Benarkah Perubahan Iklim Bikin Badai Makin Ekstrim? Ini Penjelasan Ilmuwan
Laporan terkait badai ekstrem kerap terjadi. Benarkah hal ini dipengaruhi oleh perubahan iklim?

Badan Meteorologi Amerika Serikat menginformasikan bahwa badai Milton yang melanda Florida membawa angin dengan potensi menimbulkan bencana, gelombang badai, dan hujan yang sangat lebat.
Milton merupakan badai kesembilan yang diprediksi akan berlangsung hingga akhir November 2024. Sering kali, dampak buruk dari badai yang semakin parah dihubungkan dengan isu perubahan iklim.
Apakah perubahan iklim berpengaruh terhadap badai? Menganalisis dampak perubahan iklim pada setiap siklon tropis merupakan suatu tantangan. Badai cenderung bersifat lokal dan berlangsung dalam waktu singkat, serta dapat bervariasi secara signifikan dalam berbagai kondisi.
Namun, kenaikan suhu laut memengaruhi badai ini dalam beberapa cara yang dapat diukur. Pertama, suhu laut yang lebih tinggi memungkinkan badai menyerap lebih banyak energi, yang mengakibatkan kecepatan angin yang lebih tinggi.
Rekor suhu permukaan laut yang tinggi adalah alasan utama mengapa para ilmuwan di AS memperkirakan bahwa musim badai Atlantik akan berada di atas rata-rata untuk tahun 2024. Suhu tinggi ini terutama disebabkan oleh emisi gas rumah kaca dalam jangka panjang, seperti yang dilaporkan oleh BBC pada Rabu (9/10).
Kedua, atmosfer yang lebih hangat mampu menampung lebih banyak kelembapan, sehingga menyebabkan hujan yang lebih deras.
Tingkat Permukaan Laut Meningkat

Perubahan iklim telah meningkatkan kemungkinan terjadinya curah hujan ekstrem seperti yang terjadi pada Badai Harvey di tahun 2017, dengan perkiraan bahwa kejadian tersebut menjadi hampir tiga kali lebih mungkin. Selain itu, kenaikan permukaan laut, yang disebabkan oleh pencairan gletser dan lapisan es serta ekspansi air yang lebih hangat, juga berkontribusi.
Faktor-faktor lokal dapat mempengaruhi situasi ini, yang mengakibatkan gelombang badai terjadi di atas permukaan laut yang sudah tinggi, sehingga memperburuk risiko banjir di daerah pesisir.
Contohnya, ketinggian banjir yang dihasilkan oleh Badai Katrina pada tahun 2005—salah satu bencana badai paling mematikan di AS—diperkirakan 15-60 persen lebih tinggi dibandingkan dengan yang seharusnya terjadi berdasarkan kondisi iklim pada tahun 1900.
Secara keseluruhan, IPCC menegaskan bahwa ada "keyakinan tinggi" bahwa aktivitas manusia telah berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan yang berhubungan dengan siklon tropis, serta "keyakinan sedang" bahwa manusia juga telah meningkatkan kemungkinan terjadinya siklon tropis yang lebih kuat.