Rangkuman Pagi

Polisi Australia telah mengumumkan hasil penyerbuan kasus penyanderaan di Kafe Lindt, Sydney, Selasa (16/12) pagi. Sebanyak 3 orang tewas dan 4 orang lainnya mengalami luka-luka.

Seperti dilansir dari bbc.com, ketiga orang yang tewas adalah seorang pria berusia 34 tahun, wanita 38 tahun dan satu lagi laki-laki berusia 50 tahun yang diperkirakan adalah Man Haron Monis. Nama Monis diketahui adalah pelaku penyanderaan.

Untuk data korban lainnya, polisi belum membeberkan secara detail. Polisi berjanji akan memberikan informasi secepatnya dalam pekan ini.

Dalam keterangan persnya, polisi mengklaim telah menyelamatkan 17 sandera. Jika tidak menyerbu, polisi menyebut akan banyak korban berjatuhan karena pelaku akan menembaki sandera.

Polisi baru melakukan penyerbuan setelah mendengar tembakan di dalam kafe. Tak ingin banyak korban, polisi langsung bergerak masuk ke dalam kafe agar tidak banyak nyawa yang melayang.

Penyerbuan ini juga menelan korban luka dari pihak kepolisian. Komisaris polisi New South Wales, Andrew Scipione mengatakan, seorang polisi mengalami luka di bagian wajah saat melakukan penyerbuan. Dia terkena tembakan di bagian wajah.

Sementara itu, Nilai tukar Rupiah terus melemah dan kini berada di level Rp 12.700 per USD. Muncul kekhawatiran lantaran kondisi Rupiah saat ini terlemah sejak krisis 1998.

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) meminta agar fenomena pelemahan tidak dipandang negatif. Ketua Bidang Infrastruktur dan Properti HIPMI Bahlil Lahadalia menyebut, pelemahan Rupiah paling banyak berpengaruh ke pasar uang.

Sementara bagi pengusaha, termasuk pengusaha lokal dinilai tak berpengaruh sedikit pun. Dia mencontohkan, pengusaha perkebunan justru diuntungkan dari segi ekspor.

"Bagi pengusaha lokal. Jadi situasional. Tergantung kita melihat dari sudut pandang mana," kata Bahlil di Jakarta, Senin (15/12).

Menurutnya, tak perlu khawatir dengan pelemahan Rupiah. Apalagi khawatir krisis bakal terulang. Bos PT Rifa Capital ini yakin, pengalaman Indonesia keluar dari krisis 1998 dan 2008 bisa menjadi modal untuk menghindari krisis.

Dari Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan bagi tugas dengan calon wakilnya, Djarot Saiful Hidayat. Hal ini seperti dilakukan saat bersama Joko Widodo (Jokowi). Pelantikan Djarot sebagai wakil gubernur akan dilakukan dalam waktu dekat.

Ahok mengatakan, tugas akan dilakukan masing-masing. Namun pengambil keputusan tetap berada di tangannya. Dan bila terjadi selisih paham antara mereka akan diselesaikan dengan berdiskusi.

"Kami yakin tidak mungkin selisih tujuan. Kalau selisih cara gimana? Kami lihat ada referensi cara mana yang paling benar. Kalau enggak ada referensi ikut cara saya dulu," ungkapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (15/12).

Dia mengungkapkan, cara ini dilakukan pada saat dirinya masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. "Jadi kalau lagi deadlock berdua enggak ketemu nih, ya saya ikut caranya Pak Jokowi. Kami tes," jelas mantan Bupati Belitung Timur ini.

Ahok menambahkan, terkadang Jokowi kala itu mengikuti sarannya. "Tapi kalau dalam pertimbangan-pertimbangan dan saya punya cara yang lebih masuk akal, Pak Jokowi itu ikut saya. Kalau memang dua-dua enggak ketemu nih ya ikut gubernur dong," katanya.

Rangkuman Petang

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad memberikan peringatan bagi pejabat-pejabat Indonesia agar menghindari gratifikasi. Sebab bila tak paham, makan dan minum wine saja bisa dijerat dan dijebloskan ke penjara oleh KPK.

Abraham mengungkapkan, KPK tidak akan pandang bulu menindak pejabat yang ketahuan menerima gratifikasi, meski kehadirannya dalam sebuah jamuan makan hanya sebagai tamu undangan. Apalagi jika menu yang disajikan mencapai ratusan juta.

"Makanan dan minuman juga bisa masuk gratifikasi. Makanan dan wine yang biasa diberikan saat jamuan di pertemuan antar negara, wine tersebut harganya bisa sampai ratusan juta dan bila diterima maka bisa dianggap gratifikasi," ujar Abraham usai penandatanganan MoU di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (16/12).

Dari Sleman, nasib malang menimpa Abdul Wahid (48) dan Triyadi (32) warga Jogokerten Trimulyo Sleman, gara-gara pesta miras dengan empat orang temannya, kakak beradik tersebut tewas setelah dilarikan ke rumah sakit.

Awalnya, keduanya dilarikan ke rumah sakit. Namun Abdul lebih dahulu tidak tertolong dan meninggal di RSUD Sleman, Senin (15/12). Sementara itu Triyadi masih dalam perawatan. Namun karena kondisi yang semakin kritis, akhirnya Triyadi pun menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 14.00 WIB di RSUD Sleman, Selasa (16/12).

Menurut Kasat Reskrim Polres Sleman, AKP Danang Bagus, pesta miras tersebut sendiri dilakukan di rumah Agus di Dusun Jokokerten, pada Sabtu (13/12) malam. Seusai pesta miras, keenam orang yang ikut yaitu Agus, Edot, Budi, Yudi, Abdul dan Triyadi dilarikan ke rumah sakit.

"Empat orang lainnya masih di rumah sakit, dua yang meninggal yaitu Abdul dan Triyadi," kata Danang pada wartawan, Selasa (16/12).

Sementara itu, dari luar negeri, setidaknya 20 murid tewas, disusul 35 cedera parah akibat serangan milisi Taliban ke komplek sekolah milik militer di Kota Peshawar, sebelah barat laut Pakistan. Hingga berita ini dilansir, Selasa (16/12), BBC melaporkan lebih dari 500 murid dan guru dari jenjang SD hingga SMA masih ditawan.

Beberapa jam setelah insiden, Juru bicara Taliban Umar Muhammad Khurasani membenarkan pihaknya mengirim enam militan. Mereka mengaku tak sengaja menghabisi para pelajar.

"Kami sudah memberi perintah untuk tidak melukai anak-anak dan hanya menyerang personil militer," ujarnya.

Khurasani menjelaskan, para militan itu sudah dilengkapi bom bunuh diri. Teror ini dilakukan, karena tentara Pakistan membunuh anggota mereka di wilayah kekuasaan Taliban Juni lalu. "Ini adalah serangan balasan atas serangan militer di Waziristan Utara," tuturnya.



KOMENTAR ANDA