Deretan bahaya WhatsApp, bisa mata-matai dan disusupi hacker
Merdeka.com - Ternyata untuk bisa memata-matai seseorang, tak perlu hingga tingkatan intelejen untuk melakukannya. Secara mengkhawatirkan, dengan sebuah aplikasi dan terdaftarnya seseorang ke aplikasi messagingWhatsApp , kita sudah bisa memata-matainya.
Melansir Metro.co.uk, sebuah aplikasi iOS baru untuk iPhone dan iPad mengklaim diri dapat menggunakan status online maupun offline dari WhatsApp, untuk 'mengintai' seseorang. Aplikasi ini bernama ChatWatch. Aplikasi ini, sebagaimana disebut secara resmi oleh deskripsi aplikasinya, mulanya ditujukan untuk menemukan "teman, keluarga, atau apa yang dilakukan karyawan." Bahkan, aplikasi ini bisa tetap bisa mengintai meski fungsi 'Last Seen' dimatikan.
Aplikasi ini menarik tarif 2 dollar per minggu untuk memantau dua orang nomor yang terdaftar WhatsApp, di mana aplikasi ini akan memberitahu Anda jika nomor tersebut online atau offline. Anda juga dapat membayar lebih untuk mengintai 10 orang sekaligus.
-
Apa saja dampak dari penipuan WhatsApp? 'Phising ini di mana kita akan dikirimkan sebuah informasi yang sifatnya urgent, biasanya mengaku dari pihak bank yang meminta konfirmasi pilihan biaya transaksi, di mana di dalam wa tersebut akan ada link ke sebuah website yang kita harus isi data diri kita termasuk data perbankan dan lainnya,' ungkap dia kepada Merdeka.com, Kamis (31/8).
-
Apa modus penipuan akun WhatsApp ? Dalam tangkapan layar yang beredar, akun tersebut mencatut nama serta foto profil Ridwan Kamil, dengan nomor +62 889-7553-8003.
-
Bagaimana modus penipuan WhatsApp bekerja? 'Setelah itu kita akan ditawarkan untuk seolah-olah membeli kumpulan tugas lain yg lebih besar pembayarannya dan ternyata pada saat tugas akan selesai, kita tidak bisa menyelesaikan dengan berbagai alasan dan kita akan diminta lagi untuk melakukan topup supaya misi bisa terselesaikan. Padahal bisa saja setelah beberapa kali menerima topup dari kita mereka langsung menghilang dan mengganti nomor,' jelas Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC)
-
Gimana cara penipu WhatsApp? Umumnya, oknum penipu akan mengirimkan beberapa bentuk file yang harus Anda waspadai.
-
Mengapa penipuan WhatsApp semakin sering terjadi? Masalahnya adalah masih sedikit orang yang benar-benar memahami jenis-jenis penipuan melalui pesan WA.
-
Siapa saja yang menjadi korban penipuan WhatsApp? Saat ini makin banyak jenis-jenis penipuan yang kerap diterima melalui pesan WhatsApp atau WA. Korbannya pun sudah ada.
Ditulis dalam deskripsinya, aplikasi ini dapat tahu kapan seseorang pergi tidur, berapa lama mereka tidur, pola durasi chat antar sesama pengguna WhatsApp sambil mengkalkulasi dan melihat kemungkinan berapa lama mereka berbicara setiap hari dengan pembelajaran mesin.
Aplikasi ini juga menyediakan linimasa aktivitas orang yang Anda intai, yang berisi jam-jam mereka melakukan sesuatu di WhatsApp seperti chat, telepon, berganti status, dan lainnya. Aplikasi ini juga disebut ingin memfasilitasi para atasan untuk mengintai produktivitas kerja karyawannya.
ChatWatch sendiri ketika berita ini diturunkan, sudah tidak lagi bisa ditemukan di App Store milik Apple. Pihak ChatWatch mengaku tidak mengetahui alasan Apple menghapus aplikasi tersebut. Berdasarkan hasil laporan dan penelusuran Tekno Liputan6.com pun,ChatWatch di WhatsApp memang sudah tidak ada di App Store.
