8 Kekalahan paling menyakitkan dalam sejarah Piala Dunia
Merdeka.com - Tiap kali Piala Dunia dilangsungkan, persaingan di antara tim-tim nasional peserta Piala Dunia hampir selalu bisa memberikan kejutan. Dari mulai babak penyisihan saja, ada beberapa tim besar seperti Spanyol, Portugal, Brasil, Jerman, atau Inggris, yang menelan kekalahan mengejutkan dari lawan yang dianggap remeh. Kemudian, berlanjut pada pemilihan daftar pemain yang resmi ikut putaran final Piala Dunia, beberapa pelatih timnas acap kali mengumumkan pilihan yang membuat dahi banyak orang berkerut heran.
Di antara kejutan-kejutan tersebut, kekalahan tim yang sudah diprediksi bisa menang besar dalam tahapan babak Piala Dunia, selalu jadi yang paling disorot media. Dilansir dari The Richest, berikut adalah 8 kekalahan yang paling menyakitkan dalam sejarah Piala Dunia.
Hungaria vs Jerman Barat, 1954
-
Bagaimana Brasil menang? Rodrygo berhasil mencetak gol dengan tendangan dari luar area penalti.
-
Kenapa Brasil kalah dari Paraguay? Brasil tidak mampu mencetak gol balasan meskipun memiliki beberapa kesempatan.
-
Kenapa Timnas Indonesia kalah? Meskipun keberuntungan tampak enggan berpihak, strategi yang diterapkan oleh pelatih Indra Sjafri tidak sepenuhnya efektif. Di babak pertama, terlihat jelas bahwa Dony Tri Pamungkas dan rekan-rekannya bermain dengan sangat monoton tanpa adanya variasi dalam serangan. Umpan-umpan pendek yang dilakukan dari kaki ke kaki tidak berjalan dengan baik.
-
Dimana Timnas Indonesia kalah? Timnas Indonesia U-20 bertanding melawan Thailand di Stadion Mokdong, Seoul, Korea Selatan, pada Jumat (30/8/2024) sore WIB.
-
Bagaimana performa Brasil di pertandingan terakhir? Dalam empat pertandingan terakhir, Brasil tidak meraih kemenangan, dengan satu hasil imbang dan tiga kekalahan, termasuk kekalahan 0-1 dari Argentina.
-
Timnas Indonesia kalah dari siapa? Australia mengalami kekalahan menyedihkan melawan Bahrain.
Tahun 1950-an adalah era kejayaan sepakbola negara Hungaria. Selama mengikuti turnamen internasional di tahun 1950 hingga 1954, tercatat ada 46 kemenangan, 6 hasil seri, dan satu kekalahan yang mereka torehkan. Dan satu kekalahan tersebut adalah yang paling tragis, yakni di ajang Piala Dunia 1954, di babak final melawan Jerman Barat. Kekalahan tersebut masuk dalam daftar kekalahan yang paling menyedihkan sepanjang sejarah karena sejak awal turnamen berlangsung, Hungaria sudah menunjukkan kelasnya sebagai tim nasional papan atas dunia. Mereka melibas Korea Selatan dengan skor 9-0 di babak penyisihan grup, serta Jerman Barat dengan skor 8-3. Setelah itu, Brasil dan Uruguay pun mereka habisi dengan skor yang sama, 4-2.
Di partai final, Hungaria bertemu lagi dengan Jerman Barat, musuh satu grup mereka. Setelah sempat memimpin 2-0 di awal-awal pertandingan, Hungaria akhirnya dibungkam Jerman Barat dengan skor 3-2, gara-gara gol mengejutkan Rahn di menit ke-84.
Jerman Barat vs Inggris, 1966
Sampai sekarang, ini adalah satu-satunya momen kemenangan Piala Dunia yang berhasil 'dirasakan' oleh Inggris. Kekalahan Jerman Barat di babak final Piala Dunia 1966 penuh dengan kontroversi. Pada awal pertandingan, Inggris memang sudah memimpin dengan skor 2-1. Kemudian, setelah menyerang dengan sekuat tenaga dan berulang kali melakukan serangan balik, Jerman Barat berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Wolfgang Weber di menit ke-89. Alhasil, pertandingan pun berlanjut ke babak tambahan waktu.
