Rangkuman Pagi

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan umat beragama di Indonesia paling rukun dan toleran. Hal itu yang mengakibatkan konflik yang kadang terjadi tak berkembang menjadi kerusuhan.

"Di dunia yang mayoritas penduduk Islam hanya di Indonesia merupakan negara yang paling rukun," kata Jusuf Kalla kepada pers di Banda Aceh, Naggroe Aceh Darussalam, Jumat (25/12).

JK berada di Aceh untuk menghadiri peringatan 10 tahun tsunami yang akan dilangsungkan, Kamis (26/12). JK mengatakan masyarakat Indonesia hidup secara harmonis dan toleransi sehingga konflik relatif sangat kecil.

Terkait dengan perayaan Natal di daerah konflik, Wapres mengatakan, saat ini tidak ada lagi daerah konflik yang besar dan kalaupun ada konflik hanya kecil saja.

Sementara itu, kisah nestapa TKI kembali muncul. Keluarga Dede Yeti, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Pasir Pulo RT 01/RW 06, Kelurahan Cijoro Lebak, Rangkasbitung, Lebak, Banten, bingung memikirkan biaya kepulangannya ke tanah air. Saat ini Dede terbaring koma dan tengah dirawat di Rumah Sakit (RS) Abdul Azis, Arab Saudi.

"Kami berharap Dede bisa kembali ke Tanah Air dalam kondisi sehat," kata suami Dede, Maman Supratman di kediamannya Kampung Pasir Pulo, RT 01/06, Kelurahan Cijoro Lebak, Rangkasbitung, Lebak, Banten, Kamis (25/12).

Maman mengatakan istrinya mulai bekerja di Arab Saudi sejak 22 Januari 2010 melalui PT Bantal Perkasa Sejahtera, Jakarta. Berkat kerja sebagai buruh migran itulah istrinya mampu menyekolahkan keempatnya anaknya hingga lulus Sekolah Menengah Atas (SMA).

Dia pun berharap pemerintah dapat membantu kepulangan istri tercintanya tersebut. "Kami berharap pemerintah maupun pihak perusahaan yang memberangkatkan dapat memfasilitasi kepulangan orangtuanya yang kini berada di rumah sakit Arab Saudi," kata Maman.

Keresahan Maman bukan cuma sampai situ. Rupanya keluarga kecil tersebut tengah terlibat hutang pada rentenir. Tak tanggung-tanggung utangnya sebesar Rp 170 juta. 

Tentang konflik PPP, Perseteruan di dalam tubuh Partai Persatuan Pembangunan masih belum surut. Kedua kubu bertentangan pimpinan Djan Faridz dan Muhammad Romahurmuziy masih sama-sama keras mempertahankan pendapatnya.

Di tengah-tengah konflik, Ketua Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mencoba mengambil posisi. Dia mengaku siap menjadi penengah supaya kedua kubu tak lagi dalam posisi saling berhadapan.

Alasan Din tiba-tiba ingin menengahi cekcok di tubuh partai berlambang Kabah itu lantaran dia merasa PPP di masa lalu merupakan perwakilan umat Islam di panggung politik Indonesia. Atas dasar jasa-jasa dan nostalgia itulah dia tidak ingin partai itu porak-poranda kibat perpecahan.

Namun, sepak terjang Din masih disangsikan. Sebab sampai saat ini belum terlihat upaya sistematis dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu. Maka dari itu, Partai Kabah pun masih menanti sentuhan Din menyelesaikan pertentangan.



KOMENTAR ANDA