Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

10 Larangan saat Tahun Baru Imlek, Wajib Dihindari

10 Larangan saat Tahun Baru Imlek, Wajib Dihindari

10 Larangan saat Tahun Baru Imlek, Wajib Dihindari

Larangan atau tradisi pantangan saat Imlek merupakan bagian integral dari perayaan Tahun Baru Imlek dalam budaya Tionghoa.

Larangan atau tradisi pantangan saat Imlek merupakan bagian integral dari perayaan Tahun Baru Imlek dalam budaya Tionghoa.

Selama periode ini, terdapat beberapa aturan atau kepercayaan yang dipegang teguh oleh masyarakat Tionghoa untuk membawa keberuntungan dan menghindari energi negatif.

Salah satu larangan umum adalah larangan memotong rambut selama beberapa hari sebelum atau selama masa Imlek, karena dianggap dapat memotong keberuntungan.

Larangan juga melibatkan pantangan untuk membersihkan rumah pada hari pertama Imlek, untuk menghindari "membuang" keberuntungan yang datang bersama debu dan kotoran.

Selain itu, terdapat beberapa larangan saat Tahun Baru Imlek lainnya. Berikut larangan saat Tahun Baru Imlek yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber:

1. Jangan Gunakan Benda Tajam

Selama liburan Imlek, terdapat larangan penggunaan gunting, pisau, atau benda tajam lainnya. Hal ini karena dipercayai bahwa penggunaan benda tajam dapat membawa energi negatif dan membawa kesialan selama periode ini.

Oleh karena itu, sebaiknya hindari menggunakannya untuk memotong apapun selama liburan Imlek.

Selain itu, sebagian besar salon rambut tutup selama periode ini. Hal ini karena memotong rambut dianggap dapat 'memotong' keberuntungan dan kemakmuran seseorang selama tahun baru Imlek.

Selama periode ini, sebaiknya hindari kegiatan yang memerlukan penggunaan benda tajam seperti memasak atau memotong benda-benda lain. Selain itu, juga dianjurkan untuk menghindari konflik dan pertengkaran, karena dipercayai bahwa ini dapat membawa kesialan selama liburan Imlek.

2.  Jangan Merusak Keramik atau Kaca

Untuk mengatasi kerusakan pada keramik atau kaca, Anda dapat menggunakan kertas merah. Ambil selembar kertas merah dan potong menjadi bentuk yang sesuai dengan kerusakan.

Tempelkan kertas merah tersebut pada bagian yang retak atau pecah, dan tekan perlahan agar menempel dengan rapi. Selanjutnya, ucapkanlah kata-kata mutiara atau doa yang baik-baik agar energi positif dapat membantu memperbaiki kerusakan tersebut.

Setelah Tahun Baru Imlek, adalah tradisi untuk membuang pecahan kaca atau keramik yang terbungkus ke dalam danau atau sungai.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk menyambut awal yang baru dengan membersihkan diri dari hal-hal yang sudah tidak baik lagi dan memberikan kesempatan untuk memulai dari awal. Ini juga menjadi simbol keberuntungan dan keselamatan bagi tahun yang baru.

3. Jangan Membersihkan Rumah atau Menyapu

Selama Tahun Baru Imlek, sangat penting untuk mematuhi pantangan tradisional agar dapat menjaga kemakmuran dan keberuntungan. Salah satu larangan yang perlu dihindari adalah menyapu atau membersihkan rumah selama periode perayaan ini.

Hal ini karena menyapu dianggap sebagai tindakan membuang kemakmuran dan keberuntungan keluar dari rumah.

Namun, jika memang harus membersihkan rumah, ada cara-cara tertentu yang dapat diikuti. Mulailah dengan membersihkan tepi luar ruangan dan kemudian menyapu ke arah dalam rumah.

Pastikan untuk mengumpulkan semua sampah dan menyimpannya di dalam kantong, namun jangan dibuang hingga setelah hari ke-5 dari Tahun Baru Imlek.