Di menit ke-101, Geoff Hurst melesatkan bola ke arah gawang Jerman Barat, dan disahkan sebagai gol oleh hakim garis. Hingga kini, gol itu masih jadi perdebatan, apakah benar-benar menembus garis atau tidak. Sang wasit utama sendiri awalnya ragu, namun kemudian mengiyakan keputusan hakim garis. Beberapa studi film analisis di tahun 90-an dan 2000-an banyak yang mengklaim bahwa gol tersebut sebenarnya tidak sah.
Belanda vs Argentina, 1978
Belanda sudah terkenal dengan julukan 'Sang Juara Tanpa Mahkota'. Hal ini dikarenakan timnas berseragam oranye ini sudah berkali-kali berhasil menembus babak final Piala Dunia, tanpa pernah memenangkannya sekalipun. Di tahun 1978, saat menghadapi Argentina di babak final, Belanda kembali menelan pil pahit yang sama. Di pagelaran sebelumnya di tahun 1974, Tim Oranye harus rela kalah di tangan Jerman Barat dengan skor 2-1. Mereka pun kemudian mengadopsi gaya 'Total Football' yang sebelumnya belum pernah mereka pakai untuk melawan Argentina.
Di menit ke-38, Mario Kempes memberikan persembahan gol untuk Argentina dengan cantik. Kemudian, Dick Nanninga menyamakan kedudukan di menit-menit akhir, tepatnya di menir ke-82. Sayang bagi Belanda, karena di menit ke-104 Kempes kembali menyarangkan gol di gawang mereka, yang disusul oleh Daniel Bertoni tak lama setelahnya.
Kekalahan Algeria karena Austria mengalah dari Jerman Barat, 1982
Pada babak penyisihan grup Piala Dunia 1982, Aljazair sebetulnya sudah bisa dipastikan lolos ke babak selanjutnya. Namun sayang, ada kongkalikong yang dilakukan Jerman Barat dan Austria. Kala itu Jerman sudah mengantongi satu kemenangan saja, dan butuh menang lagi melawan Austria jika ingin melaju ke babak berikutnya. Timnas Austria, yang merupakan pemuncak klasemen pun akhirnya menyetujui untuk bermain mengalah untuk Jerman Barat. Ini membuat Aljazair yang sebenarnya sudah siap lolos harus gigit jari dan pulang dengan kepala tertunduk.
Skandal ini dikenal sebagai Non-aggression pact of Gijón. Sang komentator pertandingan saat itu benar-benar kesal terhadap skandal ini, dan menyuruh para penonton di rumah untuk mematikan saja televisi mereka, karena Jerman Barat dan Austria sama-sama bermain ogah-ogahan setelah Jerman Barat mencetak satu gol. Setelah kejadian ini, FIFA membuat peraturan bahwa dua pertandingan akhir di tiap grup dilangsungkan secara bersamaan.
Kamerun vs Inggris, 1990
Timnas Kamerun menunjukkan aksi yang cemerlang di Piala Dunia tahun 1990. Sejak awal mereka sudah menjadi tim kuda hitam yang diunggulkan, karena berhasil mengalahkan Argentina 1-0 pada pertandingan pembuka grup mereka. Kemudian, mereka berhasil mengalahkan Kolumbia di babak selanjutnya, hingga akhirnya melaju ke quarter final untuk melawan Inggris. Pada tahap ini saja, Kamerun sudah mencetak rekor sebagai satu-satunya tim Afrika pertama yang berhasil menembus quarter final.
Ketika pertandingan dengan Inggris berlangsung, Kamerun sudah memimpin dengan skor 2-1 sebelum akhirnya Gary Lineker menyamakan kedudukan dengan golnya di menit ke-83. Kemudian Gary kembali mencetak gol di menit ke-105, dan membungkam impian Kamerun untuk melaju ke semifinal.
