konsumsi alkohol dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk melaksanakan tugas ini dengan baik. Dengan demikian, asam urat dapat menumpuk di dalam tubuh.
Selain itu, alkohol juga berpotensi menarik kembali asam urat yang telah dikeluarkan oleh ginjal, yang menyebabkan akumulasi lebih lanjut dan meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan asam urat. Oleh karena itu, bagi penderita asam urat, sangat disarankan untuk menghindari konsumsi alkohol dan menggantinya dengan air putih atau minuman tanpa gula, seperti teh herbal. Menghindari alkohol serta makanan yang kaya purin lainnya, seperti jeroan, dapat membantu menurunkan risiko serangan asam urat yang lebih serius.
5 . Minuman Manis

Bagi mereka yang menderita asam urat, sangat penting untuk menjauhi minuman manis. Minuman dalam kemasan yang memiliki kandungan gula tinggi, khususnya yang mengandung fruktosa, dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Fruktosa dapat merangsang produksi asam urat secara berlebihan, yang berpotensi memicu serangan asam urat.
Di samping menghindari minuman manis, penderita asam urat juga disarankan untuk membatasi konsumsi buah-buahan yang kaya fruktosa, seperti apel, pir, anggur, dan kurma. Sebagai alternatif, mengonsumsi air putih atau teh tanpa gula merupakan pilihan yang lebih baik untuk menjaga kestabilan kadar asam urat.
6 . Bayam

Bayam mengandung purin dan oksalat, yang dapat memperburuk kondisi asam urat. Kandungan purin dalam bayam dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, sedangkan oksalat berpotensi membentuk kristal di ginjal, sehingga meningkatkan risiko terjadinya batu ginjal.
Meskipun bayam memiliki banyak vitamin dan mineral yang bermanfaat, penderita asam urat sebaiknya mempertimbangkan untuk memilih makanan alternatif yang lebih aman, seperti sayuran yang rendah purin dan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan. Jika Anda tetap ingin mengonsumsi bayam, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter agar mendapatkan saran yang tepat.
7 . Asparagus

Asparagus memang terkenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, namun sayangnya, sayuran ini juga mengandung purin yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Jika dikonsumsi secara berlebihan, asparagus dapat memperburuk kondisi asam urat dan meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan. Oleh karena itu, bagi mereka yang menderita asam urat, sangat disarankan untuk mengonsumsi asparagus dengan hati-hati dan dalam jumlah yang terbatas.
Untuk memastikan asupan yang tepat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi. Mereka dapat membantu menyesuaikan konsumsi asparagus sesuai dengan kondisi kesehatan individu. Dengan pendekatan yang bijak, manfaat dari asparagus tetap bisa dinikmati tanpa memperburuk keadaan kesehatan yang sudah ada.
8 . Brokoli

Brokoli memiliki kandungan purin yang dapat berubah menjadi asam urat di dalam tubuh. Meskipun sayuran ini kaya akan nutrisi penting seperti serat dan vitamin C, bagi penderita asam urat, disarankan untuk membatasi jumlah konsumsi brokoli agar risiko serangan asam urat tidak meningkat. Alih-alih menghindari brokoli sepenuhnya, penderita asam urat sebaiknya lebih bijak dalam memilih porsi yang tepat. Untuk menentukan jumlah yang sesuai, berkonsultasilah dengan ahli gizi atau dokter, sehingga asupan brokoli dapat dikontrol dan pola makan tetap sehat.
9 . Kembang Kol

Kembang kol mengandung purina yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Meskipun jumlah purina dalam kembang kol tidak setinggi yang terdapat pada daging merah atau ikan berlemak, penting untuk membatasi konsumsinya agar kadar asam urat tidak meningkat.
Selain kembang kol, orang yang menderita asam urat juga disarankan untuk menghindari makanan lain yang tinggi purin, seperti jeroan, hati, dan kerang. Dengan menjauhi makanan-makanan yang dilarang ini, penderita asam urat dapat lebih efektif dalam mengelola kondisi mereka dan mencegah terjadinya serangan asam urat yang menyakitkan.
10 . Gorengan

Penderita asam urat disarankan untuk menghindari makanan gorengan seperti tahu, tempe, bakwan, pisang goreng, dan kentang goreng. Makanan-makanan ini memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi, yang dapat memperburuk kondisi asam urat. Lemak jenuh dapat mengganggu proses eliminasi asam urat melalui ginjal, sehingga menyebabkan penumpukan asam urat dalam tubuh. Selain itu, makanan gorengan juga kaya akan purin, yang saat dicerna akan diubah menjadi asam urat. Peningkatan kadar asam urat ini dapat berisiko menimbulkan serangan asam urat yang lebih sering dan lebih parah.
Oleh karena itu, disarankan agar penderita asam urat mengganti makanan gorengan dengan pilihan yang lebih sehat, seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan biji-bijian. Dengan mengubah pola makan, diharapkan kondisi kesehatan penderita asam urat dapat lebih terjaga dan terhindar dari komplikasi yang lebih serius.
11 . Makanan Ultra-proses

