4 Pelatih Langsung Raih Gelar Juara Liga Inggris di Musim Pertama, Siapa Saja Mereka?
Empat manajer berikut berhasil meraih gelar juara Liga Inggris di musim pertama mereka.
Baru tiga bulan sejak kedatangannya di Anfield, Arne Slot sudah menunjukkan prestasi yang mengesankan. Ia menjadi pelatih pertama Liverpool yang berhasil meraih delapan kemenangan dalam sepuluh pertandingan Premier League. Sejarah ini tercipta setelah Liverpool mengalahkan Brighton dalam pertandingan Premier League 2024/2025 yang berlangsung di Anfield pada tanggal 2 November 2024.
Dalam laga tersebut, The Reds yang sempat tertinggal lebih dulu, akhirnya berhasil membalikkan keadaan dan memenangkan pertandingan dengan skor 2-1, berkat gol dari Cody Gakpo pada menit ke-70 dan Mohamed Salah dua menit setelahnya.
Dengan tambahan tiga poin tersebut, Liverpool kembali berada di puncak klasemen sementara dengan mengoleksi 25 poin, unggul dua angka dari rival terdekatnya, Manchester City, yang memiliki 23 poin.
Arne Slot tentu berharap bisa meraih gelar Premier League dalam debutnya sebagai pelatih Liverpool. Namun, tantangan yang dihadapi tidaklah mudah, mengingat kompetisi masih menyisakan sepuluh pekan.
Artinya, perjalanan masih panjang dan penuh rintangan bagi pengganti Jurgen Klopp ini untuk mencapai posisi juara. Namun, di Premier League, segalanya mungkin terjadi. Jika keberuntungan berpihak, Arne Slot bisa saja mengikuti jejak empat pelatih yang berhasil meraih gelar Premier League di musim debut mereka.
Perlu dicatat, Claudio Ranieri yang membawa Leicester City meraih gelar Premier League pada musim 2015/2016 tidak termasuk dalam daftar ini, karena sebelum melatih Leicester, ia pernah menjabat sebagai pelatih Chelsea dari tahun 2000 hingga 2004. Dilansir dari Planetfootball, berikut adalah keempat pelatih tersebut:
Jose Mourinho
Setelah mengambil alih tim Chelsea yang cukup kompetitif dan menjadi runner-up di belakang Arsenal yang dikenal sebagai Invincibles pada musim 2003/2004, Mourinho berhasil menciptakan strategi yang membuat The Blues hampir tidak terhentikan. Usai memimpin Porto meraih gelar Liga Champions, Mourinho membawa serta rekannya dari Portugal, Ricardo Carvalho, dan langsung membentuk tim yang solid dengan John Terry, penjaga gawang Petr Cech yang baru, serta Claude Makelele yang menjadi contoh peran gelandang bertahan untuk generasi berikutnya.
Permainan tim ditentukan pada akhir pekan pertama dengan meraih kemenangan 1-0 atas Manchester United. Sejak saat itu, mereka tidak pernah melihat ke belakang, mencatatkan rekor 95 poin, tetap tak terkalahkan dengan hanya 15 gol yang kebobolan dan 25 clean sheet. Keberhasilan ini menunjukkan betapa efektifnya pendekatan Mourinho dalam membangun tim yang kuat dan disiplin, serta mampu bersaing di level tertinggi.
Carlo Ancelotti
Chelsea tidak dapat mempertahankan performa kuat yang ditunjukkan di era Mourinho, sementara para pelatih penggantinya seperti Avram Grant, Luiz Felipe Scolari, dan Guus Hiddink tidak mampu bersaing untuk meraih gelar juara. Namun, situasi berubah ketika Ancelotti diangkat sebagai pelatih pada tahun 2009. Tim yang sebelumnya dikenal sebagai tim yang kokoh di bawah Mourinho kini bertransformasi menjadi tim yang lebih menyerang dan dinamis.
Ancelotti berhasil melepaskan potensi terbaik tim tersebut, yang terlihat dari berbagai rekor yang diukir, termasuk jumlah gol terbanyak dalam satu musim, yaitu 103 gol, serta selisih gol terbaik dalam satu musim dengan +71. Di bawah bimbingan Ancelotti, Chelsea meraih dua gelar pada tahun tersebut. Sayangnya, kariernya di Chelsea harus berakhir setelah musim kedua tanpa memperoleh trofi.
Manuel Pellegrini
Roberto Mancini berhasil membawa Manchester City meraih gelar Liga Primer pertama mereka pada musim keduanya menjabat sebagai pelatih. Namun, ia memutuskan untuk meninggalkan klub setahun setelah itu, meskipun telah mempertahankan gelar, yang dilakukan dengan cara yang sangat mengecewakan.
Setelah kepergian Sir Alex Ferguson dari rival utama mereka pada tahun 2013, Pellegrini mengembalikan City ke jalur juara. Pada saat yang sama, Liverpool yang dipimpin oleh Luis Suarez muncul sebagai pesaing kuat dalam perburuan gelar yang penuh ketegangan. Anda pasti tahu bagaimana kisah ini berakhir. Ketika Steven Gerrard terpeleset, Yaya Toure mencetak hampir seratus gol dari posisi gelandang, dan City berhasil mengalahkan Liverpool yang dilatih Brendan Rodgers dengan selisih dua poin. Menariknya, itu menjadi satu-satunya gelar liga Eropa yang diraih oleh pelatih asal Chili tersebut dalam perjalanan karir kepelatihannya yang panjang dan terhormat.
Antonio Conte
Antonio Conte, yang menjadi pelatih Chelsea di bawah kepemimpinan Abramovich, menghadapi tantangan besar di Stamford Bridge. Ia menyebut periode tersebut sebagai "musim Mourinho", merujuk pada mantan pelatih yang dipecat di tengah musim sebelumnya saat Chelsea hampir terjebak di zona degradasi. Meskipun Guus Hiddink, sebagai pelatih sementara, berhasil membawa Chelsea finis di paruh atas klasemen, klub tersebut tetap tidak bisa berpartisipasi dalam kompetisi Eropa.
Keadaan ini justru menguntungkan Conte, yang memanfaatkan waktu tambahan di lapangan latihan untuk mengasah taktik 3-4-2-1 yang sangat efektif. Di musim pertamanya, timnya mencatatkan 13 kemenangan berturut-turut di liga dari Oktober hingga Desember, yang secara signifikan memperkuat posisi mereka dalam perebutan gelar sebelum Natal. Saat ini, Conte menghadapi situasi serupa di Napoli, di mana ia mewarisi skuad yang sebelumnya berhasil meraih gelar liga, namun kini mengalami penurunan performa dan gagal masuk ke kompetisi Eropa.