Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 proses konsolidasi di industri telekomunikasi

5 proses konsolidasi di industri telekomunikasi Operator Indonesia. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Konsolidasi di sektor telekomunikasi sudah lumrah dilakukan. Wajar saja, telekomunikasi merupakan industri yang membutuhkan modal besar meski dari sisi pendapatan pun sangat menggiurkan.

Konsolidasi semakin mendesak dilakukan seiring dengan semakin menyempitnya frekuensi, sementara jumlah operator semakin hari semakin banyak. Teknologi telekomunikasi baru pun terus berdatangan dan membutuhkan alokasi frekuensi khusus agar bisa tetap menjaga interoperability dengan negara lain.

Dalam 10 tahun terakhir, merdeka.com mencatat terdapat lima proses konsolidasi operator telekomunikasi yang cukup besar dan cukup mempengaruhi peta persaingan industri.

Konsolidasi PT Indosat, PT Satelindo, dan PT IM3

Penggabungan keempat perusahaan itu resmi dilakukan pada 20 November 2003 menjadi satu entitas yaitu PT Indosat.Kasus ini merupakan jenis penggabungan badan usaha merger, dimana PT Indosat sebagai perusahaan yang menerima merger (absorbing company) tetap eksis sedangkan PT Satelindo, PT IM3, dan PT Bimagraha sebagai perusahaan yang bergabung (target company) akan dibubarkan demi hukum tanpa ada likuidasi.Perusahaan yang bergabung pun hampir semuanya dimiliki mayoritas Indosat. Bahkan IM3 dimiliki sampai 100 persen, sedangkan Satelindo 57,5 persen.Indosat sendiri dulunya merupakan penyelenggara telekomunikasi seluler, telepon tetap, dan MIDI (multimedia, komunikasi data dan internet), sedangkan Satelindo merupakan penyedia jarigan telekomunikasi internasional, seluler dan komunikasi satelit. Adapun, IM3 merupakan penyelenggara seluler GSM/DCS di pita 1800MHz.Tujuan utama penggabungan usaha dimaksud untuk menyatukan strategi dan mengkonsolidasikan sumber daya grup Indosat dengan fokus pada bisnis seluler yang tumbuh cepat dan memberikan margin yang tinggi.Bergabungnya Indosat, Satelindo, dan IM3 akan dapat mengurangi tingkat persaingan terutama di bisnis seluler saat itu, dan juga mengurangi tingkat resiko tidak tercapainya target penjualan. Saat itu, tidak ada pengurangan frekuensi baik dari sisi Indosat maupun Satelindo karena dimungkinkan, Indosat mengambil saham anak usahanya sendiri.

PT Mobile-8 Telecom dengan Smart Telecom

PT Smartfren Telecom Tbk (smartfren) awalnya bernama PT Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) sebelum bulan April 2011. Perusahaan ini awalnya dimiliki oleh PT Global Mediacom Tbk. Namun akibat krisis finansial dan penurunan penjualan produk, maka Perusahaan ini diakuisisi oleh Sinar Mas Group pada bulan November 2011.Oleh Sinar Mas, Smartfren kemudian dijadikan holding atau induk usaha dari PT Smart Telecom. Padahal, smartfren sendiri merupakan hasil merger dari PT Telekomindo Selular Raya (Telesera), PT Metro Selular Nusantara (Metrosel), PT Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo), dan PT Menara JakartaSaat itu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha menilai penggabungan antara Smart dengan Mobile-8 tidak menimbulkan efek persaingan tidak sehat karena baik dari sisi pelanggan maupun penguasaan frekuensi tidak memicu dominasi di industri.Kementerian Kominfo pun merasa tak perlu mengambil sebagian atau seluruh frekuensi keduanya karena yang terjadi adalah proses akuisisi, bukan merger, meski pergantian nama dari Mobile-8 menjadi Smartfren seharusnya tidak diperbolehkan karena kepemilikan frekuensi melekat pada nama perusahaan, bukan pemilik saham.

PT Bakrie Telecom dengan PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI)

Awalnya merupakan kerja sama pemasaran bersama, yaitu antara produk Esia dan Ceria, namun, akhirnya kedua perusahaan sepakat merger dan melebur ke Esia. STI sendiri menempati frekuensi 450MHz selebar 10MHz, sedangkan Vakrie Telecom di pita 850MHz selebar kurang dari 5MHz.Kedua perusahaan telah menandatangani Conditional Sale and Purchase Agreement/CSPA (CSPA) pada 13 Maret 2012.Dalam kurun waktu tiga tahun ke depan jika negosiasi selama perjanjian jual beli bersyarat berjalan mulus akan mengambil 100 persen saham STI. Sebagai imbalannya, Sampoerna Strategic akan menjadi pemegang saham BTEL yang cukup berarti.Frekuensi 450 MHz yang dimiliki STI itu memiliki jangkauan yang luas dan membutuhkan belanja modal yang murah untuk pengembangannya. Dalam proses mergernya STI dan Bakrie Telecom, KPPU juga menilai tidak menimbulkan dominasi baik frekuensi maupun pelanggan yang bisa menimbulkan persaingan tidak sehat.