Makanan yang telah diproses, seperti sosis, daging asap, serta makanan kalengan atau kemasan, sebaiknya dihindari oleh mereka yang menderita asam urat. Hal ini disebabkan oleh kandungan pengawet dan garam dalam makanan olahan yang dapat memperburuk gejala asam urat. Pengawet dalam makanan tersebut dapat memperlebar pori-pori sel, sehingga memudahkan kristal asam urat untuk mengendap di persendian, yang pada gilirannya meningkatkan risiko terjadinya serangan asam urat. Di samping itu, garam yang terdapat dalam makanan olahan dapat menghambat proses pengeluaran asam urat melalui ginjal, yang menyebabkan kadar asam urat dalam tubuh tetap tinggi.
Sebagai solusi, penderita asam urat disarankan untuk memilih makanan segar seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian yang rendah purin. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan konsumsi air putih, yang dapat membantu proses pengeluaran asam urat dari dalam tubuh. Dengan demikian, perubahan pola makan ini dapat berkontribusi pada pengelolaan gejala asam urat dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Menghindari makanan olahan dan memperbanyak asupan makanan segar adalah langkah yang bijak untuk kesehatan jangka panjang.
12 . Minuman yang Mengandung Kafein

Minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, dan minuman energi, sebaiknya dihindari oleh individu yang menderita asam urat. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kafein dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh, yang dapat memperburuk kondisi asam urat dan memicu serangan. Selain itu, kafein memiliki efek diuretik yang dapat menyebabkan peningkatan produksi urine, yang pada gilirannya memperburuk dehidrasi dan meningkatkan konsentrasi asam urat dalam tubuh.
Kafein juga dapat menghambat pengeluaran asam urat serta meningkatkan tekanan darah, yang berpotensi memperburuk peradangan dan rasa nyeri yang dialami penderita asam urat. Sebagai alternatif, penderita asam urat disarankan untuk mengonsumsi air putih, jus buah tanpa tambahan gula, atau minuman herbal yang bebas kafein untuk membantu menjaga kadar asam urat tetap stabil.
13 . Makanan yang Mengandung Purin Tinggi

Penderita asam urat sebaiknya menghindari konsumsi makanan yang mengandung purin tinggi, karena zat ini dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh dan memperburuk gejala yang dirasakan. Purin merupakan senyawa alami yang terdapat dalam berbagai jenis makanan. Ketika tubuh memecah purin, asam urat akan terbentuk. Meskipun asam urat adalah hal yang normal bagi banyak orang, individu yang menderita asam urat mengalami kesulitan dalam mengeluarkannya dari dalam tubuh.
Makanan yang kaya akan purin biasanya berasal dari produk daging, seperti hati, ginjal, dan organ lainnya, serta dari makanan laut seperti ikan sarden, ikan kembung, tiram, dan kerang. Selain itu, beberapa makanan olahan seperti daging asap dan makanan cepat saji juga mengandung purin dalam jumlah tinggi. Minuman beralkohol, terutama bir, sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan produksi asam urat. Makanan yang mengandung purin tinggi dapat menyebabkan penumpukan kristal asam urat di sendi dan jaringan tubuh lainnya, yang memicu serangan nyeri, terutama pada kaki dan jari tangan.
Oleh karena itu, menghindari makanan dengan kadar purin tinggi merupakan langkah yang efektif untuk menjaga kadar asam urat tetap terkendali dan mencegah terjadinya serangan nyeri. Sebagai alternatif, penderita asam urat disarankan untuk mengonsumsi makanan yang rendah purin, seperti buah-buahan, sayuran, dan sumber karbohidrat sehat. Dengan memperhatikan pola makan, penderita dapat mengurangi risiko serangan asam urat dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
14 . Makanan Cepat Saji

Penderita asam urat disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan cepat saji karena umumnya mengandung kadar purin yang tinggi. Kadar purin yang tinggi ini berisiko meningkatkan asam urat dalam tubuh. Di samping itu, makanan cepat saji sering kali kaya akan lemak jenuh dan kalori yang berlebihan, yang dapat merangsang produksi asam urat serta mengganggu fungsi ginjal dalam proses pengeluaran asam urat. Mengonsumsi makanan cepat saji juga dapat berkontribusi terhadap masalah obesitas, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan asam urat.
Banyak jenis makanan cepat saji mengandung fruktosa, yaitu tipe gula alami yang dapat mempercepat produksi asam urat, serta MSG (Monosodium Glutamate), bahan penyedap yang dapat memicu serangan asam urat. Oleh karena itu, demi menjaga kadar asam urat dalam batas yang aman, sebaiknya penderita asam urat mengganti makanan cepat saji dengan pilihan yang lebih sehat. Pilihan makanan yang disarankan termasuk buah-buahan segar, sayuran hijau, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak. Dengan melakukan perubahan ini, diharapkan kesehatan penderita asam urat dapat terjaga dengan lebih baik.
15 . Minuman Kemasan

