![Apple Terancam Didenda setelah Terindikasi Melanggar Ketentuan DMA](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/6/25/1719289828532-y7gmj.jpeg)
Apple Terancam Didenda setelah Terindikasi Melanggar Ketentuan DMA
Persoalan ini telah dilakukan penyelidikan oleh Komisi Eropa pada Maret lalu.
Persoalan ini telah dilakukan penyelidikan oleh Komisi Eropa pada Maret lalu.
Apple akan dikenakan denda hingga 10 persen dari pendapatan tahunan globalnya. Hal ini menyusul tindakan regulasi dari pejabat Uni Eropa.
Dalam temuan awal penyelidikannya, perusahaan tersebut melanggar aturan Digital Markets Act (DMA) dengan tidak membiarkan pengembang App Store secara bebas memberi tahu pengguna tentang opsi pembayaran alternatif di luar ekosistem Apple.
Mengutip Engadget, Selasa (25/6), jika Apple terbukti bersalah, Apple bisa menghadapi denda puluhan miliar dolar berdasarkan hukuman berat DMA.
Jika pelanggaran DMA terulang kembali, dendanya bisa mencapai hingga 20 persen dari pendapatan tahunan global.
Persoalan ini telah dilakukan penyelidikan oleh Komisi Eropa pada Maret. Komisi Eropa pada awalnya menemukan bahwa Apple telah melanggar apa yang disebut aturan anti-kemudi.
Perusahaan teknologi besar yang tunduk pada DMA diharuskan mengizinkan pengembang pihak ketiga memberi tahu pengguna tentang cara alternatif untuk melakukan pembelian tanpa membebankan biaya kepada pengembang untuk melakukannya.
Dalam temuan awal mereka, para pejabat memutuskan bahwa tidak ada persyaratan terbaru Apple yang membiarkan pengembang dengan bebas mendorong pelanggan menuju opsi pembayaran alternatif.
Komisi Eropa mencatat bahwa Apple tidak mengizinkan pengembang memberi tahu pengguna berapa banyak yang dapat mereka bayarkan di tempat lain.
"Proses link-out tunduk pada beberapa pembatasan yang diberlakukan oleh Apple yang mencegah pengembang aplikasi untuk berkomunikasi, mempromosikan penawaran, dan menyelesaikan kontrak melalui saluran distribusi pilihan mereka," kata Komisi Eropa dalam pernyataannya.
Meskipun Apple berhak menerima pembayaran itu karena telah membantu pengembang menemukan pelanggan baru melalui App Store, akan tetapi biaya yang dibebankan oleh Apple melebihi batas wajar. Sehingga menjadi persoalan tersendiri. Banyak pesaing Apple mengkritik perusahaan tersebut atas persyaratan baru ini.
Mengapa Apple memutuskan hal itu jika mereka benar-benar menghentikan pengembangan iPhone layar lipat?
Baca SelengkapnyaPemerintah tawarkan insentif menarik untuk Apple agar mau berinvestasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaNamun detilnya bagaimana, Ketua Umum Projo ini meminta publik menunggu.
Baca SelengkapnyaMeski enggan membicarakan bentuk investasi yang bakal dilakukan oleh Apple, namun Budi mengatakan saat ini Pemerintah masih mencari formula insentif terbaik.
Baca SelengkapnyaMendengar kabar tersebut, Presiden Jokowi menyebut sangat memprihatinkan
Baca SelengkapnyaPertemuan keduanya didampingi oleh Menkominfo Budi Arie Setiadi dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang
Baca SelengkapnyaDikutip dari laman CIRP – Apple Report dan GizChina, Kamis (7/3), banyak pemilik Android yang membeli iPhone yang bukan keluaran terbaru.
Baca SelengkapnyaAnomali telah terjadi. Di Amerika Serikat, justru bukan pasar utama iPhone. Mengapa?
Baca SelengkapnyaAda dua alasan mengapa orang-orang di China enggan pakai Apple.
Baca Selengkapnya