Konsolidasi Telkom Vision dan CT Corp

Meski bukan operator besar, namun besarnya frekuensi yang ada di dalamnya menjadikan proses konsolidasi ini patut dicermati. Wajar saja, dengan frekuensi 200Mhz yang sebelumnya dimiliki 100 persen oleh Telkom, kini mayoritas dimiliki CT Corp.Namun, selama Telkom Vision belum berganti nama perusahaan, maka frekuensi memang tidak perlu diambil pemerintah karena frekuensi melekat pada nama, sedangkan bila mengubah namanya, otomatis pemerintah perlu mengkaji untuk mengambil sebagian atau seluruh frekuensinya.

PT XL Axiata Tbk dengan PT Axis Telekom

Tak seperti empat proses konsolidasi sebelumnya, yang relative 'adem ayem'. Proses konsolidasi antaar XL dan Axis menimbulkan hawa yang panas, bahkan bukan hanya di level industri, tapi juga di pemerintahan.Bukan rahasia lagi, dukung mendukung di tingkat regulator atau pemerintah sudah biasa terjadi, itu lah mengapa, hasil kajian Kominfo terkait proses konsolidasi antara XL dan Axis belum juga keluar, padahal XL sangat membutuhkannya untuk menentukan kelanjutan proses jual beli bersyarat tersebut.KPPU pun memberikan 'warning', apabila konsolidasi tersebut menimbulkan dominasi pelanggan maupun kepemilikan frekuensi yang mengganggu pasar, maka konsolidasi tersebut tak bisa dilaksanakan, kecuali Kominfo dengan bijak mengurangi jumlah frekuensi perusahaan gabungan, sehingga XL-Axis tidak mendominasi frekuensi.Namun, bila proses akuisisi yang dipilih XL, maka seharusnya tak ada pengambilan frekuensi, karena kedua perusahaan yaitu XL maupun Axis tetap ada. Namun, berarti tujuan konsolidasi yaitu pengurangan jumlah pemain dan efisiensi sumber daya tidak tercapai.

(mdk/ega)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Bangga! Satelit Telekomunikasi Milik Telkom Segera Meluncur
Indonesia Bangga! Satelit Telekomunikasi Milik Telkom Segera Meluncur

Satelit Merah Putih 2 ini akan menjadi tolak ukur perkembangan digitalisasi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kolaborasi BRI dan Telkomsel Hadirkan Ekosistem Finansial dan Digital Bagi Pekerjanya
Kolaborasi BRI dan Telkomsel Hadirkan Ekosistem Finansial dan Digital Bagi Pekerjanya

BRI berja sama dengan Telkomsel menghadirkan fasilitas dan layanan.

Baca Selengkapnya
Terus Komitmen Berikan Layanan Terbaik, Telkom Kembangkan Next-Generation Digital Connectivity
Terus Komitmen Berikan Layanan Terbaik, Telkom Kembangkan Next-Generation Digital Connectivity

Seiring dengan perkembangan di bidang teknologi, Telkom Indonesia terus mengembangkan layanan Next-Generation Digital Connectivity.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Telkom Beri Solusi Digitalisasi Bisnis Usaha Wisata Kecil Menengah
Telkom Beri Solusi Digitalisasi Bisnis Usaha Wisata Kecil Menengah

DigiTiket dari Indibiz tawarkan kemudahan pencatatan data dan sistem tiket.

Baca Selengkapnya
Survei: 58 Persen Perusahaan Indonesia Manfaatkan Teknologi Manajemen Rantai Pasok, Apa Untungnya?
Survei: 58 Persen Perusahaan Indonesia Manfaatkan Teknologi Manajemen Rantai Pasok, Apa Untungnya?

Tren digitalisasi manajemen rantai pasok akan terus bertumbuh karena transformasi digital telah menjadi bagian dari perencanaan strategi jangka panjang.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Soal Suap SAP: Kasus Lama, Skalanya Terlalu Kecil
Menkominfo Soal Suap SAP: Kasus Lama, Skalanya Terlalu Kecil

Budi menjelaskan, hal ini terjadi sebelum nama Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) berubah menjadi BAKTI.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Kabel Laut ini sebut Raih Pendapatan Rp 117 Miliar di Q1 2024, Begini Strateginya
Perusahaan Kabel Laut ini sebut Raih Pendapatan Rp 117 Miliar di Q1 2024, Begini Strateginya

Untuk meningkatkan bisnisnya, ada tiga fokus utama dalam pengembangannya.

Baca Selengkapnya
Cara Telkom Tawarkan Transformasi Digital di Sektor Pendidikan
Cara Telkom Tawarkan Transformasi Digital di Sektor Pendidikan

Telkom Indonesia melalui Indibiz menghadirkan solusi transformasi digital untuk pendidikan.

Baca Selengkapnya
Kolaborasi Strategis dalam Tingkatkan Keamanan Data, Ini Contohnya!
Kolaborasi Strategis dalam Tingkatkan Keamanan Data, Ini Contohnya!

Kolaborasi antara perusahaan, lembaga pemerintah, akademisi, dan penyedia solusi teknologi menjadi kunci.

Baca Selengkapnya