Dengan memahami pentingnya tradisi ini, kita dapat menghormati kepercayaan dan budaya yang berkaitan dengan Tahun Baru Imlek.

4. Tak Boleh berbicara Kotor dan Negatif

Selama perayaan Imlek, sangat penting untuk menghindari pembicaraan kotor dan negatif. Larangan ini karena kita percaya bahwa kata-kata memiliki kekuatan besar dan dapat membawa energi negatif.

Beberapa kata-kata yang dilarang diucapkan dalam perayaan Imlek termasuk kata-kata kotor, kata-kata dengan konotasi negatif, serta umpatan-umpatan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesucian dan kebahagiaan selama perayaan Imlek.

Penting untuk mematuhi larangan ini demi menghindari membawa sial. Kata-kata negatif dapat menciptakan energi negatif yang dapat mengganggu keseimbangan dan keberuntungan dalam hidup.

Oleh karena itu, sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan kepercayaan, kita sebaiknya menjaga kebersihan ucapan kita dan menghindari kata-kata yang bisa membawa kesialan.

5. Jangan Menagih Utang

Selama perayaan Imlek, orang cenderung fokus untuk bersenang-senang, merayakan, dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman.

Menagih utang dapat dianggap sebagai tindakan yang kurang menghormati dan kurang bijaksana, karena dapat menimbulkan konflik dan membuat suasana tidak nyaman.

Dalam budaya Tionghoa, juga dianggap tabu untuk meminjam uang selama perayaan Imlek. Hal ini dianggap sebagai pertanda kurangnya rejeki dan kurang menghormati tradisi yang sedang dirayakan. Meminjam uang dianggap sebagai tindakan yang kurang menghormati terhadap nilai-nilai dalam perayaan Imlek.

Dalam budaya Tionghoa, juga dianggap tabu untuk meminjam uang selama perayaan Imlek. Hal ini dianggap sebagai pertanda kurangnya rejeki dan kurang menghormati tradisi yang sedang dirayakan. Meminjam uang dianggap sebagai tindakan yang kurang menghormati terhadap nilai-nilai dalam perayaan Imlek.

6. Hindari Berkelahi dan Menangis

Untuk mengatasi konflik dengan damai dan menangis secara bijak, penting untuk menjaga ketenangan dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Berkelahi atau menangis tidak akan membantu dalam menyelesaikan konflik dengan baik.

Sebaliknya, penting untuk berbicara dengan tenang dan mendengarkan pandangan dari kedua belah pihak.

Tetangga juga dapat membantu sebagai pembawa damai dalam menyelesaikan konflik. Mereka bisa menjadi mediator yang objektif dan membantu dalam mencari solusi yang adil bagi kedua belah pihak.

Mereka biasanya memiliki pemahaman yang lebih luas tentang situasi dan dapat memberikan pandangan yang tidak memihak kepada siapapun.

Menyelesaikan konflik tanpa berkelahi atau menangis sangat penting untuk menjaga hubungan baik dan membangun kedamaian dalam lingkungan.

7. Hindari Minum Obat

Selama perayaan Imlek, penting untuk menghindari minum obat karena hal ini berkaitan dengan tradisi kesehatan yang telah dianut selama berabad-abad. Menurut tradisi Tionghoa, selama Imlek, orang harus menghindari melakukan hal-hal yang dianggap mengganggu keseimbangan tubuh.

Minum obat dianggap dapat mengganggu keseimbangan ini, sehingga disarankan untuk menghindari minum obat selama perayaan Imlek.

8.  Jangan makan bubur

Bubur dianggap sebagai makanan sederhana yang biasa dikonsumsi oleh orang-orang miskin. Oleh karena itu, agar tidak membawa kesialan dan kemiskinan dalam Tahun Baru Imlek, makan bubur sebaiknya dihindari. 