Penderita asam urat sebaiknya menghindari konsumsi minuman kemasan. Hal ini disebabkan karena minuman tersebut sering mengandung gula tambahan yang tinggi, yang dapat meningkatkan produksi asam urat dan berisiko memicu serangan. Selain itu, minuman kemasan juga sering mengandung pewarna buatan dan pengawet yang dapat menimbulkan peradangan, sehingga memperburuk gejala asam urat. Minuman bersoda juga perlu diwaspadai, karena mengandung asam fosfat yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh dan memicu serangan.
Untuk mengendalikan gejala asam urat, penderita disarankan untuk mengurangi atau bahkan menghindari minuman kemasan dan soda. Sebagai pilihan yang lebih sehat, air putih, jus buah segar, atau teh herbal dapat menjadi alternatif yang baik. Minuman-minuman ini tidak hanya membantu menyeimbangkan kadar asam urat, tetapi juga memberikan manfaat nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.
16 . Makanan yang Kaya Karbohidrat Rafinasi

Penderita asam urat disarankan untuk menjauhi makanan yang mengandung karbohidrat rafinasi, karena hal ini dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Karbohidrat rafinasi merupakan jenis karbohidrat yang telah mengalami proses pengolahan yang tinggi, sehingga sebagian besar kandungan serat, mineral, dan vitamin yang bermanfaat hilang. Beberapa contoh makanan yang mengandung karbohidrat rafinasi adalah nasi putih, roti putih, pasta, serta makanan ringan yang terbuat dari tepung terigu. Konsumsi makanan tersebut dapat mempercepat peningkatan kadar asam urat dalam tubuh, karena karbohidrat rafinasi dengan cepat diubah menjadi energi, yang pada gilirannya meningkatkan produksi asam urat.
Peningkatan kadar asam urat ini dapat memicu gejala nyeri pada sendi, terutama di bagian kaki dan jari tangan. Oleh sebab itu, sangat penting bagi penderita asam urat untuk menghindari makanan yang tinggi karbohidrat rafinasi dan memilih sumber karbohidrat yang lebih sehat, seperti nasi merah, roti gandum, dan biji-bijian utuh. Selain itu, penderita asam urat juga perlu mengonsumsi makanan yang rendah purin, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan ikan laut. Memastikan asupan air yang cukup juga sangat membantu dalam proses pengeluaran asam urat melalui urin. Dengan menerapkan pola makan yang sehat serta menghindari karbohidrat rafinasi, penderita asam urat dapat lebih mudah mengelola kondisi mereka dan mengurangi risiko serangan asam urat yang lebih parah.
17 . Makanan yang Mengandung Banyak Gula

Penderita asam urat disarankan untuk menghindari konsumsi makanan yang mengandung tinggi gula, karena hal ini dapat berdampak negatif terhadap kadar asam urat dalam darah. Proses metabolisme gula dalam tubuh akan mengubahnya menjadi asam laktat, yang dapat mengganggu penyerapan asam urat oleh ginjal. Akibatnya, risiko penumpukan asam urat dalam tubuh akan meningkat. Selain itu, makanan yang kaya gula biasanya memiliki kalori yang tinggi, berpotensi menyebabkan obesitas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit asam urat. Gula juga berfungsi sebagai pemicu produksi asam urat, yang dapat memperburuk kondisi bagi mereka yang menderita asam urat.
Contoh makanan yang tinggi gula dan sebaiknya dihindari meliputi minuman manis seperti soda, sirup, teh manis, serta minuman berenergi. Selain itu, makanan olahan yang mengandung tambahan gula, seperti kue, permen, dan cokelat, juga harus diwaspadai. Oleh karena itu, penderita asam urat lebih baik memilih makanan yang rendah gula, seperti buah-buahan segar tanpa tambahan gula, dan mengonsumsinya dalam jumlah yang moderat. Memelihara pola makan yang seimbang dan menghindari makanan yang tinggi gula sangat penting untuk menjaga kadar asam urat dalam tubuh serta mencegah terjadinya serangan asam urat yang lebih serius.
18 . Durian

Penderita asam urat harus sangat selektif dalam memilih makanan, termasuk menghindari durian. Buah ini mengandung purin yang tinggi, yaitu asam amino yang dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh. Konsumsi purin harian yang dianjurkan bagi penderita asam urat berkisar antara 100-150 mg. Dalam setiap 100 gram durian, terdapat sekitar 40-60 mg purin, sehingga jika seseorang mengonsumsi lebih dari satu porsi, kadar purin dalam tubuh dapat meningkat dengan signifikan. Kenaikan kadar ini berpotensi menyebabkan penumpukan asam urat, yang dapat memicu gejala seperti nyeri sendi dan peradangan, serta meningkatkan risiko batu ginjal.
Selain itu, durian juga memiliki kandungan kalium yang tinggi, yang dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah. Hal ini tentunya berisiko bagi penderita asam urat yang juga memiliki masalah hipertensi. Oleh karena itu, demi menjaga kestabilan tekanan darah dan mencegah gejala asam urat yang lebih serius, sangat disarankan bagi penderita asam urat untuk menghindari durian dan memilih buah-buahan lain yang memiliki kandungan purin lebih rendah.