Mengenal Sosok AA Navis, Penyair Asal Minang yang Tanggal Lahirnya Dijadikan Perayaan Internasional
Salah satu nama seniman Indonesia berdarah Minang terpampang di perayaan Internasional pada keputusan UNESCO baru-baru ini.
Salah satu nama seniman Indonesia berdarah Minang terpampang di perayaan Internasional pada keputusan UNESCO baru-baru ini.
Mengenal Sosok AA Navis, Penyair Asal Minang yang Tanggal Lahirnya Dijadikan Perayaan Internasional
Belum lama ini United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO telah menetapkan tanggal lahir dua pahlawan Indonesia sebagai hari perayaan internasional.
Penetapan ini telah berlangsung saat Sidang Umum ke-42 UNESCO di Paris, Perancis pada tanggal 22 November 2023 lalu. Kedua pahlawan yang ditetapkan sesuai tanggal lahirnya itu adalah Laksamana Malahayati dan A.A Navis.
-
Kenapa UNESCO menetapkan hari lahir A.A. Navis? Hari lahir A.A. Navis dan Malahayati dianggap pantas dirayakan di tingkat global, karena dua tokoh tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan UNESCO.
-
Apa karya A.A. Navis yang terkenal? Karyanya yang paling terkenal adalah cerita pendek berjudul 'Robohnya Surau Kami' (1956) dan novel Saraswati.
-
Di mana A.A. Navis lahir? A.A. Navis adalah sastrawan terkenal ayang lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat pada 17 November 1924.
-
Siapa yang dirayakan di Hari Puisi Indonesia? Hari Puisi Indonesia yang diperingati setiap tanggal 26 Juli merupakan momen bersejarah yang diinisiasi untuk menghormati salah satu maestro puisi Indonesia, Chairil Anwar.
-
Siapa yang dihormati di Hari Musik Nasional? Tanggal ini dipilih untuk menghormati kelahiran komposer ternama Indonesia, Profesor Dr. Gatot Soedarto, yang lahir pada tanggal 9 Maret 1929.
-
Siapa yang ulang tahun di Hari Musik Nasional? Tanggal ini dipilih karena merupakan hari ulang tahun dari W.R. Supratman, seorang musisi legendaris Indonesia.
Melansir dari indonesia.go.id, penetapan ini sebagai peringatan bersejarah dan hari jadi tokoh-tokoh terkemuka yang membantu dan membentuk peradaban. Jelas, kedua tokoh asal Indonesia tersebut merupakan sosok yang patut menjadi inspirasi dan mengapresiasi bentuk perjuangannya selama hidup.
Dari kedua tokoh tersebut, A.A. Navis namanya mungkin tidak begitu familiar di telinga masyarakat awam. Namun di kalangan pecinta sastra, Ia merupakan penulis dengan segudang karya yang memberikan warna pada sejarah sastra di Indonesia.
Sastrawan dari Minang
Ali Akbar Navis atau biasa disingkat dengan A.A. Navis lahir di Padangpanjang, Sumatera Barat pada 17 November 1924. Ia merupakan anak sulung dari 15 bersaudara.
Ia memiliki kehidupan yang jauh berbeda dari kebanyakan orang Minang yang dikenal hidup di perantauan. Namun dirinya telah memutuskan untuk menetap di sana karena keberhasilan itu bukanlah soal tempat dan lingkungan melainakan kreativitas itu sendiri.Navis bersekolah di Indonesisch Nederiandsch School (INS) selama sebelas tahun. Jarak rumah dan sekolah yang cukup jauh, di sela-sela itu ia menyempatkan untuk membaca karya sastra miliknya.
Gemar Membaca Karya Sastra
Melansir dari badanbahasa.kemdikbud.go.id, yang menjadi pemantik kesenangan beliau terhadap karya sastra yaitu ketika di rumahnya berlangganan majalah Panji Islam dan Pedoman Masyarakat.
Kedua orang tuanya pun lambat laun mulai mengetahui kegemaran anaknya tersebut. Kemudian, sang ayah memberikan uang agar Navis bisa membeli buku bacaan kesukaannya.Meski hanya menyelesaikan sekolah di INS, wawasan Navis pun begitu luas dan sangat menonjol dari teman-teman sebayanya. Bahkan, Navis juga membaca buku-buku mengenai ilmu pengetahuan. Sejak saat itu, ia memulai menulis kritik dan esai, salah satunya menyoroti tentang kelemahan cerpen Indonesia.
Meniti Karier
A.A. Navis memulai kariernya sebagai penulis sekitar tahun 1955 setelah karyanya mulai diakui.
Namun sebelumnya, ia sudah mulai aktif menulis sejak tahun 1950-an.
Beberapa karyanya yang sudah diakui itu muncul di beberapa majalah seperti Kisah, Mimbar Indonesia, Budaya, dan Roman. Selain Cerpen, Navis juga menulis naskah sandiwara untuk beberapa stasiun RRI. Ciri khas tulisan Navis biasanya bertemakan daerah dan keagamaan masyarakat Minangkabau.
Navis pun menyangkan bahwa banyak sekali pengarang yang memilih membuat cerita hiburan agar dapat terbut. Padahal, rencananya Navis ingin menerbitkan tulisan tentang kebangkitan umat Islam dan peristiwa kemiliteran.
Hasil Karya
Selama berkarya sebagai penulis, ia juga dibantu oleh istrinya dengan membaca hasil tulisannya.
Ia memperhatikan reaksi sang istri ketika membaca tulisannya dan menjadi tolok ukur bahwa sudah sesuai atau belum.
Di hari senjanya, ia mulai menggarap cerpen lagi dan juga novel. Akan tetapi banyak karyanya yang terbengkalai. A.A. Navis menghembuskan napas terakhir di Jakarta pada tahun 2004.
Beberapa hasil karyanya: Robohnya Surau Kami (kumpulan cerpen), Hujan Panas dan Kabut Musim (kumpulan cerpen), Kemarau, Saraswati si Gadis dalam Sunyi (novel) dan sebagainya.