Nurdin Halid Sebut Shin Tae-yong Tak Cocok Melatih Timnas Indonesia, Dukung Langkah Erick Thohir
Nurdin Halid, mantan Ketua Umum PSSI, sepenuhnya mendukung keputusan federasi yang memberhentikan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Mantan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, memberikan dukungan penuh terhadap keputusan federasi yang memutuskan untuk mengakhiri masa jabatan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia. Nurdin mengemukakan beberapa alasan terkait pandangannya tersebut. Ia berpendapat bahwa Shin Tae-yong tidak sesuai untuk menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia karena adanya perbedaan budaya yang menjadi kendala besar bagi pelatih asal Korea Selatan tersebut. Terlebih lagi, Nurdin menekankan bahwa saat ini skuad Garuda telah memiliki banyak pemain keturunan yang sebagian besar berasal dari Belanda, sehingga perubahan demografi dalam tim ini menjadi tantangan tersendiri bagi STY.
"Ini faktor kultur. Shin Tae-yong itu memang cocok bekerja di Korea Selatan, menurut saya dia tidak cocok melatih Timnas Indonesia" katanya saat menjadi narasumber di acara Dua Sisi pada Kamis (9/1/2025).
"Tapi, seandainya pemain-pemain naturalisasi dan diaspora tidak banyak dari Belanda, mungkin dia cocok. Kita lihat memang benar kultur pemain-pemain kita itu harus menjadi perhatian," imbuhnya.
Dengan demikian, Nurdin menekankan pentingnya mempertimbangkan latar belakang budaya pemain dalam memilih pelatih yang tepat untuk Timnas Indonesia.
Kendala Bahasa
Nurdin mengungkapkan bahwa keterbatasan kemampuan bahasa yang dimiliki Shin Tae-yong menjadi sebuah masalah. Hal ini menyebabkan pelatih asal Korea Selatan tersebut harus mengandalkan penerjemah untuk berkomunikasi dengan para pemainnya. Terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam proses penerjemahan ini, di mana Jeong Seok-seo berfungsi sebagai penerjemah Bahasa Indonesia, sementara Sin Sang-gyu bertugas menerjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.
"Namun, saat ini Shin Tae-yong menghadapi masalah besar. Saya pernah menjabat sebagai manajer PSM dan meraih gelar juara. Pelatih asing biasanya hanya memerlukan waktu dua tahun untuk sedikit memahami Bahasa Indonesia," tuturnya.
"Di sisi lain, Shin Tae-yong membutuhkan banyak penerjemah. Ini merupakan faktor non-teknis yang menjadi kendala luar biasa dalam komunikasi. Meskipun dalam pertemuan, ia masih bisa menggunakan penerjemah untuk menjelaskan strategi," tambahnya.
Tantangan Bagi Pemain
Seorang politisi dari Partai Golkar yang terlibat dalam beberapa kasus korupsi mengungkapkan bahwa kendala bahasa dapat menyulitkan pemain dalam memahami pesan yang ingin disampaikan oleh STY, terutama saat pertandingan berlangsung. "Namun, jika di lapangan harus memberikan instruksi mendadak, pelatih perlu memanggil penerjemahnya, dan belum tentu komunikasi berjalan lancar dalam suasana hiruk-pikuk stadion," ujarnya.
"Pemain juga mungkin kesulitan untuk memahami apa yang ingin disampaikan oleh pelatih. Menurut saya, ini adalah hambatan yang signifikan. Oleh karena itu, saya sangat mendukung Erick Thohir untuk mengganti pelatih," tambahnya.
Rekam Jejak
Nurdin menanggapi berbagai kritik yang muncul terkait keputusan PSSI dalam menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih baru tim Garuda. Pelatih asal Belanda tersebut mendapatkan reaksi negatif dari publik karena catatan kariernya yang dianggap kurang memuaskan. Nurdin berpendapat bahwa rekam jejak pelatih tidak sepenuhnya menjadi faktor penentu. Ia memberikan contoh dengan menyebutkan tiga pelatih di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia yang telah dipecat, di antaranya adalah Roberto Mancini yang melatih Arab Saudi dan Graham Arnold yang melatih Australia.
"Oleh karena itu, seorang pelatih itu jangan juga hanya dilihat dari track record-nya. Contohnya, di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia ini, itu sudah ada tiga pelatih yang dipecat," ujar Nurdin.
"Sudah ada pelatih China, Bahrain, dan Arab Saudi. Terakhir ada Roberto Mancini. Kurang apa Mancini dari segi track record dan sisi ilmu kepelatihan, baik secara teknis maupun non teknis?" sambung dia.
Nurdin menekankan bahwa penilaian terhadap pelatih harus lebih komprehensif daripada sekadar melihat catatan masa lalu mereka.