Tanda dan Penyebab ADHD pada Bayi
Tanda dan Penyebab ADHD pada Bayi

Orangtua perlu mengetahui gejala dan penyebab ADHD terutama ketika bayi berisiko mengalaminya.

Gejala dan Penyebab ADHD pada Bayi yang Perlu Dikenali Orangtua

Beberapa perilaku yang ditunjukkan oleh bayi, kadang membuat orangtua bingung terutama ketika anak menunjukkan perilaku yang tidak wajar dibanding anak lain seusianya.
Salah satu kekhawatiran orangtua terkait perilaku tak biasa pada anak ini adalah ketakutan terjadinya ADHD pada buah hati.
Walau sebagian besar kasus ADHD baru bisa didiagnosis pada usia sekolah dasar, penelitian menunjukkan bahwa tanda-tanda ADHD sebenarnya sudah tampak pada usia dini bahkan ketika masih bayi.
Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder atau ADHD merupakan kondisi yang ditunjukkan dengan perilaku hiperaktif, perilaku impulsif, serta ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau memperhatikan sesuatu.


Karena ADHD biasanya baru tampak pada usia empat tahun ke atas, tidak ada kriteria bagaimana sesungguhnya gejala dan tanda ADHD pada bayi. Walau begitu, terdapat sejumlah tanda yang menunjukkan bahwa bayi mungkin mengalami ADHD di masa mendatang.

Temperamen bayi yang lebih sulit diatur atau ditenangkan serta kemampuan bicara yang lebih lambat terutama antara usia 9 hingga 18 bulan

Bayi mungkin menunjukkan tanda keterlambatan motorik antara usia 9 hingga 18 bulan

Seiring bertambahnya usia, gejala yang muncul juga bisa bertambah dan dikenali.

ADHD biasanya tidak disebabkan oleh hanya satu penyebab saja. Terkumpulnya beragam faktor bisa jadi penyebab anak mengalami ADHD.

ADHD biasanya diturunkan dalam riwayat keluarga, sehingga genetik memiliki peran.
Bagian otak secara berbeda mengontrol kemampuan kita untuk fokus dan memerhatikan sesuatu. Seseorang dengan ADHD mungkin menunjukkan fungsi yang lebih rendah pada bagian otak ini.


Terjadinya cedera kepala yang signifikan pada anak bisa menyebabkan diagnosis ADHD ini.
Hal yang terjadi selama kehamilan dan persalinan bisa meningkatkan risiko ADHD pada anak. Orangtua yang mengonsumsi alkohol atau merokok cenderung lebih berisiko membuat anak mereka mengalami ADHD.


Pada kasus langka, paparan racun pada lingkungan sekitar anak bisa meningkatkan risiko ADHD pada anak.
