Hati-Hati Risiko Phishing di Facebook Berkedok Teman
Merdeka.com - Beberapa waktu lalu, perusahaan keamanan siber CyberNews mengungkap laporan investigasi terkait operasi phishing berskala besar di jejaring sosial terpopuler Facebook.
Dalam laporan itu, perusahaan mengungkap kampanye phishing Facebook tersebut sangat berbahaya dan berpotensi mencuri informasi pribadi korban.
Kampanye phishing Facebook ini menggunakan metode "Is that you" (Apakah itu kamu) yang sudah lama dan sering munculan di platform media sosial milik Mark Zuckerberg tersebut.
-
Di mana hacker menyebarkan phishing? Pada saat yang sama, perangkat phishing canggih baru — templat halaman phishing yang sudah dibuat sebelumnya — yang dibuat dengan alat otomatis terus muncul di dark web, sehingga memungkinkan semakin banyak penyerang untuk menyebarkan situs phishing paling efektif yang meniru platform game populer.
-
Bagaimana hacker melakukan serangan phishing? Pelaku ancaman akan mengirim pesan phishing berisi kode QR; meminta penerima pesan untuk memindai kode tersebut, dan mengarahkan mereka ke laman palsu yang bisa menyerap identitas atau data yang bersifat privasi dan rahasia.
-
Bagaimana modus penipuan di Facebook terkait Jusuf Hamka? Melansir dari Kominfo, informasi yang beredar merupakan modus pencurian data ataupun terhubung dengan pinjaman online ilegal.
-
Apa saja dampak dari penipuan WhatsApp? 'Phising ini di mana kita akan dikirimkan sebuah informasi yang sifatnya urgent, biasanya mengaku dari pihak bank yang meminta konfirmasi pilihan biaya transaksi, di mana di dalam wa tersebut akan ada link ke sebuah website yang kita harus isi data diri kita termasuk data perbankan dan lainnya,' ungkap dia kepada Merdeka.com, Kamis (31/8).
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Bagaimana kejahatan siber dilakukan? Di balik layar monitor, para pelaku kejahatan siber beroperasi dengan kecanggihan yang semakin meningkat, menggunakan berbagai teknik seperti phising, malware, dan social engineering untuk mencuri data berharga atau merusak infrastruktur digital.
Dalam aksinya, pelaku akan berpura-pura sebagai "teman" korban dengan mengirimkan pesan yang mengklaim telah menemukan video atau gambar target di dalamnya.
Saat diklik, korban akan dibawa ke berbagai situs web yang dibuat agar dapat mengetahui lokasi, jenis perangkat, dan sistem operasi yang digunakan.
Setelah mendapatkan informasi, korbannya akan dilempar ke laman phishing Facebook berbahaya dengan upaya untuk mendapatkan kredensial lainnya. Sebagaimana dikutip dari laporan CyberNews via Tekno Liputan6.com.
Adapun kampanye phishing Facebook ini diberi nama Tamo Trabajando, yang berarti "kami sedang bekerja".
Target Kampanye
Lebih lanjut, kampanye phishing Facebook "Is that you" terbaru kali ini menargetkan penduduk Jerman.
Berdasarkan petunjuk, CyberNews meyakini pelaku berasal dari negara berbahasa Spanyol dan mungkin tinggal di Republik Dominika.
Per 8 Februari 2021, CyberNews mengklaim korban yang tertipu dengan kampanye phishing Facebook ini melebihi 480.000, dimana 77 persen dari angka itu berasal dari Jerman.
Sedang Diusut
Saat ini, aksi phishing ini sudah masuk ranah hukum dan diinvestigasi oleh CERT Jerman, Facebook, wal.ee, dan polisi siber Republik Dominika.
Laporan terkini mengungkap, pencetus kampanye phishing Facebook ini menggunakan signature "BenderCrack.com".
Meski domin ini sudah tidak aktif lagi, sebuah Facebook Page tampak memiliki hubungan dengan pembuat link berbahaya tersebut.
Sumber: Liputan6.comReporter: Yuslianson
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar narasi utang bank dan pinjol bisa lunas hanya unggah nomor rekening di Facebook
Baca SelengkapnyaKepada masyarakat diimbau agar berhati-hati terhadap penipuan yang mengatasnamakan Pos Indonesia.
Baca SelengkapnyaJangan sampai jadi korban berikutnya, saatnya lebih waspada dengan modus kejahatan soceng.
Baca SelengkapnyaAkun media sosial resmi Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri selalu ditandai dengan centang biru.
Baca SelengkapnyaAkun media sosial resmi Jusuf Hamka hanya @jusufhamka di Instagram dan @mohjusufhamka_official di Tiktok.
Baca SelengkapnyaMenjelang lebaran, penipuan marak terjadi. Waspadalah!
Baca SelengkapnyaSemua informasi dapat dilihat pada website www.bankmandiri.co.id dan media sosial resmi Bank Mandiri
Baca SelengkapnyaSalah satu nasabah tabungan di Kota Malang, Jawa Timur harus kehilangan saldo di rekeningnya hingga Rp1,4 miliar.
Baca SelengkapnyaKorban akan dimintai data pribadi perbankan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaBRI hanya menggunakan saluran resmi website dan sosial media sebagai media komunikasi.
Baca SelengkapnyaNasabah BSI diminta untuk waspada terhadap modus penipuan
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca Selengkapnya