Dua Hal ini Jadi Alasan Utama Kebocoran Data Masih Marak
Dua alasan ini menjadi perihal utama kenapa kebocoran data masih marak khususnya di Indonesia.

Di era digital saat ini, kebocoran data menjadi ancaman yang semakin nyata bagi berbagai industri. Menurut laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), sepanjang 2024 terjadi lebih dari 120 juta serangan siber, dengan ransomware sebagai salah satu ancaman terbesar.
Gangguan pada Pusat Data Nasional (PDN) tahun lalu menunjukkan bahwa serangan siber bisa berdampak besar tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi layanan publik.
Lantas, mengapa hal ini kerap terjadi?
Clara Hsu, Country Manager Synology, mengungkapkan dua alasan utama mengapa kebocoran data masih marak terjadi.
Pertama, ransomware semakin canggih dan hacker kini memiliki teknik serangan yang lebih lihai dan sulit terdeteksi.
Menurutnya, ransomware umumnya masuk melalui komputer karyawan biasa. Dari sana, serangan dapat menyebar ke seluruh jaringan yang terhubung.
Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan edukasi menyeluruh kepada semua karyawan agar lebih waspada terhadap berbagai metode serangan yang terus berkembang.
"Cara mereka menyerang kini semakin beragam dan tidak mudah dikenali, seperti phishing email yang tampak biasa saja. Karena itu, edukasi menjadi sangat penting. Tim IT mungkin sudah paham, tetapi banyak karyawan lainnya yang masih belum menyadari bahwa mereka bisa menjadi pintu masuk ransomware," jelas dia saat diskusi dengan media di Jakarta, Kamis (20/2).
Alasan kedua adalah kurangnya pemahaman dalam memaksimalkan teknologi keamanan yang sudah tersedia. Misalnya saja di Synology yang telah menghadirkan fitur ActiveProtect.
Fitur ini tidak hanya memberikan perlindungan data yang solid, tetapi juga menyederhanakan proses backup dan pemulihan data dengan fitur-fitur otomatis. Solusi ini memastikan bahwa data perusahaan tetap aman bahkan saat menghadapi serangan ransomware yang kompleks.
"Banyak perusahaan belum mengetahui cara memanfaatkan fitur keamanan yang sudah dimiliki. Oleh karena itu, training, edukasi, dan awareness menjadi kunci untuk meningkatkan keamanan data," terangnya.