Perhatikan Ciri-Ciri Usus Buntu pada Anak, Salah Satunya Perut Membengkak
Sakit perut, demam, dan gangguan pencernaan? Hati-hati, itu bisa jadi tanda usus buntu pada anak yang perlu penanganan segera.

Usus buntu, yang juga dikenal sebagai apendisitis, dapat dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Penyakit ini sering kali sulit untuk didiagnosis karena gejalanya mirip dengan masalah pencernaan biasa. Namun, jika tidak segera ditangani, usus buntu dapat mengalami pecah dan menimbulkan infeksi serius di dalam rongga perut.
Pada anak-anak, gejala apendisitis dapat bervariasi sesuai dengan usia mereka. Anak yang lebih muda mungkin kesulitan untuk mengungkapkan rasa sakit yang dirasakannya dengan jelas, sehingga sangat penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda yang muncul sedini mungkin.
Lantas, apa saja gejala usus buntu pada anak? Apa penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, dirangkum Merdeka.com, Jumat (14/3).
Gejala Usus Buntu pada Anak yang Harus Diwaspadai
Usus buntu terjadi ketika organ yang berbentuk kantong kecil di sisi kanan bawah perut mengalami peradangan atau infeksi. Gejala awalnya sering kali mirip dengan sakit perut biasa, namun jika kondisinya memburuk, hal ini bisa menjadi indikasi adanya usus buntu yang memerlukan tindakan medis segera. Berikut adalah beberapa gejala khas yang perlu diperhatikan, sebagaimana dirujuk dari alodokter.com:
- Nyeri Perut yang Semakin Parah
Rasa nyeri biasanya dimulai dari sekitar pusar dan kemudian berpindah ke perut bagian kanan bawah. Nyeri ini dapat semakin intens, terutama saat anak bergerak, batuk, atau menekan perutnya.
- Demam Ringan hingga Tinggi
Anak yang mengalami usus buntu mungkin akan mengalami demam sekitar 38°C, yang dapat meningkat seiring dengan memburuknya infeksi. Jika suhu tubuh melebihi 39°C, ini bisa menjadi tanda bahwa usus buntu sudah pecah.
- Perut Membengkak
Dalam kasus yang lebih serius, perut anak dapat terlihat membengkak akibat peradangan dan penumpukan nanah di dalam rongga perut.
- Mual, Muntah, dan Kehilangan Nafsu Makan
Anak mungkin mengalami mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan, yang sering kali terjadi sebelum nyeri perut semakin parah.
- Diare atau Sembelit
Beberapa anak mungkin mengalami masalah pencernaan, seperti diare atau konstipasi, yang bisa disertai dengan perut kembung. Jika gejala-gejala ini muncul dan semakin memburuk dalam waktu 24 hingga 48 jam, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Penyebab Usus Buntu pada Anak yang Perlu Diketahui
Usus buntu pada anak biasanya terjadi akibat adanya penyumbatan di dalam apendiks yang menimbulkan infeksi serta peradangan. Beberapa faktor yang dapat memicu kondisi ini antara lain, menurut ciputrahospital.com:
Infeksi Bakteri
- Infeksi yang menyerang saluran pencernaan dapat menyebar ke usus buntu dan menyebabkan peradangan.
Penyumbatan oleh Tinja Keras
- Kotoran yang mengeras bisa masuk ke dalam usus buntu dan menyumbat salurannya, sehingga memicu infeksi.
Kurangnya Asupan Serat
- Diet yang rendah serat dapat membuat pencernaan menjadi tidak lancar, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan di usus buntu.
Tidak Mengunyah Makanan dengan Baik
- Makanan yang tidak dikunyah dengan baik dapat masuk ke usus buntu dan menyumbatnya, yang pada akhirnya menyebabkan peradangan.
Cedera pada Perut
- Benturan keras pada area perut dapat menyebabkan iritasi atau peradangan pada usus buntu.
Dengan memahami penyebab-penyebab tersebut, orang tua dapat mengambil langkah-langkah pencegahan. Misalnya, mereka bisa memberikan makanan yang kaya serat dan memastikan anak-anak mengunyah makanan dengan baik agar terhindar dari masalah kesehatan ini.