Italia vs Brasil, 1994
Di Piala Dunia tahun 1990, Italia harus melepaskan mimpi mereka untuk menjadi juara karena tak berhasil menembus babak final, padahal kala itu mereka adalah tuan rumahnya. Di tahun 1994, akhirnya Italia berhasil menembus babak final, namun harus kembali bersedih karena dikalahkan Brasil lewat drama adu penalti. Italia yang saat itu hanya punya satu sosok tangguh, Dino Baggio, tak cukup kuat untuk melawan penendang-penendang handal dari Brasil. Baggio pun saat itu sedang dibekap cedera, dan harus mati-matian membela negaranya dengan bantuan decker kaki dan suntikan anti rasa sakit. Pengorbanan dan perjuangan tersebut tak berbuah manis, karena bola yang ditendang Baggio sebagai penentu pertandingan melayang jauh di atas mistar gawang kiper Brasil, Claudio Taffarel. Italia pun menangisi skor 3-2 yang tercipta.
Jerman vs Italia, 2006
Sebagai tuan rumah, timnas Jerman menampilkan pertunjukan yang sangat impresif babak demi babak, sebelum akhirnya melaju mulus ke final. Penampilan Miroslav Klose saat itu memukau dunia sebagai pemain muda yang memiliki masa depan karir cerah. Tak ada lawan yang terlalu sulit untuk Jerman kala itu. Namun malang nasib Jerman, di babak final mereka malah harus terima dilibas Italia dengan skor hanya 1-0 saja. Gara-gara tendangan pojok Andrea Pirlo di menit ke-118, yang kemudian disambut dengan baik oleh Fabio Grosso, Jerman harus meredam mimpi untuk menjadi juara Piala Dunia 2006. Fans tuan rumah pun kecewa berat karena harus kalah di tangan timnas Italia, yang kalau itu sebenarnya sedang mengalami konflik domestik akibat skandal Calciopoli.
Ghana vs Uruguay, 2010
Piala Dunia 2010 adalah momen pertama kalinya Piala Dunia digelar di dataran Afrika yang terkenal dengan udara panasnya yang menyengat. Dengan keberhasilan Afrika Selatan menyelenggarakan turnamen ini, tentunya banyak fans tuan rumah yang berharap ada timnas dari Afrika yang bisa menembus babak perdelapan final. Terbitlah Ghana, yang berhasil mempertahankan hasil draw dengan Australia di pertandingan final penyisihan grup, sehingga lolos ke perdelapan final. Sayangnya, kesempatan mereka untuk melaju ke babak yang lebih lanjut harus digugurkan oleh Uruguay. Sudah bertahan dengan skor 1-1, Ghana sebenarnya sempat mendapatkan hadiah penalti gara-gara kelakuan Suarez yang menangkap bola dengan tangannya ketika terjadi kemelut di kotak penalti. Sayangnya, ini disia-siakan oleh Gyan.
Lewat drama adu penalti, Ghana pun harus terima diganyang oleh Uruguay dengan skor 4-2.
Mana momen yang paling membekas untuk Anda?
(mdk/mzh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akun media sosial X Onefootball.my dari Malaysia, memberikan sindiran tajam terhadap Timnas Indonesia setelah mereka mengalami kekalahan 0-4 dari Jepang.
Baca SelengkapnyaBahrain menang sekaligus memastikan Malaysia tersingkir di Piala Asia 2023 usai mencetak 1 gol.
Baca SelengkapnyaTimnas China akan bertandang ke markas Timnas Australia, Kamis (10/10/2024).
Baca SelengkapnyaTimnas Indonesia kalah 1-2 di kandang Timnas China, Selasa (15/10/2024).
Baca SelengkapnyaDalam lima edisi terakhir Piala Dunia, Timnas Australia selalu ambil bagian.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PSSI, Erick Thohir blak-blakan, alasan kekalahan Timnas Indonesia saat menjamu Irak, kemarin
Baca SelengkapnyaPerforma Timnas China pada dua lawa awal di Kualifikasi Piala Dunia 2026 sangat buruk.
Baca SelengkapnyaMenteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Presiden Joko Widodo sempat ikut kecewa saat mengetahui gol Timnas Indonesia U-23 dianulir wasit
Baca SelengkapnyaKawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno dipadati penonton yang menyaksikan laga tersebut di videotron.
Baca SelengkapnyaMenganalisis sebaran gol yang diterima oleh Timnas Indonesia selama putaran kedua dan ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.
Baca SelengkapnyaSecara keseluruhan Timnas U-16 Indonesia bermain baik saat menghadapi Australia.
Baca SelengkapnyaTimnas Indonesia akan membawa misi mustahil saat tandang ke markas Arab Saudi pada Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Jumat (06/09/2024).
Baca Selengkapnya