"Untuk alasan yang kami tidak ketahui, Apple telah menangguhkan aplikasi kami dari App Store. Kami sedang menyiapkan versi web agar bisa dirilis secepatnya dan berdikusi dengan Apple terkait keputusannya," sebut ChatWatch seperti melansir The Next Web.
Hacker China susupi WhatsApp
Sebelumnya, isu keamanan juga menjadi sorotan layanan olah pesan milik Facebook, WhatsApp. Alasannya, Angkatan Darat (AD) India dilaporkan baru saja menyebut WhatsApp digunakan peretas asal Tiongkok untuk mencuri data pengguna.
Dikutip dari Economic Times India, Selasa (20/3/2018), AD India melalui Additional Directorate General of Public Interface sudah membuat peringatan melalui akun Twitter-nya.
"Tetap waspada, tetap waspada, tetap aman! Tiongkok sedang berusaha menembus dunia digital," ujar salah satu pejabat resmi angkatan darat India, melalui video yang diunggah di Twitter tersebut.
Menurut unggahan itu, Tiongkok menggunakan banyak platform untuk melakukan penetrasi ke dunia digital pengguna internet. Salah satunya lewat grup di WhatsApp.
"Biasanya ada nomor dengan kode wilayah Tiongkok masuk dalam grup chat dan mengeluarkan seluruh data," tulis akun tersebut.
Untuk informasi, sejak empat bulan lalu, AD India memang sudah memperingatkan para tentara untuk tak lagi menggunakan sejumlah aplikasi, termasuk WhatsApp.
AD India juga menyarankan pengguna WhatsApp di India untuk selalu waspada dan meminta mereka mengecek anggota yang ada dalam grup chat-nya, terutama apabila ada nomor dengan awalan +86 dalam grup.
Otoritas tersebut juga meminta pengguna untuk tetap berhati-hati saat saat mengganti nomor ponsel. "Jika kamu mengganti kartu SIM, segera hancurkan seluruhnya," tulis AD dalam keterangannya.
Hal ini menambah panas tensi kedua negara yang sebelumnya sudah tinggi. China dan India sedang dalam perebutan wilayah perbatasan di daerah Tibet yakni Doklam. Soal hacker diWhatsApp pun tentu akan membuat ketegangan kedua negara jadi makin memuncak.
Sumber:Liputan6.com
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengimbau masyarakat agar mewaspadai penipuan dengan modus tersebut.
Baca SelengkapnyaPenipuan dengan modus File APK masih terus mengintai masyarakat Indonesia. Masyarakat diminta waspada saat menerima pesan WhatsApp atau SMS dari orang lain.
Baca Selengkapnyaviral unggahan video yang mengimbau pengguna Whatsapp untuk tidak menekan tombol block.
Baca SelengkapnyaWhatsApp selalu berusaha untuk meningkatkan keamanan bagi para penggunanya.
Baca SelengkapnyaKorban akan dimintai data pribadi perbankan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaJangan asal klik jika terima pesan WhatsApp berupa file dari orang yang tidak dikenal
Baca SelengkapnyaNasabah Bank BRI di Malang menjadi korban penipuan bermodus file APK yang dikirim melalui Whatsapp. Akibatnya, dia kehilangan Rp559,9 juta dari rekeningnya.
Baca SelengkapnyaSalah satu nasabah tabungan di Kota Malang, Jawa Timur harus kehilangan saldo di rekeningnya hingga Rp1,4 miliar.
Baca SelengkapnyaPastikan Anda tidak mengirimkan data pribadi dengan sembarangan, karena ini bisa dipergunakan untuk membobol rekening Anda.
Baca SelengkapnyaPenipu biasanya akan meminta informasi pribadi atau transfer dana dengan dalih verifikasi
Baca SelengkapnyaWhatsApp sedang menguji fitur username dan PIN untuk meningkatkan privasi pengguna. Fitur ini memungkinkan komunikasi tanpa mengungkapkan nomor HP pengguna.
Baca SelengkapnyaApabila terlanjur mengklik file bodong, segera matikan semua koneksi, bisa dengan mengaktifkan mode pesawat atau mengklik pada ikon data.
Baca Selengkapnya