3 Hari Terendam Banjir, Begini Nasib Pilu Warga Tapsel Berharap Bantuan
Merdeka.com - Banjir melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara (Sumut), sepekan terakhir. Hujan deras dengan intensitas tinggi membuat sejumlah sungai di Tapsel meluap, sehingga membuat sejumlah desa di beberapa kecamatan terendam banjir.
Salah satu wilayah yang terdampak banjir parah yakni di Kelurahan Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur. Meluapnya Sungai Batang Toru membuat ribuan kepala keluarga (KK) kini kesulitan karena rumah mereka nyaris tenggelam akibat banjir.
Ratusan pemukiman warga, khususnya di Lingkungan 1, Lingkungan 2, dan Lingkungan 3 kini terendam banjir dengan ketinggian mencapai lebih 1,5 meter. Sedangkan ruas jalan nasional air sudah selutut orang dewasa pada Senin (20/12) pagi.
-
Bagaimana warga Pesisir Selatan terdampak banjir dan longsor? 'Warga sudah kembali ke rumah mereka, namun terkendala air bersih. Untuk bantuan cukup banyak, hari ini juga akan kita distribusikan kepada warga,' tuturnya.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Bagaimana kondisi warga Ganting setelah banjir? Sejumlah warga kini terpaksa tinggal sementara di tenda darurat setelah banjir bandang menghancurkan rumah mereka.
-
Apa jenis banjir di Ragiam, Sumatera Utara? Di Indonesia, daerah yang sering mengalami banjir lahar termasuk daerah sekitar gunung berapi aktif seperti Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Gunung Kelud di Jawa Timur, Gunung Sinabung di Sumatera Utara, dan Gunung Agung di Bali.
-
Kenapa warga Musi Rawas terdampak banjir? Banjir dengan ketinggan air mencapai 400 sentimeter menyebabkan 8.227 warga terdampak.
-
Siapa yang terdampak banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Data sementara hingga Senin (11/3), 21.000 keluarga (KK) terdampak dengan kerusakan rumah, fasilitas umum, lahan pertanian dan peternakan, yang ditimbulkan bencana itu.
Kondisi ini sudah berlangsung selama tiga hari sejak Jumat (17/12) lalu. Aktivitas warga pun lumpuh dan kini warga mengaku sangat membutuhkan bantuan.
"Sudah tiga hari ini sejumlah besar warga menderita. segala aktivitas terhenti, sibuk mengurus banjir," ujar salah satu warga, Jalal Nasution (54) pada Senin (20/12).
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Aktivitas Warga Lumpuh
Instagram/@humasrestapsel ©2021 Merdeka.com
Jalal mengatakan, mayoritas warga yang ada di wilayah tersebut bekerja sebagai petani, nelayan dan banyak juga yang berkebun. Kini warga hanya bisa pasrah, lantaran banjir seperti ini sudah menjadi langganan mereka hampir setiap tahunnya.
"Kami tidak memiliki kekuatan menghentikan riak air menerjang permukiman, jeritan tangis anak-anak, pilu para orangtua seolah pasrah, hanya Allah SWT yang tahu," ucapnya pilu.
Kondisi banjir di wilayah yang dihuni hampir 2000 jiwa tersebut cukup parah. Ratusan rumah warga bahkan hampir tenggelam dan penuh dengan ranting serta batang pohon yang terbawa arus air.
"Halaman sekitar 300 pintu rumah yang sebelumnya dihiasi bunga-bunga, kini sudah berubah kolam bak danau dengan yang dipenuhi ranting dan batang pohon," sebutnya.
Sampai saat ini, tidak ada korban jiwa dalam musibah banjir tersebut. Meski begitu, Jalal dan warga lainnya berharap agar air bisa segera surut.
Warga Butuh Bantuan
Kondisi pilu warga setempat diperparah dengan belum adanya bantuan dari pemerintah setempat yang dialokasikan untuk mereka. BPBD Tapsel memang sudah mendirikan tenda penampungan, hanya saja untuk bantuan belum disalurkan. "Kami saat ini butuh bantuan, mohon lah. Kami merasa sedih juga ketika melihat bantuan-bantuan hanya sekadar melintas dari depan kami menuju bencana banjir Mandailing Natal," ucapnya. Sementara itu, Forkopimda Tapsel pada Minggu (19/12) telah melakukan rapat koordinasi dan berencana akan segera menyalurkan bantuan logistik secara merata untuk warga terdampak bencana banjir, termasuk di Kelurahan Rianiate. Dapur umum juga segera didirikan untuk membantu para warga yang mengungsi. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lebih dari 320 KK menjadi korban banjir setelah sebuah tanggul di kawasan Perumahan Taman Mangu, Tangerang Selatan tak kuat menahan debit air hujan.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaSaat ini, posko banjir telah didirikan di dua lokasi yaitu Rambah dan Kunto Darussalam.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaBanjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaDari ratusan korban terdampak banjir, tampak seorang lansia yang berusia nyaris seabad diselamatkan polisi.
Baca SelengkapnyaSudah satu minggu banjir merendam kawasan itu namun air belum juga surut
Baca SelengkapnyaBanjir masih menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Riau, termasuk di Kabupaten Inhu
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin ini juga mengakibatkan akses jalan terputus karena jembatan rusak.
Baca SelengkapnyaBanjir kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada awal Februari lalu.
Baca SelengkapnyaBencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaIqbal mengatakan banjir yang terjadi di Kabupaten Muratara ini menggenangi sejumlah lokasi.
Baca Selengkapnya