Inilah Sosok Pelatih yang Paling Dikagumi Shin Tae-yong, Jadi Inspirasi
Sebagai pelatih, Shin Tae-yong memiliki reputasi kelas dunia. Sebelum menangani Timnas Indonesia sampai saat ini, pelatih asal Korea Selatan.

Sebagai seorang pelatih, Shin Tae-yong dikenal di tingkat internasional. Sebelum mengambil alih Timnas Indonesia hingga saat ini, pelatih asal Korea Selatan ini telah membangun reputasi sebagai salah satu pelatih terbaik. Kini berusia 53 tahun, ia pernah terlibat di Piala Dunia dengan menangani Korea Selatan pada edisi 2018.
Selain itu, Shin juga memiliki pengalaman melatih di beberapa klub ternama seperti Brisbane Roar dan Seongnam Ilhwa. Ia memulai karier kepelatihannya pada tahun 2005 di Brisbane Roar, setelah sebelumnya menjadi pemain di klub Australia tersebut. Dalam perjalanan kariernya, Shin Tae-yong dipengaruhi oleh seorang pelatih yang sangat berperan, yaitu Dettmar Cramer.
Pelatih asal Jerman ini pernah melatih Shin dan timnya dalam persiapan untuk Olimpiade 1992. "Sebenarnya, banyak pelajaran yang saya ambil dari Coach Cramer," kata Shin Tae-yong dalam sebuah podcast di kanal YouTube 3ProTV. "Ia memberikan lebih banyak wawasan dibandingkan yang saya terima sebelumnya," tambahnya. Untuk informasi lebih lanjut, simak artikel lengkapnya di bawah ini.
Bukan Pelatih Sembarangan
Cramer bukanlah pelatih sembarangan. Lahir di Dortmund pada 4 April 1925, ia merupakan salah satu tokoh terkemuka dalam dunia kepelatihan. Cramer pernah melatih sejumlah klub besar, termasuk Bayern Munchen, dan memiliki banyak prestasi yang mengesankan. Majalah Four Four Two bahkan menempatkan namanya dalam daftar 100 pelatih terbaik sepanjang masa menurut versi mereka. Selain itu, Cramer juga aktif di sepak bola Asia, di mana ia pernah melatih timnas Korea Selatan, serta Jepang, Malaysia, dan Thailand. Ia dikenal dengan julukan Profesor Sepak Bola.
Miliki Pengetahuan Baru
Shin Tae-yong menyatakan bahwa ia memperoleh banyak pelajaran berharga dari pengalaman singkatnya bersama Cramer. Ia bahkan merasa bahwa pelajaran yang didapatkannya kali ini jauh lebih banyak dibandingkan yang diperoleh dari pelatih-pelatih sebelumnya. "Sebelumnya, saya merasa lebih banyak terlibat dalam tarik-ulur, seperti cara 'menakut-nakuti' pemain dan memberikan kebebasan, dibandingkan aspek teknis," ungkap Shin Tae-yong. "Saat itu, saya menyadari bahwa pendekatan yang dibawa Coach Cramer merupakan sepak bola pada level yang lebih tinggi," tambahnya.
Pernah Mengunjungi Rumah Cramer
Setelah menjabat sebagai pelatih, Shin Tae-yong tetap menganggap Cramer sebagai mentor. Ia bahkan pernah mengunjungi rumah pelatih yang sebelumnya beralih profesi menjadi jurnalis di Jerman. "Saat saya sudah menjadi pelatih, saya sempat berkunjung ke tempatnya sebelum beliau wafat," kata Shin Tae-yong.
"Saya percaya, saya mengunjunginya sekitar tiga atau empat kali," tambahnya. (Bola.net/Dendy Gandakusumah)