Belum Ada Robot Secanggih Apapun Bisa Kalah Kecepatan Lari Hewan
Ilmuwan mengaku sejauh ini belum ada robot yang mampu mengalahkan kecepatan lari hewan.
Ilmuwan mengaku sejauh ini belum ada robot yang mampu mengalahkan kecepatan lari hewan.
Belum Ada Robot Secanggih Apapun Bisa Kalah Kecepatan Lari Hewan
-
Mengapa Robot AI lebih cepat dibanding manusia? Rekor robot ini sekitar 10 kali lebih cepat dibanding rekor tercepat manusia dalam memecahkan Rubik, yang diraih oleh Max Park pada tahun 2023 dengan kecepatan 3,13 detik.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan tentang kecepatan lari cheetah? Tim peneliti internasional dari Imperial, Universitas Harvard, Universitas Queensland, dan Universitas Sunshine Coast berupaya mencari tahu alasannya. Para ilmuwan telah menemukan titik yang menjelaskan mengapa hewan yang bergerak cepat seperti cheetah dapat mencapai kecepatan tinggi.
-
Apa kemampuan robot anjing China? Para peneliti di China telah menciptakan robot anjing bertenaga AI yang memiliki kemampuan untuk melompati permukaan asteroid yang kasar dan memiliki gravitasi rendah.
-
Bagaimana robot berjalan seperti manusia? Sebuah kelompok peneliti dari Sekolah Pascasarjana Teknik Universitas Tohoku telah mereplikasi jalan robot mirip manusia. Mereka menggunakan model muskuloskeletal – yang dikendalikan oleh metode kontrol refleks yang mencerminkan sistem saraf manusia.
-
Dimana robot anjing China diuji? Dengan teknologi suspensi udara, mereka mengembangkan platform simulasi gravitasi mikro untuk menguji teknik kontrol dan memastikan robot dapat mendarat dengan aman, memodifikasi arah lompatan berikutnya, atau mengoreksi penyimpangan ketinggian selama jatuh bebas.
-
Bagaimana perbedaan jalan dan lari dalam kecepatannya? Perbedaan jalan dan lari berikutnya bisa dilihat dari kecepatan. Jalan kaki dilakukan dengan kecepatan yang lebih lamban dibandingkan lari. Bahkan, saat orang lari cenderung akan memaksimalkan kecepatannya untuk tujuan tertentu. Jika dibandingkan dalam angka, jalan kaki lambat hanya memiliki kecepatan rata-rata sekitar 5 km/jam atau 8 km/jam untuk jalan cepat. Sedangkan lari kecepatan lambat memiliki laju rata-rata 10 km/ jam, dan lari cepat memiliki kecepatan rata-rata hingga 44 km/jam.
Perdebatan antara evolusi dan teknologi dalam menciptakan robot yang dapat berlari secepat hewan telah menjadi sorotan.
Meskipun teknologi robotik telah menunjukkan kemajuan yang signifikan, kinerja keseluruhan robot masih kalah jauh dibandingkan dengan kemampuan hewan.
Hal ini menyoroti perlunya fokus pada integrasi sistem dan pengendalian yang lebih baik dalam pengembangan robotika.
Dilansir dari SciTechDaily, Selasa (30/4), para insinyur robotik telah berusaha keras selama beberapa dekade dan mengalokasikan dana penelitian besar untuk menciptakan robot yang bisa bergerak seperti hewan.
Namun, hingga saat ini masih banyak hal yang bisa dilakukan oleh hewan namun sulit dilakukan oleh robot.
Dr. Max Donelan dari Universitas Simon Fraser menyatakan bahwa hewan memiliki daya tahan, kelincahan, dan kekokohan yang sulit ditiru oleh robot.
“Seekor rusa kutub dapat bermigrasi sejauh ribuan kilometer melalui medan yang berat, kambing gunung dapat memanjat tebing, menemukan pijakan yang tampaknya tidak ada di sana, dan kecoak dapat kehilangan satu kaki dan tidak dapat melambat,” ujar Dr. Max Donelan.
“Kami belum memiliki robot yang mampu memiliki daya tahan, kelincahan, dan kekokohan seperti ini.” imbuhnya.
Untuk memahami mengapa robot masih tertinggal dibandingkan hewan, para ilmuwan dan insinyur telah melakukan studi terperinci yang membandingkan berbagai aspek dalam pergerakan robot dengan hewan.
Studi ini menunjukkan bahwa meskipun komponen biologis individu lebih unggul dalam beberapa aspek, keunggulan hewan terletak pada integrasi dan pengendalian komponen-komponen tersebut.
Sebuah tim interdisipliner yang terdiri dari ilmuwan dan insinyur dari berbagai universitas riset terkemuka telah mempelajari lima "subsistem" yang digunakan untuk membuat robot berjalan, yaitu kekuatan, rangka, aktuasi, penginderaan, dan kontrol, serta membandingkannya dengan subsistem biologis yang setara. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun kinerja komponen rekayasa lebih baik, hewan tetap unggul dalam hal pergerakan secara keseluruhan.
Meskipun demikian, terdapat optimisme dalam kemajuan robotika.
Para peneliti mencatat meskipun robotika hanya memiliki waktu yang singkat untuk mengembangkan teknologinya dibandingkan dengan evolusi hewan yang telah berlangsung jutaan tahun, kemajuannya tetap signifikan.
Mereka berpendapat bahwa dengan pendekatan yang tepat, rekayasa robot dapat berkembang lebih cepat daripada evolusi.
Selain tantangan teknis, robot berpotensi memiliki banyak manfaat praktis. Mereka dapat digunakan dalam situasi-situasi yang sulit dijangkau oleh manusia, seperti pengiriman di lingkungan terpencil atau penanganan material berbahaya.
Oleh karena itu, pengembangan teknologi robot yang lebih baik di masa depan diharapkan akan memperluas potensi penerapannya.