Selain larangan makan bubur, juga terdapat pantangan untuk makanan laut, seperti ikan dan udang, yang melambangkan kemalangan. Sebaliknya, makanan seperti sayuran hijau dan buah-buahan dianggap melambangkan kemakmuran dan keberuntungan. 

9. Dilarang Menjahit

Pada hari pertama hingga hari kelima bulan lunar pertama dalam rangkaian perayaan Imlek, umumnya terdapat larangan untuk menjahit. Hal ini dipercayai dapat membawa nasib buruk untuk tahun yang akan datang.

Menjahit dianggap dapat memotong atau memotong 'benang nasib', yang berarti dapat memotong hubungan baik atau keberuntungan seseorang.

merdeka.com

10. Dilarang Mencuci Pakaian

10. Dilarang Mencuci Pakaian

Pada Hari Raya Imlek, umat Tionghoa memiliki larangan untuk mencuci pakaian.

Hal ini dikarenakan adanya kepercayaan bahwa tindakan mencuci pakaian dianggap tidak menghormati Dewa Air.

Dewa Air dianggap memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menyediakan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan tidak mencuci pakaian, umat Tionghoa ingin menunjukkan rasa hormat dan menghindari kemarahan Dewa Air.

Imlek adalah Hari Raya Orang Tionghoa, Ketahui Makna dan Tujuannya
Imlek adalah Hari Raya Orang Tionghoa, Ketahui Makna dan Tujuannya

Tahun Baru Imlek adalah perayaan tahun baru tradisional yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
5 Cara Bikin Kue Keranjang Kukus, Cocok untuk Sajian Imlek
5 Cara Bikin Kue Keranjang Kukus, Cocok untuk Sajian Imlek

Kue keranjang atau Nian Gao adalah kue tradisional yang sering disajikan dalam perayaan Tahun Baru Imlek di berbagai budaya Tionghoa.

Baca Selengkapnya
Jelang Imlek, Makna dan Keunikan Kuliner Akulturasi Tionghoa-Indonesia
Jelang Imlek, Makna dan Keunikan Kuliner Akulturasi Tionghoa-Indonesia

Kuliner Imlek, baik yang hasil akulturasi maupun yang autentik, selalu membawa makna simbolis dan filosofis, seperti kue keranjang, kue lapis legit dan lainnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas
Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas

Pada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.

Baca Selengkapnya
30 Ucapan Selamat Imlek 2024, Penuh Doa dan Harapan Baik
30 Ucapan Selamat Imlek 2024, Penuh Doa dan Harapan Baik

Memberikan ucapan selamat Imlek 2024 memiliki makna penting karena itu merupakan bentuk penghargaan dan kebersamaan dalam merayakan perayaan Tahun Baru Imlek.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Nganggung, Bentuk Gotong Royong Masyarakat Bangka Belitung
Mengenal Tradisi Nganggung, Bentuk Gotong Royong Masyarakat Bangka Belitung

Biasanya, tradisi ini dilaksanakan ketika hari besar Islam yaitu Idulfitri, Maulid Nabi, dan juga Iduladha.

Baca Selengkapnya
Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa
Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa

Lebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.

Baca Selengkapnya
Indahnya Lurik Khas Desa Kedungampel Klaten, Dibuat Oleh Warga di Depan Rumah
Indahnya Lurik Khas Desa Kedungampel Klaten, Dibuat Oleh Warga di Depan Rumah

Pembuatan lurik tradisional ini bisa disaksikan langsung di halaman rumah warga di Kedungampel

Baca Selengkapnya
Imlek 2024, Cara Menghasilkan Cuan dari Busana Cheongsam Berbahan Tenun Endek Bali
Imlek 2024, Cara Menghasilkan Cuan dari Busana Cheongsam Berbahan Tenun Endek Bali

Wastra merupakan kain tradisional yang sarat akan makna budaya Nusantara.

Baca Selengkapnya