Rangkuman Pagi

Munas Golkar tandingan menapaki tahap pemilihan ketua umum Partai Golkar. Ketua sidang Ibnu Munzir mempersilakan peserta sidang untuk mempergunakan hak pilihnya.

"Kita meminta masing-masing satu orang sebagai saksi. Saya ingatkan untuk menuliskan angka saja," kata ketua sidang Ibnu Munzir di hotel mercure Jakarta Utara, Senin (8/12) dini hari.

Setelah melalui pemungutan suara yang memakan waktu beberapa jam, akhirnya pemilihan ketua umum Partai Golkar dimenangkan oleh Agung Laksono.

"Apabila calon ketua umum mendapat dukungan suara 50 persen plus 1 harus bersedia menjadi ketua umum. Maka selaku pimpinan sidang menyatakan ketua umum terpilih Bapak Agung Laksono," terang dia.

Berikut hasil pemilihan ketua umum Partai Golkar masa bakti 2014-2019 dalam Munas tandingan:

1. Agus Gumiwang Kartasasmita
Perolehan suara: 71

2. Priyo Budi Santoso
Perolehan suara: 77

3. Agung Laksono
Perolehan suara: 147

Total suara: 296
Abstain: 1
Suara tidak sah: -

Setelah menetapkan ketua umum, agenda selanjutnya adalah memilih tim formatur guna menentukan struktur pengurus DPP.

"Penentuan formatur dipilih dalam rapat paripurna. Ketua Umum di bantu empat anggota yaitu 3 orang DPD provinsi dan 1 orang mewakili ormas pendiri," kata ketua sidang Ibnu Munzir di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Senin (8/12) dini hari.

Menurutnya, tim formatur tersebut akan ditambah Agus Gumiwang dan Priyo Budi Santoso. Hal ini merupakan usul dari ketua umum terpilih Agung Laksono.

"Selain itu ditambahkan dua calon ketua umum (Agus Gumiwang dan Priyo Budi Santoso). Ini disepakati sebagai usulan ketua umum," terang dia.

Lanjut dia, tim formatur akan bekerja malam ini. Mereka akan mengumumkan susunan pengurus DPP Golkar besok pagi.

"Malam ini tim formatur akan bekerja cepat. Hasilnya besok pagi pukul 8.00 WIB akan disampaikan," pungkas dia.

Berikut susunan tim formatur perwakilan wilayah hasil Munas di Ancol:

Ketua oleh Agung Laksono dibantu Agus Gumiwang dan Priyo Budi Santoso

Wilayah barat diwakili DPD I Riau oleh Indra Damulis

Wilayah tengah diwakili DPD I Jawa Tengah oleh Rusdi Hartono

Wilayah timur diwakili DPD II Papua oleh John Tabo

Ormas pendiri: Soksi oleh Ali Wongso

Sementara itu, siang ini, rencananya Presiden Jokowi akan menerima Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Pertemuan itu akan dilakukan pada pukul 13.00 WIB di Kantor Presiden.

Berdasarkan agenda dari Biro Pers Istana, SBY bertemu Jokowi dengan kapasitasnya sebagai Chairman Global Green Growth Institute.

Diketahui, usai mengakhiri masa tugasnya sebagai Presiden 2 periode, SBY banyak mendapat banyak tawaran pekerjaan internasional. Salah satunya menjadi Sekjen PBB. Namun, SBY memilih menjadi Presiden GGGI, dimana pekerjaan tersebut sebagai duta lingkungan dunia.

Di GGGI, SBY diberi tugas melakukan penyuluhan bagaimana menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berbasis ramah lingkungan. SBY dapat berkantor di Korea Selatan. Dan nantinya, akan keliling asia untuk melaksanakan tugasnya sebagai Presiden GGGI.

Rangkuman Petang

Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Istana Wapres. SBY mengaku hanya ingin memberikan semangat dan dukungan agar pemerintahan Jokowi-JK dapat berjalan dengan baik.

"Saya datang menyampaikan dukungan dan harapan agar dapat menjalankan tugas dengan baik," ujar SBY di Istana Wapres, Jakarta, Senin (8/12).

SBY mengatakan kunjungannya ini merupakan bentuk silaturahim antara mantan pemimpin negara dengan pemimpin aktif. Menurut dia, hal itu untuk menjalin kesinambungan antar pemimpin.

"Pemerintahan itu kan terus berkesinambungan dari pemerintahan sekarang dengan sebelumnya. Tidak ada yang luar biasa," kata SBY.

Dari kasus pemeberantasan korupsi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyatakan dalam masa awal pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) tak menunjukkan konsentrasi pada pemberantasan korupsi. Berbagai kebijakan yang diterbitkan masih terkesan sporadis.

"Saya melihat 50 hari ini cara pemberantasan korupsi oleh Jokowi sporadis dan belum komprehensif. Dia meminta berbagai penghematan tapi tidak ada grand design yang jelas tapi terkesan ad hoc," kata Burhanudin saat kata Burhanudin dalam diskusi Tantangan Pemberantasan Korupsi Era Pemerintahan Jokowi-JK di kantor ICW Jakarta, Senin (8/12).

Menurutnya beberapa bulan awal Pemerintahan Jokowi sudah cukup membuat sistem pemberantasan korupsi yang bagus. Sistem inilah yang diharapkan oleh masyarakat segera dapat diimplementasikan.

"Seharusnya waktu 50 hari adalah waktu yang cukup menyatukan langkah dan membuat design yang besar," terang dia.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyadari penenggelaman tiga kapal nelayan kecil Vietnam di Pulau Anambas, Kepulauan Riau menjadi olok-olok sebagian besar masyarakat. Ini lantaran kapal berukuran 70 gross tonnage (GT) tersebut sejatinya sudah menjadi rongsokan sejak ditangkap pada 2012.

"Saya tenggelamkan kapal Vietnam kemarin tiga dan sekarang diledek. Kenapa tidak kapal besar?" kata Susi dalam Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri (Rapimnas Kadin) Indonesia , Jakarta, Senin (8/12).

Untuk itu, Susi sudah punya jawabannya. Dia mengaku sudah "mengantongi" kapal berukuran 300 GT asal Thailand.

"Yang gede, 200-300 GT, saya simpan. Apa salah saya, ndak tho?" katanya. "Sebetulnya kalau kita kasih tahu orang Thailand kan tidak bagus."

Dari kasus tewasnya dua orang pelaut, Max David Yacobus (29) dan Kristomos Tatuil (29) setelah menenggak minuman keras oplosan, salah seorang kerabat korban, Heny (32) mengatakan, Kristomos sempat merawat Max dan membawanya ke Rumah Sakit Pelabuhan, Koja, Jakarta Utara.

"Tapi saat menjaga David, si Kristomos mengeluh lemas dan langsung dirawat," kata Heny di RS Pelabuhan, Koja, Jakarta Utara, Senin (8/12).

Henny mengungkapkan, kedua korban memang diketahui selama tinggal di rumah kontrakannya tersebut seringkali menenggak miras. Miras tersebut dibelinya di sebuah toko kelontong di daerah Kebantenan, Cilincing, Jakarta Utara.

Namun, Heny mengaku, tidak tahu bahwa kedua korban tewas akibat menenggak miras oplosan.

"Saya juga bingung, kenapa David dan Kristomos meninggal, sementara empat teman yang lain tidak mengalami gejala serupa. Jangan-jangan mereka beli miras di tempat lain atau mengoplos sendiri," tandas Heny.



KOMENTAR ANDA