Diagnosis dan Pemeriksaan Usus Buntu pada Anak
Jika anak menunjukkan gejala usus buntu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan diagnosis, seperti:
- Pemeriksaan Fisik
Dokter akan menekan area perut kanan bawah untuk melihat apakah ada rasa nyeri yang meningkat saat ditekan dan dilepas.
- Tes Darah
Peningkatan jumlah sel darah putih bisa menjadi tanda adanya infeksi atau peradangan pada usus buntu.
- Tes Urine
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan gejala bukan disebabkan oleh infeksi saluran kemih.
- Ultrasonografi (USG) atau CT Scan
Pemeriksaan pencitraan digunakan untuk melihat kondisi usus buntu dan mengetahui apakah ada tanda-tanda peradangan atau pecahnya usus buntu.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya radang usus buntu, dokter biasanya akan merekomendasikan tindakan medis yang sesuai untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
“Pada dasarnya semua orang mempunyai organ usus buntu, namun ada yang memiliki gejala dan tidak bergejala. Namun, ketika si kecil mulai mengalami gejala-gejala usus buntu, segeralah bawa ke dokter. Untuk mendiagnosis usus buntu pada anak, biasanya dokter akan melakukan oemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,” terang Dokter Spesialis Bedah Anak RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Ririd Tri Pitaka, Sp. BA, mengutip rsud.tulungagung.go.id.
Cara Mengobati dan Mengatasi Usus Buntu pada Anak
Pengobatan untuk usus buntu pada anak bergantung pada seberapa parah kondisi yang dialami. Ada beberapa metode yang bisa diterapkan, di antaranya:
Pemberian Antibiotik
Apabila infeksi masih berada pada tahap awal, dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengurangi peradangan serta membunuh bakteri penyebab infeksi.
Operasi Apendektomi
Jika usus buntu mengalami peradangan yang cukup parah, tindakan operasi untuk mengangkat usus buntu atau apendektomi diperlukan. Tindakan ini dapat dilakukan melalui dua cara:
- Laparoskopi - Metode ini menggunakan sayatan kecil, sehingga proses pemulihan menjadi lebih cepat.
- Operasi terbuka - Dilakukan jika usus buntu sudah pecah dan infeksi telah menyebar ke rongga perut.
Drainase Nanah
Jika usus buntu telah pecah dan terdapat penumpukan nanah di dalam perut, dokter mungkin akan memasang selang drainase untuk mengeluarkan cairan infeksi sebelum melakukan operasi lanjutan. Semakin cepat penanganan usus buntu dilakukan, maka semakin kecil kemungkinan terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan anak.
Pencegahan Usus Buntu pada Anak
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah usus buntu, beberapa langkah berikut dapat membantu mengurangi risikonya:
- Memberikan makanan kaya serat seperti buah, sayuran, dan biji-bijian untuk melancarkan pencernaan.
- Mengajarkan anak mengunyah makanan dengan baik sebelum menelannya.
- Memastikan anak banyak minum air putih agar sistem pencernaan tetap sehat.
- Membantu anak menjaga kebersihan diri untuk menghindari infeksi yang bisa memicu peradangan usus buntu.
Dengan menerapkan kebiasaan sehat sejak dini, risiko usus buntu pada anak dapat diminimalkan.
People Also Ask
1. Apa gejala utama usus buntu pada anak?
Nyeri perut yang berpindah ke kanan bawah, demam, mual, muntah, serta perut yang tampak membengkak.
2. Apakah usus buntu pada anak bisa sembuh tanpa operasi?
Dalam beberapa kasus ringan, antibiotik bisa digunakan, tetapi sebagian besar kasus memerlukan operasi.
3. Apa yang menyebabkan usus buntu pada anak?
Penyumbatan usus buntu akibat tinja keras, infeksi bakteri, atau diet rendah serat.
4. Bagaimana cara mencegah usus buntu pada anak?
Menjaga pola makan sehat, memastikan asupan serat cukup, dan mengajarkan anak mengunyah makanan dengan baik.